43. ARGARA

6.9K 339 45
                                    

JANGAN LUPA VOTE YAA🥰
HAPPY READING💗

"Mamah! Kak Arga," Panggil seorang lelaki bertubuh tegap dengan paras yang tampan hampir mirip dengan papa Demian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mamah! Kak Arga," Panggil seorang lelaki bertubuh tegap dengan paras yang tampan hampir mirip dengan papa Demian.

Sontak saja semua orang yang berada di sana menoleh kearah suara. Mereka semua terkejut tak terkecuali Vira.

"Raga!" Dengan wajah yang berbinar, Mama Desi berlari kearah Raga dan memeluk anak bungsunya itu. 

Hanggara Raga Ladena Atkindson. Putra kedua dari pasangan Desi Atkindson dan Demian Atkindson.

"Mamah kangen banget sama kamu, kapan sampainya hm?" Ujar mama Desi dan melepaskan pelukannya dengan Raga.

"Barusan aja,"

"Kenapa kesini? kenapa ga langsung pulang?" Dielusnya pelan pipi sang anak yang selama ini ia rindukan. Sudah  2 tahun lamanya, Raga tidak pulang ke rumah. Ia berkuliah S2 di Kanada dan juga bekerja disana sebagai mengisi waktu luangnya.

"Tadi Raga mampir kesini karna mau nemuin temen seangkatan,"

Desi tersenyum, "Kenalin, ini istri kakak kamu yang pertama Vira Addison, dan ini," Jeda Desi sebentar sembari melirik Raina dengan malas.

"Istri kedua Kakak kamu," Lanjutnya dengan nada dingin dan wajah datar.

Raga menautkan alisnya pertanda dirinya sedang bingung.

"Maksud mama? istri kedua?"

"Ya, karna ulah bejat kakak kamu ini, dia menikah lagi dan membiarkan istri pertamanya, Vira, pergi dari rumah dengan keadaan hamil,"

"Mah," Bela Arga.

"Raga masih bingung deh mah,"

"Yaudah kita pulang dulu, cerita dirumah aja,"

"Buat kalian, kalian juga ikut ke rumah, kita ngumpul disana," Ujar mama Desi menunjuk Arga,Vira, dan Raina.

Semuanya pun berjalan kearah parkiran. Vira satu mobil dengan mama Desi dan Raga. Waktu ke rumah sakit dari bandara, Raga tidak membawa mobil, ia menggunakan taxi bersama temanya.

"Apa kabar?" Tanya Raga kepada Vira. Keduanya memang sudah saling kenal, karna sewaktu SMA Raga dan Vira sangat dekat. Sebelumnya Raga di sekolah tidak dikenal sebagai bagian keluarga Atkindson, karna Raga tidak mau menjadi sorotan di sekolah. Vira pun tidak mengetahui jika selama ini lah sahabatnya sewaktu SMA adalah adik iparnya sendiri.

"Yang lo liat," Jawabnya dengan tersenyum.

"Berapa bulan?"

Vira yang mengetahui jika Raga sedang bertanya tentang kehamilanya pun menoleh kearah adik iparnya itu.

"5 Bulan," Sembari mengelus pelan perut buncitnya.

"Ga nyangka gue ternyata sahabat gue sendiri adalah kakak ipar gue," Ujarnya diakhiri kekehan pelan. Dibalas kekehan juga oleh Vira. Lalu keduanya pun memasuki mobil dan berangkat menuju rumah keluarga Atkindson.


-------


"Gue ganyangka lo sejahat itu, kak," Ujar Raga sembari menepuk-nepuk bahu sang kakak dan menggelengkan kepala tidak percaya.

Setelah sampai di rumah mewah milik keluarga Atkindson, mama Desi pun menceritakan semua tentang rumah tangga antara Arga dan Vira. Raga yang mendengar itupun terkejut, karna Arga dikenal sebagai laki-laki baik dan tidak pernah menyakiti perasaan wanita sekalipun. Ingin marah dan ingin memukuli sang kakak karna yang Arga sakiti adalah sahabatnya sendiri. Tetapi, Raga tetap menghargai kakaknya itu. Karna bagaimanapun tidak sopan jika memarahi kakak kandung sendiri.

