31. ARGARA

7.2K 284 6
                                    

HAPPY READING💗

"Mending beli aja deh Vir, gabakal bikin miskin juga buat lo beli gituan,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mending beli aja deh Vir, gabakal bikin miskin juga buat lo beli gituan,"

Vira menghembuskan nafas pasrah, "Oke gue beli,"

Sudah dua hari Vira merasa mual mual setiap pagi.  Saat berada di butik, ia bercerita kepada Syera jika ia setiap pagi mual, nafsu makan yang berkurang serta ia juga telat datang bulan. Syera menyarankan untuk membeli testpack nanti siang.

"Hubungan lo sama suami lo gimana?"

"Yagitu. Gue mau ngajuin surat cerai, tapi semenjak gue mual mual kemarin,gue ngerasa berat buat ke pengadilan,"

"Ya itu karna anak lo gamau jauh dari bapaknya,"

Sontak Vira melebarkan matanya, "Gue belum hamil,"

"Yakan belum cek Vira sayang," Balasnya dengan menekan kata di akhir kalimatnya.

Vira memijit pelipisnya pelan, "Gue pusing Syer. Masalah gue sama Arga belum selesai. Masalah anak yang dikandung Raina juga. Lah sekarang kalo gue hamil gimana??" Tak terasa, air mata Vira turun membasahi pipinya.

Syera mengelus punggung Vira pelan, "Gue yakin lo wanita kuat, pesan gue lo jangan gegabah, jangan egois. Kalo lo beneran hamil anak Arga, lo jangan sampai ambil jalan yang salah. Kasian anak lo,"

"Udah, jangan mewek lagi. Sekarang mending kita ke apotek beli testpack, kita test di apart gue ya?"

Vira mengangguk lantas berdiri keluar menuju tempat mobilnya diikuti oleh Syera dibelakangnya.

Saat di mobil Vira dan Syera hanya berbincang bincang ringan. Saking serunya,hingga tak sadar bahwa keduanya saat ini sudah sampai di Apotek.

"Mau ikut turun ga?"

"Boleh deh,"

Keduanya pun turun dari mobil dan memasuki apotek.

"Mbak beli testpack nya 3, beda merk ya,"

"Oke, tunggu sebentar saya ambilin,"

Vira sengaja membeli 3 testpack sekaligus dengan merk yang berbeda, karna ia ingin hasilnya akurat.

"Ini mbak, langsung ke kasir ya,"

"Terimakasih," Vira dan Syera berjalan ke kasir dan membayar semua testpack itu.

Setelah selesai, keduanya kembali menasuki mobil, tetapi yang menyetir adalah Syera. Sengaja memang, karna kalau Vira yang menyetir takut nya tidak fokus. 

Tak lama mereka pun telah sampai di apart Syera.

"Gue deg deg an Syer," Ujarnya saat mereka telah sampai di depan kamar mandi.

"Udah dicoba dulu gih,"

Vira mengangguk lantas masuk kedalam kamar mandi dan langsung memakai benda dengan merk yang berbeda beda itu.

Vira menghembuskan nafas pelan saat dirinya sudah melakukan test itu. Vira masih belum melihat hasilnya. Sungguh, jantungnya berdetak dua kali lipat dari sebelumnya. Ia berharap jika hasilnya negatif. Semoga saja.

Tok Tok Tok...

"Vir? kok lama banget?"

Mendengar itu membuat Vira sadar dari lamunanya. Dengan tangan yang bergetar ia membalikan testpack tersebut,

Deg

"P-positif," Lirih Vira bersamaan dengan air mata yang tiba tiba keluar dari matanya. Ia melihat semua testpack tersebut menunjukan garis dua, yang artinya Vira positif hamil.

"Bunda bahagia kok kamu hadir di perut bunda. Tapi waktunya aja yang belum tepat nak," Lirihnya dengan mengelus perut datarnya dan air mata yang terus mengalir.

Tok Tok Tok....

"Vir?" Panggil Syera dari luar kamar mandi. 

Vira menghapus sisa air matanya dengan kasar.

Ceklek

"Gimana hasilnya Vir?"

Vira memberikan 3 langsung testpack ke Syera.

Syera yang melihat dua garis di testpack itu tersenyum bahagia dengan wajah yang berbinar.

"Selamattt calonn mama mudaa," Ujarnya dengan memeluk erat sahabatnya.

"Hiks," Satu isakan lolos dari mulut Vira.

"Loh? kok nangis sih, harus bahagia dong,"

"Gue bingung. Bingung gimana ngomongin ke Arga, masalah gue sama dia belum kelar Syer,"


--------



Sedari tadi Arga tidak fokus dengan pekerjaanya. Ia terus memikirkan keadaan istrinya yang sedari kemarin seperti kurang sehat.

Ting

Papa
Pulang kamu Arga!

Arga menghela nafas saat melihat pesan itu.

Meraih tas kerja nya, dan langsung keluar ruangan. Ia akan pulang untuk menemui papanya yang tiba tiba mengirim pesan itu.

Tak lama, Arga pun sudah sampai di depan rumahnya. Ia melihat ada mobil orang asing yang terparkir rapi di halaman rumah miliknya.

"Assalamu--"

BUGH!

"BERANI BERANINYA KAMU HAMILIN ANAK ORANG SEDANGKAN KAMU SUDAH MENIKAH ARGA!" Murka papa Demian teriak didepan wajah Arga setelah memukul anak nakalnya itu.

"Pah, Arga bisa jelasin ini semua,"

"Duduk!" Arga pun segera duduk. Disana sudah ada keluarga Raina dan orang tua Arga.

Mama Desi dan papa Demian berniat mengunjungi rumah anak dan menantunya hanya untuk melepas rindu. Dan saat sampai di rumahnya, keduanya terkejut mendapati keluarga Raina yang sudah berdiri di ambang pintu. Tentu saja mereka kenal dengan keluarga Raina. Saat sudah mengetahui bahwa Raina hamil anak Arga, papa Demian sangat murka. Sedangkan mama Desi sudah menangis dan duduk lemas di sofa.

"Pokoknya kamu harus tanggung jawab dengan Raina, Arga!" Tegas Armand, Papi Raina. Sedangkan mami Raina, Sinta. Ia sedang menggenggam tangan putri semata wayangnya itu.

"Maaf om, tapi saya tidak bisa. Selain karna saya sudah punya istri, tetapi itu semua salah Raina yang menjebak saya saat itu, dan belum tentu juga itu anak saya! karna waktu saya melakukan itu dengan Raina, posisi Raina , maaf, sudah tidak perawan,"

Plak

"Berani beraninya kamu salahin anak saya! saya sudah tau ya kalau Raina ini anak baik baik! Tidak mungkin ia melakukan itu jika bukan karna dijebak Arga!"

Arga memegang pipinya yang barusan ditampar oleh Armand. "Maaf om, kalau om ga percaya, om Armand bisa langsung cek CCTV di kantor saya,"

Sedangkan Raina disana hanya dudukdengan gelisah. Jika keluarganya akan melihat CCTV itu bagaimana dengan dirinya nanti?

"Assalamu-- eh"



TBC

MAKASIHH 5k NYA! 🥰

JANGAN LUPA VOTE💗

ARGARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang