~ARFAN~
Happy reading
•
•
•
Angin malam berhembus perlahan, membelai tubuh ringkis milik Fanya. Nampak kini Ia tengah duduk di balkon kamar, dengan mata sembab dan hidung yang memerah.
"Fan, kita makan dulu yuk," ajak Arka menghampiri Fanya.
Tanpa jawaban, Fanya hanya diam, menatap kosong langit malam. Kini ia nampak sangat hancur dan kacau, seperti seseorang yang tak memiliki tujuan hidup.
"Fan," panggil Arka sekali lagi, sembari merangkul bahu milik Fanya.
Seketika Fanya menoleh pada Arka dan menatap bertanya pada lelaki itu.
"Kita makan dulu yuk. Kasian dede bayi nya, belum di kasih makan," titah Arka mngelus pelan perut Fanya.
Sekali lagi Fanya tak menjawab dan hanya menatap dalam mata lelaki itu, dengan buliran air mata yang mulai membendung di pelupuk matanya, bersiap untuk meluncur membasahi pipi mulusnya.
"Suhtt. Jangan nangis lagi dong," ucap Arka mencegat air mata Fanya yang hendak jatuh membasahi pipi sang istri.
"Gue takut," lirih Fanya pelan sangat pelan. Hanya dua kata yang Fanya ucapkan, namun mampu membuat Arka merasakan kesedihan yang sama seperti Fanya rasakan.
"Gue ada di sini, Fan. Lo gak sendiri," sahut Arka menenangkan Fanya.
"Gimana ya nasib kita nanti?" ucap Fanya bertanya-tanya. Ia menyenderkan kepalanya di bahu Arka. Lalu ia bangun menatap mata Arka. "Gue takut, Arka. Gue takut kita dikeluarin dari sekolah. Gue nggak mau itu terjadi, gue masih mau sekolah, gue masih mau ketemu sama temen-temen, sama Raya dan yang lainnya," racau Fanya seperti orang gila. Air matanya tak bisa ia tahan lagi.
Sontak Arka langsung memeluk Fanya, dan menenagkan sang istri. "Fanya, Fanya, diem. Tatap mata gue," tegas Arka, menangkup wajah Fanya dengan kedua tangannya.
"Lo gak usah mikirin masalah itu terus. Kalau kita di keluarin dari sekolah, kita bisa home schooling, Fan. Yang terpenting saat ini, lo harus jaga kesehatan lo, demi buah hati kita," ucap Arka menatap wajah Fanya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Tap-"
"Suhtt," geleng Arka pelan sembari menyodorkan jari telunjuknya tepat di depan bibir Fanya agar ia diam.
"Ayo kita masuk ke dalam. Inget kata Dokter, harus jaga kesehatan dan gak boleh kecapean," ucap Arka mengajak Fanya masuk ke kamar untuk beristirahat.
***
Pagi hari, saat pukul 06.43, nampak Fanya dan Arka tengah sarapan bersama Lisa dan Hendra di meja makan. Terlihat Fanya kini tengah melamun sembari mengaduk-aduk susu yang telah di buatkan untuknya.
"Sayang, di minum dong. Masa cuma di aduk-aduk doang," celetuk Lisa menatap Fanya yang hanya diam tak bersuara.
Meski Lisa telah menegurnya, namun Fanya tak mendengarkan dan tetap melamun dengan tatapan penuh kekosongan. Hingga Arka yang berada di sampingnya pun geram dengan Fanya yang tak kunjung meminum susu yang telah dibuatkan untuknya.
"Di minum, Sayang," ucap Arka mengangkat gelas berisi susu dan menyodorkannya ke hadapan Fanya, hingga membuat sang empu tersadar dari lamunannya.
"Ayo minum," lanjut Arka menatap datar wajah Fanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFAN [SUDAH TERBIT]
أدب المراهقين[Sudah terbit & Part masih lengkap] ARFAN itu singkatan [Arka Fanya] 🎧🎧 Arka zaidan adhinata, adalah siswa baru pindahan dari USA. Ia mempunyai bakat dalam bermain musik DJ. Biasa dipanggil dengan DJ AR. Ia juga dikenal sebagai siswa yang cool di...