"Lagian anak yang dikandung Vira bukan anak aku," Ujar Arga santai.

"ARGA! JAGA BICARA KAMU! ANAK YANG ADA DIKANDUNGAN RAINA YANG BUKAN ANAK KAMU!" Teriak mama Desi murka.

"Ada bukti kalau anak yang dikandung Vira anak aku?"

"Ya! kamu bisa tes DNA jika anak yang dikandung Vira sudah lahir,"

"Paling juga nanti dipalsukan sama dia,"

"CUKUP!" Teriak Vira yang sudah tidak tahan dengan semua perkataan Arga.

Menarik nafas dan memejamkan matanya sebentar, "Kalo mas Arga ga percaya gapapa, setelah anak ini lahir, surat cerai akan aku kirim ke rumah mas. Gaperlu tes DNA, karna aku yakin, otak mas Arga masih berfungsi dengan baik, jadi bisa membedakan semuanya sendiri. Permisi," Setelah mengatakan semua itu, Vira pun keluar dari rumah ini dan cepat cepat pergi dari sana. Untung saja ada taxi lewat, jadi ia tidak perlu memesan lagi . Langsung saja Vira menaiki taxi itu dan pergi dari sana menuju aprtemen nya. Jangan lupakan air mata yang terus mengalir deras membasahi pipi mulusnya itu.

Salah apa dirinya di masa lalu, sehingga anaknya yang belum lahir sudah harus merasakan seperti ini. Bahkan sejak dikandungan, anaknya tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah.

Taxi itu pun berjalan membelah Jakarta menuju ke apartemen Vira.

Tak lama, taxi itupun telah sampai,. Vira buru buru turun, tidak lupa dengan masker yang selalu ia pakai sejak pertama naik taxi tadi.

Sampai di depan kamar, memasukan password nya terlebih dahulu. Setelah pintu terbuka sempurna Vira pun masuk dan langsung menuju ke kamar.

Di kamar ia menangis sejadi jadinya. Andai dulu dia tidak menerima perjodohan itu, andai dulu dia tidak terbuai dengan omongan buaya Arga. Pasti hari ini dia masih bahagia menjadi wanita karir, bukan seperti ini. Hamil tanpa suami.

Semua hanya ada kata 'andai'.

"Bunda, ayah, tolongin Vira," Lirihnya dengan meringkuk di atas kasur.

Ting Tong

Bel apartemen berbunyi, dengan segera Vira menghapus air matanya dan mencuci muka sebentar agar tidak terlalu terlihat jika dirinya menangis.

Ceklek

"Gara," Vira terkejut, pasalnya yang datang sekarang adalah adik iparnya, Raga.

Memang keduanya mempunyai nama panggilan khusus. Untuk Raga,Vira akan memanggilnya Gara. Gara adalah nama Raga yang diambil dari 'Hanggara'. Dan untuk Vira, Raga akan memanggilnya Veena, yang diambil dari 'Raveena"

Langsung saja Vira memeluk tubuh tegap itu. Ia merindukan sosok 'dewasa' dari diri Raga. Dulu sewaktu SMA, ketika Vira sedang ada masalah,entah itu dari keluarga atau teman bahkan percintaan, dirinya selalu bercerita kepada Raga, dan dengan senang hati Raga mendengarkan setiap cerita yang keluar dari mulut Vira.

"Hiks,"

"Hei, kenapa nangis?" Tanya Raga sembari memeluk Vira. Sebelum itu ia menutup pintu terlebih dahulu agar tidak ada fitnah diantara mereka.

Vira menggeleng didalam pelukan Raga.

"Yaudah, duduk dulu yuk baru cerita,"

Keduanya pun duduk di sofa ruang tamu apartemen ini.


TBC

SI RAGA PENYELAMAT VIRAA🤩

JANGAN LUPA VOTEE💗

ARGARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang