~ARFAN~
Happy reading
•
•
•
Kini semua anggota keluarga termasuk kedua orang tua Fanya telah berkumpul di salah rumah sakit yang ada di Bandung, dimana tempat Ratih dibawa.
Terlihat kecemasan dan kekhawatiran di wajah mereka semua. Saat ini yang hanya bisa mereka lakukan yaitu berdoa untuk kondisi Ratih.
Keadaan Ratih saat ini benar-benar mengkhawatirkan, sebab akhir-akhir ini kondisinya memang sedang drop.
Di depan pintu ruangan tempat Ratih rawat, Arka duduk dengan posisi berjongkok, memegangi kepalanya frustasi melihat orang yang ia sayangi terbaring lemah di dalam ruangan itu.
Di sisi lain, Fanya sedari tadi memperhatikan Arka tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Kasihan dengan kondisi Arka yang sedang terpuruk, ia mencoba mendekati lelaki itu, menggenggam tangannya dan mengelus punggung Arka. Mencoba menguatkan lelaki itu. "Arka, lo yang tenang, ya?" ucap Fanya menenangkan Arka.
Lelaki itu melirik gadis yang saat ini berada di sampingnya. Ia menggeleng. "Gimana gue bisa tenang, Fan? Lo liat sendiri kondisi Nenek sekarang gimana," sahut Arka sendu. Matanya berkaca-kaca.
Mendengar ucapan dari Arka, membuat Fanya tak berani lagi berbicara, sebab terlihat dari wajah lelaki itu bahwa ia benar-benar sangat sedih dan cemas saat ini.
Ia hanya mampu menenangkan Arka dengan selalu berada di sampingnya dan menggenggam erat tangan Arka yang terasa dingin.
***
Setelah lumayan lama mereka menunggu, akhirnya Dokter keluar dari ruangan Ratih, dengan wajah sendu ia berkata bahwa Ratih tidak bisa diselamatkan, akibat benturan yang terjadi di kepalanya, terlebih kondisi Ratih memang sedang drop.
Mendengar ucapan dari Dokter, seketika suasana pecah dengan tangisan yang tak tertahankan.
"NGGAK! LO BOHONG, KAN, DOK?" timpal Arka, tanpa ada sopan santun lagi terhadap Dokter.
"Tidak, saya tidak berbohong-" sahut Dokter itu namun langsung disanggah oleh Arka dengan amarah.
"CUKUP! SEKALI LAGI LO BILANG NENEK GUE UDAH NGGAK ADA. HABIS LO!" sanggah Arka marah, meraik kerah baju yang dikenakan oleh Dokter yang menangani Ratih - Dokter Alex namanya.
Sontak semua orang langsung melerai emosi Arka. Mereka mencoba menenangkan Arka, terutama Fanya. Gadis itu langsung memeluk Arka saat lelaki yanh berstatus suaminya itu akan memukul wajah Dokter Alex.
"ARKA! STOP. CUKUP," ucap Fanya menggeleng. Memeluk erat tubuh Arka. Meminta lelaki itu untuk masuk ke dalam ruangan, menyusul Hendra, Lisa dan yang lainnya untuk melihat Ratih yang sudah tertutup kain putih di dalam sana.
"LEPASIN, ANJ-" teriak Arka emosi, namun ia memilih pergi sebelum ia melukai Fanya dengan kata-kata kasarnya.
Melihat Arka yang pergi begitu saja Fanya langsung memanggilnya. Menyusul, takut jika Arka akan berbuat hal yang tidak-tidak. "ARKA!" panggil Fanya.
"Arka, lo mau kemana?" tanya Fanya mencekal tangan Arka.
"Lepasin gue bilang!" ketus Arka pada Fanya. Melepaskan cekalan dari gadis itu dengan kasar. "Ini semua gara-gara lo! Kalau aja hari ini kita langsung ke rumah Nenek, pasti semua ini nggak akan terjadi!" lanjutnya seketika membuat Fanya terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFAN [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Sudah terbit & Part masih lengkap] ARFAN itu singkatan [Arka Fanya] 🎧🎧 Arka zaidan adhinata, adalah siswa baru pindahan dari USA. Ia mempunyai bakat dalam bermain musik DJ. Biasa dipanggil dengan DJ AR. Ia juga dikenal sebagai siswa yang cool di...