Chapter 25

103K 10.5K 727
                                    

~ARFAN~

Happy reading

Sehari sebelum acara perlombaan di mulai. Pada malam hari tepatnya pukul 18.42 di kediaman Mahendra Adhinata, nampak semua anggota keluarga tengah duduk di meja makan, sembari menyantap makan malam yang telah tersaji di hadapan mereka.

Di sela-sela keheningan yang terjadi diantara mereka, seketika Hendra angkat bicara, memecah keheningan.

"Arka, tadi siang Nenek telepon, dan bilang ke Papa, kalau nenek kangen sama kalian berdua," ucap Hendra memberitahukan kepada Arka dan Fanya bahwa Ratih merindukan mereka berdua.

"Nenek kangen? Yaudah kalau gitu besok Arka sama Fanya nginep di rumah Nenek," jawab Arka, namun Fanya langsung menyanggahnya.

"Nggak bisa," sanggah Fanya menatap Arka.

Seketika Arka melirik Fanya. "Kenapa?" ketusnya, sebelum Fanya melanjutkan ucapannya.

Gadis itu mengalihkan pandangan kepada Hendra dan Lisa. "Maaf, Pi, Mi. Besok ada perlombaan Drama Musikal di sekolah. Fanya sama Arka belum bisa nemuin Nenek," jawab Fanya, kembali menatap Arka. Mengingatkan akan perlombaan Drama. "Kebetulan Arka sama Fanya dapat peran utama dalam Drama itu," lanjut, jelasnya pada mertuanya.

Hendra dan Lisa mengangguk paham. "Ooh, yaudah nggak apa-apa. Kalau gitu besok lusa aja kalian nginap di rumah Nenek," ujar Hendra pada anak dan menantunya.

Lisa ikut mengangguk, menyetujui saran Hendra. "Iya, benar kata Papi. Besok lusa aja kalian berdua nginap di rumah Nenek, nanti Papi sama Mami bilangin ke Nenek," lanjut Lisa mengulangi perkataan suaminya.

"Yaudah, Arka nurut aja," sahut Arka yang dibalas senyuman oleh Fanya.

Setelah itu mereka melanjutkan makan malam dengan hening.

Pagi hari saat pukul 04.38. Terlihat Fanya sudah bangun lebih dulu dari Arka, ia saat ini tengah memberesi keperluan yang akan ia dan Arka kenakan saat Drama nanti.

Tidak lama setelah itu adzan subuh berkumandang. Ia membangunkan Arka yang masih tertidur pulas.

"Arka, bangun," ucap Fanya membangunkan Arka.

Seperti biasa Arka sulit untuk dibangunkan. "Arka, bangun. Udah subuh," ulangnya sekali lagi membangunkan Arka, sambil menepuk-nepuk pelan lengan lelaki itu.

Sang empu menggeliak. Menggercapkan matanya dan menguap. "Huaamm... Apa?" tanyanya dengan mata yang belum terbuka seutuhnya.

"Bangun, udah subuh. Kita berangkat pagi loh," jawab Fanya memberitahu Arka.

"Eemm. Iya," jawab Arka dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, lalu ia pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap ibadah dan juga mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah.

ARFAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang