Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah. Sekalian, ramein cerita ini sama komennya, ya.
Selamat membaca✨
__________________________
Shana berjalan di koridor sekolah diiringi dengan tatapan aneh dari siswa dan siswi yang berpapasan dengannya. Hari masih pagi, tapi koridor sudah dipenuhi dengan suara bisikan. Seperti biasanya, Shana sih cuek. Bodo amat dengan penilaian orang lain padanya, Shana tidak mau repot-repot memikirkan itu setelah baru kembali ke sekolah setelah tiga hari libur.
Setelah kejadian yang menggemparkan sekolah dan rumahnya tempo hari, Shana terpaksa harus libur. Alasannya tentu karena dia di skors, ditambah lagi Shana memang sakit setelah perkelahian tempo hari.
"Kai, gue cantik banget, ya? Sampai orang-orang ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Shana dengan gaya songongnya yang kas sambil mengibaskan rambut.
Shana sekarang sudah pergi sekolah sama Kaisar lagi. Setelah acara sakit-sakitan, dan sudah sepakat untuk berdamai dengan status mereka yang hanya sahabat, Shana kembali bersikap seenaknya pada Kaisar. Seolah, kejadian dimana Shana mempertegas status persahabatan mereka tidak pernah terjadi. Ya, walaupun Kaisar belum bisa menerima itu semua.
"Cantik nih." Kaisar dengan gemas menekan luka di dahi dan memar yang ada di sudut bibir Shana hingga membuat si empu luka terpekik dan langsung memukul tangan Kaisar.
"Sakit!" teriak Shana.
Kaisar anteng, seolah pukulan Shana bukan apa-apa. "Sok-sokan sih lo," cibir Kaisar.
"Gue keren, bukan sok-sokan." Lagi, Shana mengibaskan rambutnya. Kali ini ia sedikit berjinjit agar rambutnya mengenai wajah Kaisar. "Cewek mana yang bisa lebih keren dari gue coba?"
"Cewek mana coba yang pergi sekolah mukanya babak belur begini?" Kaisar menoyor kepala Shana tepat di dahi Shana yang luka.
"Justru itu kerennya, cewek mana coba yang berani kayak gue?" Shana menepuk-nepuk dadanya dengan bangga.
Berbeda dengan Shana yang menepuk dadanya bangga, Kaisar hanya bisa mengelus dadanya dengan sabar. Sambil berharap Shana bisa menggunakan otaknya dengan normal. Ada ya cewek yang bangga mukanya babak belur di tengah-tengah cewek zaman sekarang yang bangga akan muka mulus dan cantik. Shana emang beda, sih.
"Woi, petarung!"
Leo yang melihat keberadaan Shana langsung mengejar gadis itu dan merangkulnya. Leo mendorong Kaisar dan mengambil posisi di tengah. Di belakangnya, Arion dan Bara menyusul.
"Apa sih, pegang-pegang!" Shana menghempas tangan Leo yang anteng di pundaknya.
"Gimana keadaan lo?"
Shana menatap Bara dengan binar yang dibuat-buat. "Nggak salah sih gue gunain hak pilih gue buat milih lo jadi ketua kelas, Bar."
"Lo tambah goblok kayaknya, Bara nanya apa jawabnya malah apa." Seperti biasa, bukan Arion namanya kalau tidak cari keributan.
"Jangan cari ribut ya lo pagi-pagi gini!" kesal Shana.
"Eh bentar deh," Leo menahan Kaisar dan Shana agar berhenti berjalan.
Shana berhenti, kemudian melirik Leo untuk mengetahui apa yang akan dilakukan temannya itu kali ini. Kaisar, Bara, dan Arion juga melakukan hal yang sama. Kini, semua mata tertuju pada Leo yang berekspresi serius.
"Lo berdua nggak habis nikah, kan?" tanya Leo sembari melirik Shana dan Kaisar bergantian.
Arion menghela napasnya kuat, lelah dengan Leo yang selalu punya pikiran out of the box. "Apa gue bilang, nggak usah temenan sama Leo," ucap Arion menyenggol tangan Bara.
![](https://img.wattpad.com/cover/164063324-288-k933034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANA (SELESAI)
Ficção AdolescenteShana tidak tahu jika hidup jadi manusia akan membuatnya selelah ini. Kalau dipikir, jadi bunga matahari joget-joget di dashboard mobil itu lebih seru, kayaknya nggak punya beban. Itu kata Shana dulu, saat hidupnya masih monoton, masih stuck di mas...