[PROSES REVISI] REVISI DI DAHULUKAN SEBELUM END!!
"Sebuah rasa tidak dapat berubah karena dipaksakan. Tapi rasa juga bisa berubah karena terbiasa"
-Hero Arga Lecester Atkindson
"Cinta bukan hanya datang karena pandangan pertama, tetapi cinta bisa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini Vira sedang memasak untuk sarapan dibantu dengan bi Siti. Hari ini jadwal Vira pergi ke butik, karna fashion week bakal diadakan minggu depan.
Setelah benar benar pulih, Vira langsung mengerjakan pekerjaanya, mulai dari revisi ulang dan mendesain tempat untuk fashion week.
"Bi, nanti siang aku minta tolong masakin makan siang buat mas Arga ya, nanti biar dikirim sama gosend"
"Siap non,"
Sejak kemarin Vira selalu pulang malam. Memang setiap ia mengadakan fashion week, Vira selalu sibuk hingga pulang larut malam.
2 hari ini Vira selalu berangkat pagi bareng dengan Arga, dan pulang malam melebihi jam pulang Arga.
Pekerjaan Vira sungguh sangat banyak, apalagi kepotong saat ia sedang koma,itu yang membuat Vira sibuk dua kali lipat dari sebelumnya.
Awalnya Syera yang akan siapin ini semua, tetapi tetap saja Vira tidak bisa berdiam diri di rumah. Ia merasa gatal ingin mempersiapkan ini semua dengan tangan nya sendiri, karna ia ingin mendapatkan hasil yang puas.
Setelah selesai masak, Vira buru buru untuk mandi, sedangkan Arga, saat ini ia sedang berganti pakaian setelah mandi. Meskipun Vira sedang sibuk sibuknya tetapi ia tidak pernah meninggalkan kewajibanya sama sekali. Seperti menyiapkan pakaian kantor Arga dipagi hari, dan mengirimkan makan siang ke kantor Arga, meskipun yang mengantar bukan dia, melainkan gosend.
Tak lama Vira keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian rapi, "Mas sepatunya udah aku siapin di bawah ya, terus tas kantor juga udah ada di kursi dapur,"
"Ok"
Vira yang melihat dasi milik Arga masih digantung itupun langsung mengambilnya dan memakaikan di leher Arga.
"Pasti lupa sama dasinya,"
Setelah selesai dengan urusan perdasian, keduanya pun turun kebawah untuk menikmati sarapan.
"Kamu hari ini pulang malam lagi?"
Vira pun mengangguk, "Maaf ya mas, akhir akhir ini Vira pulangnya malem terus, soalnya fashion week kali ini bener bener spesial buat butik aku,"
"Iya, asalkan jangan lupa sama kewajibanmu sebagai istri,"
Vira pun tersenyum mendengarnya.
Setelahnya hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang sedang beradu.
Tak lama mereka selesai dengan kegiatan sarapanya, dan langsung menaiki mobil mewah milik Arga.
"Nanti malem perlu aku jemput mungkin?"
"Mmm, kayaknya gausah deh. Kamu istirahat aja, aku gampang bisa naik taxi,"
"Aku jemput aja, pulang dari kantor aku ke butik kamu ,"
"Okedeh,"
Setelah 20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di butik Vira.
"Mas, aku turun dulu ya, nanti makan siangnya dianter lewat gosend, kamu jangan lupa minum vitaminya juga ya, terus makanya dihabisin, ohya kabarin aku kalo mau otw kesini, biar aku siap siap nya cepet,"
"Bawel banget si," Ujar Arga sembari mengacak pelan rambut istrinya.
Vira pun mendengus kesal, rambutnya jadi berantakan karna ulah suaminya, "Ih mas jadi berantakan kan,"
"Udah deh aku turun ya, kamu hati hati dijalan, gausah ngebut," Ujar Vira dan menyalimi tangan suaminya itu.
"Iyaa,"
Setelah Vira turun, Arga pun melajukan mobilnya menuju kantor.
--------
Tok tok tok
"Masuk,"
Ceklek
"Permisi pak, ini ada kiriman makanan dari ibu Vira," Ujar sekretaris Arga sopan. Memang, semenjak Arga menikah, ia memecat Laura, dan dapat pengganti sekretaris laki laki pilihan asistenya.
"Taruh saja di meja situ,"
Sekretaris yang bernama Deni itupun menaruh makanan bosnya di meja santai depan TV.
"Yasudah kalo gitu, saya permisi pak,"
"Iya terimakasih,"
Setelah berkutat dengan komputer sekama kurang lebih 2 jam, ia memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu.
Arga melihat makanan yang ada di meja nya, dan menghela nafas pelan, "Dikirim lewat gosend lagi,gosend lagi. Punya istri serasa ga punya jadinya." Gumamnya pada diri sendiri.
Ceklek
Arga yang awalnya fokus dengan makananya langsung beralih kearah pintu. Disana ada Raina yang berdiri tepat di depan pintu.
"Kenapa lo kesini lagi?"
"Arga Arga, kasian banget sih kamu, makan siang dianter lewat gosend. Bener ya,istrimu itu ga becus banget,"
"Jangan jelek jelekin istri gue,"
"Loh? memang kenyataan kan? coba deh pikirin. Dimana mana yang namanya istri itu memenuhi kewajibanya. Kayak ngelayanin suaminya dirumah, masak,anterin makan siang ke kantor suaminya. Lah ini? kerja tross, emang dasarnya masih belom siap nikah ya jadi gini deh,"
Raina mengetahui semuanya. Tentang makan siang Arga yang dikirim lewat gosend, dan tentang Vira yang sangat sibuk di butiknya.
"Lo kalo kesini cuma buat gitu doang, mending keluar, gue ga nerima tamu," Ucapnya dengan nada tegas.
