"Arghhh! Kenapa gue bisa disini?!" Teriaknya frustasi.
Saat baru bangun tidur, Arga terkejut dengan keberadaan Raina yang tidur disebelahnya dengan tidak memakai baju, alias naked. Begitupun dengan dirinya. Ia melihat semua pakaiannya dengan pakaian Raina berceceran kemana mana serta kasur yang sudah sangat berantakan.
Tak ingin membuang waktu, Arga pun memakai kembali bajunya, setelah semua baju sudah dipakai, ia langsung membangunkan wanita licik itu.
"Bitch, bangun lo!" Teriak Arga, terdengar jelas bahwa suara Arga saat ini sedang emosi.
Raina pun terusik dengan teriakan Arga.
"Morning sayang,"
"Hoamm. Gimana? enak ga kemarin?"
"Dasar jalang gapunya malu!"
"Gitu gitu kemarin malem kamu keenakan juga,"
Ceklek
Deg
-----------
Vira yang sudah siap dengan pakainya bergegas turun untuk berangkat ke butiknya. Tetapi sebelum itu ia ingin mengecek ke kantor sang suami. Ia ingin mengetahui apakah suaminya berada di sana atau tidak.
"Halo, saya mau nanya. Kemarin pak Arga ga pulang, apa dia masih di kantor?"
Vira saat ini sedang menelfon asisten pribadi Arga yang mengetahui semua jadwal Arga.
"Maaf ibu, saya tidak tau dimana keberadaan pak Arga, tetapi waktu kemarin saya dateng ke kantor, ruangan pak Arga sedang dikunci. Kunci cadangan saya bawa, tapi kebetulan kemarin waktu saya kesana kuncinya tidak saya bawa. Saya fikir pak Arga sudah pulang dan mengunci pintu ruanganya," jawab Kevin, asisten pribadi Arga dengan panjang dan lebar.
"Yasudah,kalo gitu saya minta tolong untuk berikan kunci cadangan kamu ke saya ya. Ketemu di kantor saja, saya sudah OTW kesana,"
"Baik,bu,"
Vira pun mengendarai mobilnya menuju kantor suaminya. Mobil pribadi miliknya sudah ia ambil setelah ia sudah benar benar pulih kemarin.
Setelah menghubungi asisten pribadi Arga, saatnya ia menghubungi Syera jika hari ini ia akan datang terlambat ke butiknya.
"Halo Syer, tolong urusin semua dulu ya, gue ada sedikit problem nih," Ujarnya saat sambungan telfon itu sudah terhubung.
"Siap bu bos,"
"Oke makasih Syer," Vira pun mematikan panggilanya sepihak.
Tak lama Vira pun sampai di kantor Arga, dan langsung menemui Kevin yang sudah menunggunya di ruang tunggu.
"Cadangan nya cuman satu?"
"Iya ibu, cadangan yang pak Arga berikan ke saya hanya satu,"
"Saya minta tolong nanti duplikat kan kunci ini satu lagi ya buat saya,"
"Baik,bu,"
"Yasudah saya masuk dulu ya, makasih sebelumnya,"
Vira pun melangkah menuju kearah lift dan memencet tombol lantai 8. Keluar dari lift ia melihat di lantai ini masih sangat sepi. Mungkin memang karna masih pagi.
Tak mau membuang waktu, Vira pun melangkah mendekati pintu ruangan Arga. Dan membuka pintu menggunakan kunci cadangan yang dibawa oleh Kevin tadi.
Ceklek
saat pertama masuk yang Vira lihat adalah tas perempuan yang berada di atas sofa. Karna ada pintu satu lagi yang Vira ketahui itu adalah kamar Arga, ia pun berniat untuk membuka pintu itu.
Ceklek
Deg
"Mas Ar-Arga,"
Vira melihat, Raina yang telanjang duduk di ranjang, sedangkan Arga lengkap dengan pakaian kantornya tetapi sudah berantakan. Vira juga melihat Kamar ini jauh dari kata rapi. Dan jangan lupakan pakaian Raina berceceran kemana mana.
Vira menggelengkan kepalanya pelan, "Jadi ini mas,yang buat kamu ga pulang semalem?"
"G-ga gitu Vir, ini bukan se---"
"Diem dulu mas,"
Setelah mengucapkan kata itu, Vira mendekat kearah Raina.
"Ekhem," Vira berdehem sebentar sebelum angkat bicara.
"Gimana? enak? enak semaleman sama suami orang?"
"Atau mungkin mbak nya belum puas?" Lanjutnya. Raina hanya diam tanpa niat untuk membalas ucapan Vira.
"Mbak perempuan bukan sih? bisa bisa nya ga malu jadi jalang,"
"Atau emang udah gapunya malu?"
"Oh atau mbak nya ini memang sudah biasa jadi jalang seperti ini? dibayar berapa sih mbak sama suami saya sampe mbak nya mau, soalnya saya juga mau nih kayak mbaknya, kan mayan duitnya buat beli mobil sama rumah mewah." Berhenti sejenak sebelum Vira melanjutkan kata katanya.
"Tapi sayangnya tanpa ngejalang pun saya sudah kaya,"
Raina tentu saja tidak terima jika dirinya dibilang jalang, saat tangan Raina ingin menampar pipi Vira, Vira dengan tegas langsung menahanya.
"Jangan sentuh saya pakai tangan kotor anda bitch!" Desisnya dengan menghempas tangan Raina, dan berjalan keluar ruangan yang seperti neraka baginya. Tetapi sebelum benar benar keluar, ia membisikan sesuatu pada suaminya.
"Urusin jalangnya, kalo belum puas lanjutin gih,"
Arga yang sedari tadi hanya menyimak keduanya langsung menoleh kearah Vira.
"VIRA!!" Ia berteriak memanggil Vira sata istrinya itu berjalan cepat menuju lift.
Vira tak menoleh dan melanjutkan langkahnya menuju lift.
TBC💗
JANGAN LUPA VOTE YAWW
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA (On Going)
Random[PROSES REVISI] REVISI DI DAHULUKAN SEBELUM END!! "Sebuah rasa tidak dapat berubah karena dipaksakan. Tapi rasa juga bisa berubah karena terbiasa" -Hero Arga Lecester Atkindson "Cinta bukan hanya datang karena pandangan pertama, tetapi cinta bisa...