Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah. Sekalian, ramein cerita ini sama komennya, ya.
Selamat membaca✨
____________________________
"Nan, jalan yuk!"
Danan mengernyitkan dahi sambil memandang Shana aneh. "Lo pikir sekarang kita ngapain Kak?"
Danan benar-benar tidak mengerti dengan Shana. Sudah jelas sekarang ini mereka berdua sedang jalan, jalan seperti apa lagi yang dinginkan Shana? Atau mungkin jalan dari sekolah sampai ke halte kurang jauh menurut Shana.
"Bukan jalan yang ini, maksud gue itu jalan-jalan, ngedate gitu," ucap Shana meluruskan kalimatnya yang ambigu.
Danan benar-benar terkejut, ini serius Shana yang ngomong? Padahal, belum sampai satu jam yang lalu Shana ingin memeluk Kun di hadapan Danan. Lau apa sekarang? Shana bermaksud mengajaknya untuk jadi partner selingkuh gitu? Ini tidak bisa Danan terima begitu saja, tolong ya, Danan bukan cowok murahan.
"Sorry aja nih, gue nggak bisa jadi selingkuhan lo," tolak Danan dengan sarkas.
"Emang kalau jalan doang itu udah selingkuh, ya?" Shana mengernyitkan dahi. "Bodo amat deh, lo harus mau jalan sama gue."
"Dih, maksa."
Shana maju beberapa langkah, kemudian berbalik badan dan berbicara pada Danan sambil berjalan mundur. "Nggak kasihan lo sama gue? Ini gue lagi ulang tahun, nggak ada yang ngajak jalan, mana punya temen kayak Kaisar babi," ucap Shana.
Danan mengalihkan pandangannya ke samping, ia mencoba untuk memutuskan jawaban dari ajakan paksaan Shana. Kalau dipikir-pikir, Shana kasihan juga sendirian di hari ulang tahunnya. Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, kenapa Danan harus memikirkan Shana? Toh, bukan urusannya juga.
"Boleh deh, gue juga belum mau pulang." Sayangnya, ucapan dan pikiran Danan sedang tidak mau bekerja sama.
"Yes!" Shana berjalan kegirangan karena Danan yang menurutinya. "Jadi, kita mau kemana dulu?"
"Eh, kenapa lo ngajak gue, ajak pacar lo aja sana." Danan tiba-tiba berubah pikiran setelah beberapa saat.
Bukan apa, Danan hanya merasa aneh dengan situasi ini. Kenapa malah ia yang diajak, padahal Shana punya pacar. Danan akan sangat tidak enak hati jika nanti, saat di jalan, mereka tidak sengaja berpapasan dengan Sakuntala.
"Nggak tau, gue cuma mau ngajak lo aja," jawab Shana dengan sangat enteng.
"Aneh lo!"
"Biasanya kan juga aneh." Enteng Shana, jangan harap Shana akan menolak saat dibilang aneh. "Jadi ini mau kemana? Haltenya udah lewat loh!"
"Lo yakin? Nggak takut nanti kalau misalnya kita nggak sengaja ketemu sama pacar lo, Kak?"
Shana berhenti, lantas menatap Danan sejenak. "Gue aja nggak yakin Kak Kun pacar gue beneran atau bukan."
Seolah terpengaruh oleh Shana, Danan ikut berhenti melangkahkan kakinya dan membalas tatapan mata Shana. Angin yang ditimbulkan oleh mobil yang melaju kencang membuat rambut Shana yang pendek menutupi sebagian wajahnya. Danan terpana untuk sesaat, tak mengerti kenapa ia bisa mengalami moment yang agak aesthetic ini.
Menggeleng cepat, Danan dengan cepat mengembalikan kesadarannya sebelum Shana menyadari keterpanaan Danan dan menjadi menyebalkan karena sangat percaya diri. "Nggak penting sih, pacar lo beneran atau bukan."
Danan maju, memegang bahu Shana dan memutar tubuh Shana ke arah depan agar mereka bisa melanjutkan perjalanan yang tidak memiliki tujuan ini. Shana menurut dan berjalan bersisian dengan Danan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANA (SELESAI)
Teen FictionShana tidak tahu jika hidup jadi manusia akan membuatnya selelah ini. Kalau dipikir, jadi bunga matahari joget-joget di dashboard mobil itu lebih seru, kayaknya nggak punya beban. Itu kata Shana dulu, saat hidupnya masih monoton, masih stuck di mas...