30. ARGARA

8.1K 282 4
                                    

HAPPU READING💗

HAPPU READING💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ceklek

Arga yang awalnya fokus dengan pekerjaanya menoleh kearah pintu yang terbuka, disana, Raina berdiri dengan wajah yang kacau.

"Arga,"

"Kenapa kesini lagi? belom puas lo ngehancurin hidup gue?" Tanyanya sembari memasang wajah datar.

"Aku hamil,"

Pyar

Bersamaan dengan itu, suara rantang yang beradu dengan lantai terdengar. Sontak kedua orang yang sedang didalam ruangan itu menoleh ke arah pintu.

"V-Vira," Lirih Arga saat matanya bertemu mata Vira. Saat ingin keluar mengejar istrinya, tangan Raina mencekal pergelangan tangan Arga, membuat Arga kembali berdiri di depan Raina.

"Trus kalo lo hamil gue harus apa? mau minta tanggung jawab? gue bukan bapaknya,"

"AKU HAMIL ANAK KAMU ARGA!" Teriak Raina tepat di depan wajah Arga,

"Ga mungkin itu anak gue, secara waktu itu lo udah ga perawan!"

"Tapi ini anak kamu!"

"Ada bukti kalo itu anak gue?"

"Lagian ga mungkin kan sekali langsung ada hasilnya?" Lanjutnya.

"Aku gaboong ga, INI ANAK KAMU!"

"Kamu ngelakuin itu sama aku, waktu aku lagi masa suburnya. Waktu itu juga kamu ga pake pengaman kan?"

"Gue belum percaya sebelum gue tes DNA sama anak itu,"

"Oke, kita bakal tes DNA waktu anak ini lahir," Setelah mengatakan itu, Raina pun keluar dari ruangan Arga.

"Arghhhhh!" Teriak Arga frustasi.

Arga pun keluar dari ruanganya, ia ingin segera pulang untuk menemui istri cantiknya.


-----


"Vir? lo mending pulang deh, lo tanya sama laki lo itu anaknya apa bukan, jangan lari dari masalah, nanti ga kelar kelar tambah malah panjang,"

Vira menggeleng lemah. Setelah hampir setengah hari ia menangis, membuat ia mengantuk,  ingin cepat cepat tidur tetapi yang diomongin Syera ada benernya juga.

"Vir, lo bukan anak ABG yang baru pacaran, trus kalo ada masalah kabur dan berakhir putus. Lo itu udah nikah sama Arga, kalo ada masalah gabisa dong putus. Kalo ada masalah diselesain dengan kepala dingin, kalo emang bener-bener laki lo yang salah, ya itu terserah lo. Tapi laki lo belum jelasin apa-apa kan? lagian kan lo tau kalo Arga pas itu itu sama Raina, bukan salah dia juga," Sahut Syera dengan panjang dan lebar.

"Gue aja sama Reyhan kalo ada masalah atau salah satu dari kita salah paham pasti kita selesain dengan kepala dingin, masak lo yang udah nikah kalah sama gue yang belum nikah?"

Vira menghela nafasnya
pasrah, "Oke gue pulang, gue titip butik selama seminggu kedepan,"

"Gampang itumah, yang penting rumah tangga lo sama Arga jangan sampe bubar,"

"Oke gue balik ya, makasih lo atas nasihatnya, dewasa banget emang sahabatku satu ini," Kekeh Vira.

Syera memang semasa SMA sudah sangat dewasa,berbeda dengan dirinya. Bahkan jika Syera berpacaran dengan seseorang hampir tidak bertengkar, tetapi disaat awal kuliah, gadis cantik berpikiran dewasa itu dikhianati oleh pacarnya. Vira yang mengetahui itu marah besar, bisa bisanya gadis sebaik dan sedewasa Syera dikhianati?
tetapi Syera melarangnya, "Gue udah gaada hubungan apa apa sama itu orang, jadi biarin aja, suka suka dia, yang penting kita doa dari sini semoga pacar barunya ga ngerasain jadi gue," Katanya waktu itu.

