7. Badas Girl

781 415 164
                                        

Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah. Sekalian, ramein cerita ini sama komennya, ya.

Selamat membaca✨

______________________________________________

"Lo nggak mau pulang?!"

Shana tidak memedulikan teriakan dari Kaisar. Ia masih menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangan yang ia lipat di atas meja. Shana bukannya tidak mau pulang, tentu saja sekarang ia sangat ingin pulang ke rumah, karena itu adalah hal favorit baginya. Tapi, harus berpapasan dengan murid lain siswa SMA Neo langsung membuat semangat Shana untuk pulang langsung surut. Ia masih malu dengan kejadian di lapangan bersama Arion tadi.

Memikirkan pendapat dan cibiran buruk dari siswa lain membuat Shana, si mental baja langsung menciut. Pasalnya kejadian tadi benar-benar mengundang pandangan negatif dari seluruh warga SMA Neo. Yang Shana maksud itu, dia itu perempuan, berdiri di tengah lapangan dengan tulisan yang ditulis Pak Bintar menggantung dilehernya, benar-benar menjatuhkan harga dirinya sebagai perempuan. Pasti mereka yang tidak tahu kebenarannya akan menganggap Shana dan Arion melakukan hal yang tidak-tidak.

Murahan.

Perempuan macam apa?

Harga dirinya di mana?

Kenapa mau-mau saja?

Bodoh, merelakan harga diri demi cinta.

Dibanding Arion, Shana lebih banyak mendapat komentar negatif. Ia disalahkan kenapa tidak bisa menjaga harga dirinya sebagai seorang perempuan. Arion? Dengan kepopulerannya di sekolah, dia dapat mengubah arah pandang para siswa dengan mudah. Lalu apa kabar dengan Shana yang memiliki banyak pembenci karena dekat dengan Kaisar? Sudah pasti pembencinya bertambah banyak. Dunia memang sekejam ini jika menyangkut gender. Perempuan menjadi pihak yang selalu disalahkan dibanding laki-laki.

Kalau dipikir-pikir, ini pertama kalinya Shana membuat sebuah kesalahan di sekolah, karena selama ini dia hanya menjadi murid yang pasif di depan gurunya dan mendadak terlalu aktif jika dengan teman-temannya. Padahal Shana baru saja berniat untuk menjadi centil, tapi kenapa ia sudah dicap yang tidak-tidak sebelum ia benar-benar bertindak centil.

"Sha, lo dari tadi gini mulu, nangis lo?" Kaisar mencoba mengangkat kepala Shana. Tapi bukan Shana dengan wajah yang sembab dan memiliki jejak bekas air mata yang ia dapati. Kaisar malah mendapati wajah Shana yang begitu datar yang menatapnya dengan tajam. Buru-buru, Kaisar meletakkan kepala Shana kembali ke tempat semula sebelum tatapan tajam Shana merobek-robek ususnya.

Kaisar duduk di samping Shana, dengan setianya ia menunggu Shana yang masih enggan bersuara. Ia menyandarkan pipinya ke atas tangan yang ia letakkan di atas meja dan mencari posisi yang pas untuk menatap Shana. Sebenarnya, Kaisar penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya. Sedari tadi Shana masih enggan membuka suara dan terus menyembunyikan wajahnya. Sebesar apapun rasa penasaran Kaisar, ia tidak berani untuk bertanya sekarang, karena ia yakin kalau Shana sedang menenangkan dirinya sendiri sekarang. Jadi, Kaisar bisa bertanya nanti.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Perbuatan mesum seperti apa yang Shana lakukan?

Kenapa dia sampai dihukum seperti itu oleh Pak Bintar?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di benak Kaisar. Pikiran-pikiran buruk tentang Arion membuat Kaisar marah. Saat Kaisar berusaha mati-matian menjaga Shana, Arion dengan mudahnya membuat harga diri Shana hancur sama rata dengan tanah. Ingin rasanya Kaisar menghadang Arion saat ini juga, memukul wajah Arion untuk menyalurkan perasaan marah yang dirasakan Kaisar. Tapi, lagi-lagi Kaisar harus menahan diri karena ia tidak tahu bagaimana cerita sebenarnya dibalik hukuman yang diterima Shana dan Arion.

SHANA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang