53. Kisseu! Kisseu!

198 40 95
                                    

Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah. Sekalian, ramein cerita ini sama komennya, ya.

Selamat membaca✨

____________________________

"Nggak mau!" Shana menghempas tangan besar yang sedari tadi mencoba untuk menggenggam tangannya.

"Harus mau!" Tak mau menyerah begitu saja, Kaisar terus meraih tangan Shana dan terus mencoba untuk mengajak gadis itu berbicara. "Mau nggak mau, harus mau."

Kali ini, Kaisar tidak akan mengalah begitu saja. Untuk apa ia datang menemui Shana sampai ke sini jika ujung-ujungnya menyerah juga. Bagaimanapun caranya, Kaisar tidak akan melepaskan Shana hari ini. Kaisar harus membuat hubungan mereka jelas, agar tidak ada satupun yang bisa merebut Shana darinya.

"Dih, maksa, udah gue bilang nggak mau!" Shana masih terus menolak sambil berjalan menuju rumah neneknya agar ia bisa mengurung diri di kamar tanpa harus melihat wajah Kaisar.

Tak peduli dengan keramaian, Kaisar terus berusaha meraih tangan Shana yang sedari tadi terus menolaknya. Jika dilihat, situasi Kaisar dan Shana saat ini lebih seperti pertengkaran kecil antara sepasang kekasih.

"Harus mau! Pokoknya harus mau!" Kali ini Kaisar lebih agresif, ia memegang pipi Shana dengan kedua tangannya agar Shana menatap wajahnya.

Bukan Shana namanya kalau tidak melawan sedikitpun. Ia menggigit tangan Kaisar dengan kuat hingga sang pemilik tangan merintih kesakitan sambil mengibas-ngibaskan tangannya di udara. Tanpa rasa bersalah sedikitpun, Shana melangkahkan kakinya dan pergi meninggalkan Kaisar.

"Gini banget cobaan suka sama kucing garong," ucap Kaisar sambil mentanapa punggung Shan yang kian menjauh."Shana! Dengerin gue dulu!" Masih belum menyerah, Kaisar kembali mengejar Shana yang seolah tuli.

Shana mebuka pintu rumah neneknya dan menghempaskannya dengan kuat agar Kaisar berhenti mengikutinya. Sumpah, Shana lagi nggak mood banget buat ketemu Kaisar, makanya sampai kabur ke sini. Eh, si Kaisar dugong malah ngikutin, apa nggak tambah kesal Shana?

"Astgfirullah! Shana kamu ngapain banting-banting pintu?" omel nenek yang terkejut karena suara pintu yang sangat keras bersamaan dengan datangnya Shana.

"Nenek! Untung ada nenek, bantuin aku nek!" Kaisar tak lama datang dan langsung berteriak histeris meminta bantuan pada nenek.

Shana memutar bola matanya malas karena Kaisar yang terlalu drama hingga melibatkan neneknya dalam hal ini. Shana sangat membenci situasi seperti ini karena ujung-ujungnya Shana juga yang akan terpojokkan.

"Kalian berdua ribut gara-gara apa lagi?" Tanya Nenek dengan suara penuh jenuh karena pertengkaran Shana dan Kaisar yang tidak ada habisnya, ada saja yang dipermasalahkan oleh dua anak muda ini.

"Shana anggak mau dengerin aku ngomong nek."

"Loh? Malah nuduh! Bukannya elo yang nggak mau ngomong sama gue? Lo juga kan yang nggak mau ketemu sama gue!?" Akhirnya, Shana mengeluarkan lebih dari lima kata dari bibirnya.

"Itu karena gue kesel! Lo malah jadian sama orang lain! Padahal gue udah suka sama lo dari lama, Sha!"

Shana tercekat, ia melirik nenek yang menjadi saksi dari pengakuan Kaisar barusan. Shana tidak menyangka juga Kaisar akan mengatakan itu di depan neneknya. Dasar manusia kurang akal! Mau confess nggak liat situasi dulu.

"Jadi kalian ribut gara-gara itu?" tanya nenek sambil tersenyum menggoda pada Shana dan Kaisar. "Kalian beresin aja sendiri, nenek nggak punya solusi untuk menyelesaikan masalah kalian. Masa nenek bahas cinta-cintaan udah lewat."

Nenek pergi masuk ke kamarnya meninggalkan Kaisar dan Shana yang hanya bisa terdiam satu sama lain. Tidak tahu lagi harus menyembunyikan wajah mereka dimana saking malunya pada nenek.

"Sha, ayolah! Dengerin dulu," ucap Kaisar dengan lembut.

"Loh? Masih ngomong lo sama gue? Nggak lanjut nyuekin gue lagi?! Lanjut aja gih!"

"Kan udah gue bilang itu gara-gara gue kesel lo jadian sama orang lain."

"Cih, harusnya nggak masalah, dong! Mau gue jadian sama siapapun, bukan urusan lo!" Shana masih berteriak saat Kaisar sudah berbicara dengan lembut.