"Oke, hati hati,"

Vira pun menuju parkiran, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Tak lama Vira pun sudah sampai dirumah, dan ia melihat mobil suaminya yang terparkir rapi di garasi, Siap tak siap Vira pun harus siap. Ia turun dan memasuki rumahnya. Pemandangan yang pertama ia lihat adalah Arga yang duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah yang sangat kacau.

Karna terdengar suara langkah kaki, Arga pun menoleh,wajahnya langsung berbinar setelah mengetahui bahwa istrinya sudah pulang.

"Vira," Lirih Arga.

Vira menghiraukan panggilan Arga, ia berlalu ke kamar untuk membersihkan badanya. Vira ingin membahas masalah mereka nanti malam.

Arga yang melihat istrinya menghiraukanya menghela nafas berat. Lantas ia pun menyusul ke kamar, disana Arga melihat jika Vira sedang mengambil pakaian di almari dan menenteng handuk di tangan sebelahnya, "Mungkin mau mandi," Batinya. Ia pun akhirnya duduk di ranjang ketika meliha Vira masuk kekamar mandi. Arga akan menunggu Vira selesai mandi, baru ia akan menjelaskan semuanya. Dan ia juga berharap, semoga anak yang dikandung Raina bukan anak kandungnya.

Ceklek

Vira keluar lengkap dengan pakaian santainya. Lantas ia keluar dari kamar sebelum ada yang memanggilnya,

"Vira,"

"Kalo mau bicarain tentang tadi nanti malem aja," Setelah mengatakan itu Vira langsung keluar dan turun untuk menuju dapur. Lagi lagi bi Siti tidak ada dirumah. Vira meminta untuk bi Siti menemani anaknya saja, karna anaknya saat ini sedang sakit.

Dengan cekatan Vira memasak untuknya dan Arga. Meskipun hubunganya dalam keadaan yang tidak baik,Vira tetap menjalankan kewajibanya, memasak untuk sang suami.

Tak butuh waktu lama untuk Vira memasak semuanya. Makanan yang ia masak tadi sudah tertata rapi di meja makan. Suara langkah dari arah tangga pun terdengar. Vira menoleh, mendapatkan suaminya dengan pakaian santai dan rambut yang masih basah berantakan.

Mereka pun makan dengan diam dan tenang.

------


"Aku mau tes DNA sama anak itu, kamu tenang aja,"

Saat ini keduanya sedang berada di kamar untuk membicarakan masalah yang mereka hadapi sekarang.

"Meski kamu ingin melakukan tes DNA itu, tapi tetep aja kan? untuk sementara ini kamu harus tanggung jawab sama Raina,"

"Vir," Lirih Arga, tibatiba tubuhnya terasa lemas.

"Tanggung jawab mas," Lirih nya dengan air mata yang mengalir dipipinya.

"T-tapi, kamu selalu disini kan Vir?"

Vira menggeleng lemah, "A-aku akan urus surat cerai kita besok,"

Deg

Tubuh Arga semakin lemas. Sungguh ia tidak mau berpisah dengan Vira.

"Hoek," Ditengah keheningan mereka, Vira berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua yang didalam. Tetapi yang keluar hanyalah cairan bening saja.

"Hoek"

"Hoek"

"Vira," Arga langsung menyusul Vira kekamar mandi dengan mimik wajah yang khawatir.

"Keluar mas, ini sangat menjijikan,"

"Engga Vir, aku gabakal tega ninggalin istri aku dalam kondisi begini," Balasnya sembari memijat pelan tengkuk sang istri.

Karna sudah sangat lemas Vira pun terhuyung kebelakang hampir jatuh, untung saja dengan cepat Arga menangkapnya dan langsung menggendong Vira menuju kasur agar istrinya bisa tiduran disana.

"Apanya yang sakit hm?"

"P-pusing,"

"Kita kerumah sakit ya?"

Vira menggeleng lemah, "Mungkin cuman masuk angin aja,"


TBC

JANGAN LUPA VOTE GAIS💗

ARGARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang