Chapter 7

132K 11.9K 394
                                        

~ARFAN~

Happy reading

Pagi hari saat Fanya baru saja tiba di sekolah.

"Fan," panggil seorang gadis yang berjalan tepat dibelakang Fanya.

Seketika Fanya menoleh saat namanya dipanggil. "Raya?" gumamnya.

"Lo kemana aja kemarin? Kok tumben nggak masuk?" tanya Raya yang baru saja tiba.

"Gue kemarin ke Bandung, ada acara keluarga," jawab Fanya, tidak sepenuhnya berbohong.

"Ooh." Raya mengangguk. "Tapi kenapa lo gak ngasih tau Vino kalau lo ke Bandung? Kemarin tuh Vino nanya ke gue, kenapa lo gak masuk, pas lo dihubungi juga susah," lanjutnya bertanya pada Fanya.

Mendengar pertanyaan Raya, Fanya bingung harus menjawab apa. Ia sempat berpikir sesaat untuk menjawabnya. "Gu-gue lupa, Ray. Yaudah yuk, kita masuk ke kelas, keburu bel loh nanti," jawab Fanya gugup, menarik tangan Raya menuju ke ruang kelas, mengalihkan ucapan.

Melihat kejanggalan pada diri Fanya, membuat Raya menyergit heran, "Lo kenapa sih, Fan? kayak ada yang lo sembunyiin," batin Raya menatap Fanya.

Saat jam istirahat. Seperti biasa, Vino dan shabat-sahabatnya selalu  mengunjungi Fanya di kelasnya.

"Hai, Sayang," sapa Vino pada Fanya yang tengah asik mengobrol dengan Raya.

"Hai," sahut Fanya tersenyum pada kekasihnya itu.

"Hai, Raya," lanjut sapa Deri, Leon, dan Rion pada Raya yang duduk di samping Fanya.

Raya hanya memutar bola mata malas saat melihat ketiga lelaki itu.

"Jutek amat, Neng," celetuk Deri melihat sikap Raya.

Sang empu hanya diam, tidak berniat menimpalinya.

Di sisi lain Vino dan Fanya sedang mengobrol.

"Kemarin kamu kemana? kok nggak masuk?" tanya Vino pada Fanya.

"Kemarin aku ke Bandung, ada acara keluarga. Maaf, ya, nggak ngabarin dulu ke kamu," jawab Fanya merasa tidak enak dengan Vino, karena tak memberikan kabar terlebih dahulu pada sang kekasih.

Vino mengangguk. "Ooh, iya nggk apa-apa, Sayang," jawabnya tersenyum. Mengelus puncak kepala Fanya. "Oh, ya, Sayang, pulang sekolah nanti kita ke cafe tempat biasa yuk," lanjut Vino mengajak Fanya untuk pergi ke cafe saat pulang sekolah.

Hati kecil Fanya ingin meng-iyakan ajakan Vino, tapi ia kembali teringat bahwa hari ini ia akan pergi ke Bandung lagi. "Sorry, Vin, aku nggak bisa. Hari ini aku mau ke Bandung lagi. Besok sore baru pulang," tolaknya halus. Menunduk lesu.

Jawaban Fanya cukup membuat Vino kecewa, namun dia sadar diri dan tidak akan memaksakan kehendaknya kepada Fanya. "Hm... Gitu, ya? Yaudah deh nggak apa-apa." Vino menghela napas kecewa.

"Maaf, ya, Sayang," ucap Fanya merasa bersalah karena telah menolak ajakan dari kekasihnya itu.

"Iya, Sayang, nggak apa-apa," jawab Vino tersenyum, lagi-lagi mengelus puncak kepala Fanya.

Disela-sela perbincangan Fanya dan Vino, datanglah si biang kerok yang selalu mengganggu hubungan mereka.

"Hai, Vino," sapa seorang gadis yang baru saja memasuki ruang kelas XII IPA 2.

ARFAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang