Chapter 14

107K 11.2K 537
                                    

~ARFAN~

Happy reading

Teng...

Teng...

Teng...

Suara bel pulang berbunyi.

Sekolah nampak sudah sepi karena semua siswa sudah pulang, dan hanya tinggal beberapa siswa saja yang masih berada di sekolah.

Terlihat dua orang siswi tengah berjalan menyusuri koridor yang sepi, dengan santai.

Baru saja mereka menunggu di depan gerbang sekolah, terlihat Mang Jarwo - supirnya Raya - telah menunggunya sedari tadi.

"Fan, gue duluan, ya," pamit Raya, melambaikan tangan pada Fanya. "Babay."

"Iya, Ray. Bye," sahut Fanya. Ia tersenyum, membalas lambaian tangan Raya.

Beberapa menit kemudian, Arka keluar dari parkiran bersama dengan motornya. Ia melihat Fanya tengah menunggu Mang Idris di depan gerbang sekolah.

Dengan ragu lelaki itu menghampiri Fanya dan bertanya, "Mang Idris belum jemput?" tanyanya.

Fanya menoleh. Melihat Arka. "Belum," jawabnya menggeleng, setelah tahu yang bertanya barusan adalah Arka.

"Yaudah, lo tunggu aja dulu bentar, kalau nggak lo naik taxi aja," ujar Arka, lalu ia pergi begitu saja.

Namun belum sempat Arka menjalankan motornya, Fanya langsung memanggil lelaki itu, membuat Arka menghentikan motornya yang hendak melaju.

"Eh, Arka!" panggil Fanya.

Lelaki itu menghela napas kasar. "Apa?" ketusnya bertanya.

"Lo nggak mau boncengin gue?" tanya Fanya memelas, agar Arka ingin memberikan tumpangan terhadap dirinya.

Arka mengangkat sebelah alisnya. "Nggak! Gue males. Cewek ribet kalau naik motor," jawab Arka, tidak ingin menumpangkan boncengan pada Fanya. "Mending lo nunggu di sini aja dulu, atau naik taxi sana," lanjut lelaki itu langsung disanggah oleh Fanya

"Jadi lo tega ninggalin gue di sini sendiri?"

"Tega nggak tega. Gue capek, pengen langsung tidur. Udah, ya, gue duluan," sarkas Arka, menyalakan mesin motornya. "Bye, Mantu Mami," lanjutnya memanggil Fanya dengan sebutan 'mantu mami' lalu ia pergi meninggalkan Fanya.

Melihat Arka yang benar-benar pergi meninggalkannya sendirian di sekolah, Fanya menatapnya tidak percaya.

Benar-benar se-tega itu kah, Arka terhadap dirinya?

"Ha? Serius? Ditinggal? Tuh cowok gak punya perasaan banget sih! Kalau gini mending gue terima ajakan Vino pas istirahat tadi," gerutu Fanya kesal karena tidak ditumpangi oleh Arka.

Bukan karena ia ingin mencari kesempatan dalam kesempitan untuk berduaan bersama Arka, namun ia hanya tidak tahan jika harus menunggu Mang Idris yang tidak ada kabar.

ARFAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang