Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah. Sekalian, ramein cerita ini sama komennya, ya.
Selamat membaca✨
______________________________________________
Shana merapikan ujung rambutnya yang sedikit berantakan karena angin. Bermodalkan tangan dan kaca spion motor Kaisar, Shana merapikan rambutnya seperti sedia kala. Ya namanya juga mau cantik, harus rapi juga, dong. Jangan lupakan, Shana sedang berusaha untuk menjadi centil, tentu saja ia harus canti juga. Ingat, centil tanpa good looking, itu namanya cabe-cabean. Kalau centil diselingi good looking, chili-chilian namanya. Tentu saja lebih berkelas dan nilai estetikanya lebih tinggi.
Tak memedulikan siswa yang mulai berdatangan, Shana masih mematut dirinya di kaca spion motor Kaisar. Sama seperti yang ia lakukan di rumah, Shana sesekali tersenyum, wink, dan memonyongkan bibirnya di hadapan kaca spion Kaisar. Sekarang, Shana benar-benar sudah membulatkan tekadnya untuk menjadi centil.
"Udaaah." Kaisar mendorong dahi Shana agar menjauh dari kaca spion. "Mau bercermin seribu tahun pun, muka lo tetap nggak bakal berubah."
Shana menarik sebelah bibirnya dengan ekspresi julid. "Iya, kecantikan paripurna gue ini nggak bakal berubah. Snow white aja yang katanya perempuan tercantik di dunia, kalah sama gue. Beruntung banget lo punya temen kayak gue, Kai." Shana memiting leher Kaisar yang sedang membungkuk di depan kaca spion motornya.
"Woi! lo kalau mau uji coba jadi psikopat, jangan jadiin gue korbannya!" Kaisar berusaha melepaskan tangan Shana yang melingkar di lehernya.
Sebenarnya, Kaisar tidak merasakan sakit sama sekali saat tangan Shana melingkar di lehernya. Lengan Shana yang memiting lehernya juga tidak akan membuat Kaisar langsung tewas di tempat. Yang ada, Kaisar itu sebenarnya lagi salah tingkah karena posisinya dengan Shana sangat dekat. Bukan dekat lagi sih, mereka sudah menempel, seperti sudah diberi lem sebelumnya. Dan tentu saja jantung Kaisar lagi ajib-ajib berdisko ria di dalam sana. Kaisar jadi takut mati kecepetan, ntar Shana malah nikah sama orang lain.
"Hai! Sepatu lo ganteng, kayak orangnya."
"Woi, makin ganteng aja, lo."
"Heh, lo ngechat mulu, kapan nembak?"
"Lo ganteng juga, tapi kayaknya belum cocok bersanding sama gue."
"Woi! Lo ganteng! Kapan mau nembak gue?"
Tak memedulikan Kaisar yang berjalan terseok-seok sakit pinggang karena berjalan sambil membungkuk, Shana masih belum melepas tangannya dari leher Kaisar. Ia meyapa semua orang yang ia kenal dengan centil tanpa merasa terganggu oleh rintihan Kaisar. Niat Shana untuk menjadi centil sudah benar-benar bulat sekarang. Sebulat kelereng-kelereng yang ada di rumah Kaisar.
Benar-benar, urat malu Shana sepertiya sudah putus semua. Tak mau membiarkan Shana melanjutkan aksinya, Kaisar segera berdiri tegap dan mengubah situasi. Sekarang giliran Kaisar memiting leher Shana. Tenang, Kaisar nggak pakai tenaga, kok. Pakai cinta doang mah, kalau sama Shana.
"Udah, jadian sama gue aja."
Dengan susah payah, Shana menolehkan wajahnya untuk menatap Kaisar. Shana tidak bisa menemukan ekspresi serius dari Kaisar. Ia hanya bisa melihat wajah Kaisar yang menampilkan muka songong sok ganteng.
"Nggak mau! Yang sejenis ini lo gue udah ketemu banyak. Ada Leo, David, Bima, dan masih banyak lainnya yang satu spesies. Kalian bukan tipe gue."
"Emang gue jenis apa?"
"Jenis yang minta dianjing-anjingin."
"Heh!" Kaisar menjentik bibir Shana dengan gemas. "Ngomongnya dijaga, cewek kok ngomongnya kasar. Belum pernah gue cium nih kayaknya."
![](https://img.wattpad.com/cover/164063324-288-k933034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANA (SELESAI)
Novela JuvenilShana tidak tahu jika hidup jadi manusia akan membuatnya selelah ini. Kalau dipikir, jadi bunga matahari joget-joget di dashboard mobil itu lebih seru, kayaknya nggak punya beban. Itu kata Shana dulu, saat hidupnya masih monoton, masih stuck di mas...