Hari dimana Arga dan Vira fitting baju untuk pernikahan mereka pun tiba.Saat ini dua sejoli itu sedang perjalanan ke butik Vira. Memang mereka sepakat untuk membuat gaun pengantin di butik Vira sendiri. Alasanya, Vira mau mendesain gaun sendiri, karna itu juga cita-cita Vira sedari ia kecil. Semua keluarga pun setuju dengan permintaan Vira.
"Kamu beneran ga capek nanti kalo misalnya kamu ngerjain gaun sendiri?"
Vira yang awalnya melihat gedung-gedung dari kaca mobil pun menoleh ke arah Arga yang sedang fokus menyetir, "Engga bakal lah, lagian aku juga ga sendiri. Ada Syera sama karyawan aku yang lain juga. Aku bakal minta sama mereka buat bantu aku,"
Arga pun mengangguk, "Okedeh, yang penting kalo capek jangan dilanjutin langsung istirahat ya,"
Vira pun tersenyum, "Iya,"
Suasana di mobil pun menjadi hening. Vira yang melihat gedung-gedung lewat kaca jendela mobil, sedangkan Arga yang fokus menyetir mobilnya.
Vira memang menyukai gedung-gedung tinggi. Sedari kecil ia memang sangat menyukainya. Bikin adem, katanya.
Kalau ditanya milih persawahan atau pergedungan, ia bakal menjawab pergedungan dengan lantang.
"Kamu dari tadi lihat luar jendela terus kayaknya,"
Vira pun menoleh ke arah Arga," Suka liat gedung gedung tinggi soalnya," Jawabny sembari terkekeh ringan.
"Berarti kalo honeymoon maunya liat gedung-gedung juga?"
"Aish, nikah aja belom, mikirnya udah honeymoon aja,"
Arga pun hanya terkekeh mendengarnya.
Tak lama akhirnya mereka berdua pun telah sampai di butik Vira. Disana sudah ada bunda Nia dan mama Desi.
"Akhirnya dateng juga,"
"Yaudah, Vira udah gambar nak?"
Vira pun menggeleng, "Belum tan,belum sempet."
"Eh manggilnya mama aja ya sayang, kan sebentar lagi jadi mantu mama juga,"
Vira pun mengangguk, "Iya, tan- Mah,"
Mereka pun akhirnya masuk ke ruangan Vira, dan duduk di sofa yang sudah disediakan.
Ketika semua orang sedang memilih ukuran tuxedo yang pas untuk Arga, Vira memilih untuk menggambar gaun yang akan ia pakai. Sejak ia bisa menggambar atau mendesain baju, ia mempunyai impian jika ia akan menikah kelak ia ingin mendesain gaun yang simple tetapi terlihat mewah. Akhirnya cita-cita itu pun terwujud.
"Vira, Kamu udah selesai gambarnya?,"
"Udah mah, ini tinggal cari bahan habis itu jahit. Ga sampe sebulan juga kalo dikerjakan banyak orang,"
"Kamu cepet banget gambarnya?" Tanya Arga, pasalnya ia saja belum selesai memilih tuxedo yang pas, dan Vira bahkan sudah selesai menggambar.
"Kamu itu ga, namanya juga designer internasional, gambar doang mah cuman sedetik,"
--------
Hari terus berganti. Tak sadar jika pernikahan Arga dan Vira kurang 5 hari lagi. Jika kalian mengira Arga dan Vira sudah libur bekerja maka jawabanya salah. Saat ini mereka malah sedang sibuk-sibuknya, bukan sibuk dengan acara pernikahanya, mereka malah sibuk dengan pekerjaanya masing-masing. Karna sebentar lagi mereka akan sering cuti mungkin, jadi pekerjaan harus selesai dalam waktu dekat ini.
Justru disini orang tua mereka yang sangat sibuk mengatur acara pernikahanya.
Saat ini Vira sedang melakukan revisi ulang untuk gaun pernikahanya. Gaun itu baru saja jadi hari ini. Itupun belum ada revisi ulang atau lainya. Vira yang sedang fokus-fokusnya tidak sadar jika ada seseorang yang sudah masuk ke ruanganya.
"Serius banget kayaknya,"
Vira pun sontak menoleh ke arah seseorang yang berdiri didepan pintu ruanganya.
"Loh mas Arga? kok disini?"
"Emang gaboleh ya nyamperin calon istri sendiri?" Ujarnya sembari berjalan ke sofa dan mendudukan dirinya disana.
Vira pun langsung menyusul Arga yang sedang duduk di sofa. "Emang mas ga kerja?"
"Udah selesai sih, kamu sendiri belom selesai?"
"Tinggal dikit banget. Oiya mumpung mas disini, cobain gih tuxedo nya. Udah jadi." Ujar Vira sembari menunjuk Tuxedo yang berada di gantungan baju.
Arga pun mengangguk, lantas meraih tuxedo tersebut dan memakainya.
"Pas kok ini, perfect banget,"
"Siapa dulu dong yang bikin?"
"Karyawan kamu lah," Ujar Arga bermaksud menggoda Vira.
"Ishh, itu aku tau yang bikin," Ucapnya sembari mengerecutkan bibirnya kesal.
Arga pun terkekeh ringan.
"Ya meskipun banyak dibantunya sih," Lanjutnya disusul dengan cengiran indah khas Vira.
Hubungan mereka berdua memang semakin dekat. Itu semua Arga yang memulai. Dimulai dari setiap malam Arga mengirim pesan kepada Vira, dan seringnya mereka bertemu membuat mereka semakin dekat.
Perasaan Vira pun sekarang sudah mulai menjadi. Ia sudah mencintai calon suaminya tersebut.Entah sejak kapan itu,tetapi jika ia berada di dekat Arga, ia merasa lebih nyaman.
TBC
MAAF MASIH AMBURADUL BGT,MAKLUMIN YA, CERITA PERTAMA SOALNYA🥲
VOTE YUKK💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA (On Going)
Random[PROSES REVISI] REVISI DI DAHULUKAN SEBELUM END!! "Sebuah rasa tidak dapat berubah karena dipaksakan. Tapi rasa juga bisa berubah karena terbiasa" -Hero Arga Lecester Atkindson "Cinta bukan hanya datang karena pandangan pertama, tetapi cinta bisa...