Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah. Sekalian, ramein cerita ini sama komennya, ya.
Selamat membaca✨
________________________
Kaisar melangkahkan kakinya keluar kelas sambil sesekali menggoda siswi SMA Neo yang kebetulan berselisih dengannya. Kali ini, ia tidak bersama Shana, karena sahabat sekaligus sang pujaan hatinya itu memiliki janji dengan Roseanne si bendahara kelas. Jadilah sekarang Kaisar berjalan menuju parkiran sendiri dan hendak pulang sendiri juga. Ah, mungkin tidak akan sendirian, karena ia bisa saja mengajak Airin yang saat ini berjalan keluar gerbang untuk pulang bersama. Mempercepat langkahnya, Kaisar segera bergegas untuk menyusul Airin sebelum gadis itu pulang dengan bus."Heh! Heh!" panggil Kaisar mengiringi Airin yang berjalan pelan.
Emang ya, Kaisar itu baiknya cuma sama Shana. Lihat pas lagi sama Airin, Kaisar nggak ada sopan-sopannya. Bawaannya kayak lagi ngajak tawuran, tengilnya sungguh memancing emosi. Tapi, kenapa malah banyak yang suka, sih? Selera cewek emang cowok-cowok humoris-petakilan kayak Kaisar ini, ya? Heran banget.
Airin yang menyadari keberadaan Kaisar hanay memutar bola matanya malas. Tak mau menggubris, ia tetap berjalan dengan pandangan lurus ke depan, jangan lupa dengan dagu yang sedikit diangkat, biar kelihatan auranya. Airin sedang dalam misi untuk move on dari Kaisar. Ia tidak akan membiarkan perasaannya pada Kaisar tumbuh lebih besar lagi yang hanya akan menyakitinya dikemudian hari. Airin sadar betul, kalau Kaisar adalah milik Shana yang sampai kapanpun tidak bisa ia curi.
"Jangan noleh, jangan noleh." Airin berusaha untuk menyugesti dirinya sendiri dalam hati.
"Airin! Woi!" Tak mau diabaikan, Kaisar malah makin gencar memanggil Airin agar menoleh padanya.
"Nggak boleh noleh!" Airin memejamkan matanya sambil mengepalkan tangan berharap dengan itu tekadnya untuk move on tidak akan goyah.
"Cewek! Pulang sama Abang, yuk!"
Airin masih enggan untuk menoleh pada Kaisar. Ia tetap berjalan dengan angkuhnya menatap lurus ke depan seolah Kaisar hanya angin yang sedang melewatinya. Jalannya angkuh, tapi hatinya sedikit goyah karena terus-terusan mengabaikan Kaisar. Tolong tahan Airin untuk merespon makhluk aneh yang sialnya membuatnya berdebar. Kaisar terlalu berdamage untuk jantungnya yang lemah.
"Heh, lo tau, nggak? Fans gue lagi ngeliatin, cepet naik! Ntar mereka malah hafal muka lo, terus diganggu tiap hari."
"Makanya jauh-jauh dari gue!" hardik Airin karena saat ini ia tidak bisa bersikap normal di hadapan Kaisar.
Kaisar sedikit tersentak karena hardikan Airin yang tiba-tiba. Membuatnya sedikit oleng saat mengendarai motor yang sedari tadi ia kendarai. Kaisar tidak ingat ia memiliki salah apa pada Airin hingga adik tiri Shana itu malah menghardiknya seperti melampiaskan kemarahan. Kaisar jadi mendadak bingung dengan perubahan sikap Airin yang tiba-tiba ini.
"Astagfirullah, sopankah Dinda mengusir manusia ganteng seperti Kanda?" ucap Kaisar berusaha menyembunyikan keterkejutannya sambil mengusap dada penuh drama.
"Bodo!"
Oke, Kaisar bisa menyimpulkan sesuatu yang terlihat sederhana, tapi sebenarnya rumit. Ia berkesimpulan kalau Airin sedang melalui tanggal merahnya saat ini. Makanya dari tadi bawaannya selalu emosi. Sampai-sampai orang ganteng kayak Kaisar aja diteriakin. Sungguh dunia yang keras, Airin yang sedang melewati tanggal merah, malah Kaisar yang terkena imbasnya. Padahal Kaisar awalnya berniat baik untuk mengajak Airin pulang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANA (SELESAI)
Ficção AdolescenteShana tidak tahu jika hidup jadi manusia akan membuatnya selelah ini. Kalau dipikir, jadi bunga matahari joget-joget di dashboard mobil itu lebih seru, kayaknya nggak punya beban. Itu kata Shana dulu, saat hidupnya masih monoton, masih stuck di mas...