"Masalah buat gue, Sha."

"Terus apa kabar sama lo yang sering gonta-ganti pacar? Sampai gue yang jadi korban gara-gara perbuatan cewek-cewek lo? Kalau lo boleh gonta-ganti pacar, kenapa gue enggak?!"

"Pokoknya nggak boleh!"

"Lo-"

Ucapan Shana terpotong, saat ini ia hanya bisa melebarkan matanya dan mencoba menerjemahkan situasi ini. Wajah Kaisar yang begitu dekat membuat jantung Shana berdegup dengan kencang dan untuk sesaat, Shana tidak dapat bernapas dengan benar.

Kaisar menciumnya.

Kaisar menciumnya.

Kaisar benar-benar menciumnya, bukan lagi sekedar ciuman di pipi atau dahi. Kali ini Kaisar benar-benar mencium bibir Shana. Beberapa detik, Shana masih belum bergerak dan belum menunjukkan perlawnan. Ia hanya terdiam di tempat, membiarkan bibir Kaisar menempel di bibirnya.

"Gila!"

Shana langsung mendorong Kaisar sekuat tenaganya saat kesadarannya sudah kembali. Shana tidak bisa berkata-kata lagi, Kaisar benar-benar sudah gila. Berani-beraninya ia mencium bibir Shana di sini, di rumah neneknya.

Tak mau berlama-lama berhadapan dengan Kaisar, Shana langsung berlari ke kamarnya dan mengunci pintu kamar agar Kaisar tidak bisa masuk. Shana tidak tahu apa yang akan dilakukan Kaisar yang hari ini tidak waras jika berhasil masuk ke kamarnya.

"Sha." Kaisar berusaha memanggil Shana sambil mengetok pintu.

Shana tidak menyahut, saat ini ia tidak berdaya untuk melanjutkan perdebatannya dengan Kaisar. Shana terduduk lemas bersandar pada pintu yang masih diketok Kaisar. Shana memegang dadanya yang masih berdebar kencang.

Asal kalian tahu saja, Kaisar baru saja merenggut ciuman pertama Shana. Ya, walaupun Shana kadang bersikap centil mendekati kurang waras, tetap saja ia masih menjaga dirinya dari hal-hal seperti itu. Dan saat ini, Kaisar malah merenggutnya dengan tidak sopan. Mana jantung Shana dibuat hampir melompat keluar.

"Sha, gue cuma nggak mau lo pacaran sama orang lain. Lo tau? Gue udah bertahun-tahun suka sama lo. Gue cuma nggak tau cara nyikapinnya gimana, kalau gue bilang, gue takut lo malah canggung," ucap Kaisar yang sudah duduk bersandar di pintu kamar Shana.

"Dengan lo yang ganti pacar hampir tiap minggu, lo pikir gue percaya?" balas Shana sambil berusaha menyembunyikan kegugupannya.

"Gue sadar kalau gue salah, gonta-ganti pacar tiap minggu. Tapi, itu supaya gue bisa lupain perasaan gue, Sha. Gue pikir, mungkin gue bakal kenal cewek yang bikin gue suka dia melebihi gue suka sama lo. Nyatanya semua sama aja, ujung-ujungnya gue baliknya ke elo lagi, Sha."

Shana tersenyum kecil, ada sedikit rasa bahagia dalam diri Shana saat mengetahui ternyata selama ini perasaannya terbalas. Ia tidak sendirian merasakan rasa suka itu. Dengan pernyataan dari Kaisar barusan, Shana yakin, perasaannya memang berbalas, tidak bertepuk sebelah tangan seperti yang selama ini ia sangka.

Tapi, beberapa saat kemudian Shana tersadar akan sesuatu yang menyakitkan. Walaupun perasaannya berbalas, ia tetap ti bisa bersama Kaisar. Bagaimana Airin? Bagaimana Sakuntala? Pasti Shana akan menjadi orang yang sangat jahat jika mengkhianati kedua orang itu.

"Lo pulang aja, Kai. Gue nggak bisa balas perasaan lo. Kita cuma sahabat dan gue udah punya pacar," ucap Shana dengan lemah. "Dari pada berharap ke gue, lo mungkin lebih baik balas perasaan Airin yang jelas-jelas sesuka itu sama lo."

Kaisar hanya bisa terdiam, lidahnya terlalu kelu untuk membalas semua ucapan Shana. Ia hanya bisa tertunduk sambil menahan sakit hati yang luar biasa. Sepertinya, ekspektasi Kaisar terlalu tinggi sebelum ia datang ke sini. Nyatanya, hasil yang ia dapatkan tidak berbuah manis. Malah, Kaisar harus menahan rasa sakit akibat jatuh dari jurang ekspektasi.

_____________________________

Jangan lupa vote dan komennya. Aku maksa😂 Tolong hargai tulisan ini.

SHANA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang