37. ARGARA

6.3K 274 2
                                    

MAAF PART INI HANYA 700 KATA, KARNA AUTHOR KEHABISAN IDE🥲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MAAF PART INI HANYA 700 KATA, KARNA AUTHOR KEHABISAN IDE🥲

DOUBLE UP UNTUK HARI INI!💗

VOTE DULUU DONGG🤩

"Loh Vir? kok lo disini?" Syera terkejut, pasalnya sore ini ia ingin ke supermarket, dan di lobby bertemu dengan Vira.

Sedangkan Vira sama terkejutnya dengan Syera. "Mmm, g-gue--"

"Entar dulu deh, gue buru buru mau ke supermarket, tunggu gue bentar. Oh lo ikut gue aja deh," Tanpa mendengar jawaban Vira, Syera langsung menarik tangan Vira untuk ikut denganya.

"Eh eh," Vira agak kesulitan mengikuti langkah besar Syera.

Saat sudah sampai di supermarket, Syera langsung mencari sesuatu seakan sesuatu itu akan habis jika ia tidak buru buru.

"Lo kenapasih Syer? gue capek tau,"

"Ini, tadi gue dikabarin sama temen gue kalo minuman yang dulu langka sekarang ada lagi, dan katanya cepet abis, itu fav guee jadi harus cepet dapet," Balasnya sembari grusak grusuk mencari minuman itu.

"Lo tunggu gue di kursi depan gih," Lanjutnya.

"Oke gue tunggu didepan, capek gue," Vira pun berlalu dari sana dan menuju kursi yang memang disediakan untuk orang orang yang menunggu.

Saat sedang bergelung dengan pikiranya sendiri, ia melihat ada sepasang suami istri, dengan perut sang istri yang membuncit.

"Kayanya dari kemarin gue ketemu orang hamil yang dimanjain suami trus. Ngejek banget," Gumamnya dalam hati.


-------



"Bi? belum pulang juga Vira nya?" Tanya Arga. Dari bangun hingga pulang kerja, ia tak menemukan keberadaan Vira sama sekali.

"Belum den, kamar nya juga kayanya kosong,"

"Yaudah aku cek ke kamarnya dulu ya bi,"

Ceklek

Arga membuka pintu kamar tamu tang selama ini Vira tempati untuk tidur.

Kosong.

Keadaan kamar itu kosong dengan kasur yang tertata rapi. Mencoba untuk terus positif thinking dan membuka lemari.

Kosong.

Sama hal nya dengan kamar ini, lemari itu kini benar benar kosong. Melirik kearah meja rias, tiada make up atau skincare milik Vira. Tetapi..

"Surat?" Gumamnya pada diri sendiri.

"Buka ajadeh," Ujarnya dan membuka surat itu.

Untuk Mas Arga.

Mas, Vira pamit dulu ya. Gausah nyariin sebelum kamu sama Raina benar benar selesai. Jangan bilang ke orang tua kamu atau orang tua aku jika aku pergi dari rumah. Kalau ada acara yang melibatkan kedua orang tua kita kabarin aja, biar kita bisa berangkat bareng biar mereka ga curiga.Emm, ngomong ngomong, masalah laki laki kemarin. Itu bukan selingkuhan aku, aku gabakal ngelakuin hal yang semenjijikan itu. Masalah anak yang aku kandung, mungkin kalo kamu pinter tau siapa anak ini dan siapa bapak anak ini. Makasih sebelumnya. Sengaja ga lewat chat, soalnya takut kalo yang baca bukan kamu. Kita berdua masih belum bisa bercerai, tadi aku konsul sama pengacara aku. Sementara kita pisah ranjang atau rumah dulu. Terimakasih.

Tertanda
Vira addison.


Arga yang membaca itu sungguh marah. Bisa bisanya Vira kabur begitu saja.

Mengambil Handphone yang tadi berada di kantongnya dan langsung mencari nomor Vira.

HeroArgason.
Dmn?

Tak lama, Vira membalasnya.

Vira
Di bumi.

Arga menghela nafas pelan saat membaca jawaban Vira. Ia akan mencarinya besok dengan dibantu para bodyguard nya.

"Loh sayang? kamu kenapa dari sana?"

"Vira pergi dari rumah,"

"Loh? emang kemana dia?"

Arga hanya mengedikkan bahunya acuh lalu pergi dari sana untuk menuju kamar dan mandi, karna hari sudah sangat sore.


----------




"Ouhh gituu ceritanya. Berarti lo nyewa apart disini? nomer berapa? lantai berapa?"

"Selantai sama lo, nomer 206"

"Deket dong berarti,"

Vira mengangguk.

Saat ini keduanya sedang berada di cafe dekat supermarket yang mereka kunjungi tadi.

"Lo kapan konsul ke pengacara?"

"Kemaren lusa,"

"Dan hasilnya?"

"Hasilnya gue belum boleh cerai sama dia, karna gue lagi hamil. Dan gue sama dia sementara pisah ranjang atau rumah dulu," Balasnya sembari memijit pelan pelipisnya.

"Kalo media udah tau belum?"

Vira menggeleng, "Media gaada yang tau, gue hamil juga gaada yang tau,"

"Ouhh,"

Drrtttttt Drrrttttt.......

Dering telpon yang terbunyi, membuat kedua orang itu menolehkan kepala.

"Aduh mati gue, bunda gue telpon," Ujar Vira panik. Tetapi tak urung untuk mengangkatnya

"Assalamualaikum bunda,"

"Waalaikumsalam anak bunda," Jawab bunda Nia di sebrang telfon.

"Ada apa bun?"

"Besok kan dirumah nenek ada acara tunanganya tante kamu. Kamu dateng ya sama Arga?"

Vira melebarkan matanya terkejut. Baru satu hari kabur masak sudah harus ketemu lagi?

"Halo Vir?"

"Kamu baik baik aja kan sama Arga?" Lanjutnya.

"B-baik kok bund. Yaudah nanti Vira bilang ke mas Arga ya,"

"Oke, yaudah bunda matiin ya, bunda mau masak,"

"Oke bund"

Panggilan pun terputus. Lagi lagi Vira memijit pelipisnya pelan.

"Kenapa Vir?" Syera yang sedari tadi hanya menyimak itupun akhirnya membuka suara bertanya kepada Vira.

"Ada acara di rumah nenek gue dan gue disuruh sama nyokap untuk ajak Arga,"

"Sialan, baru sehari gue kabur, dah harus ketemu lagi,"

"Terus lo kabarin ke Arga kapan?"

"Sekarang ajadeh," Ujarnya sembari meraih handphonenya.

RaveenaVira_
Bsk ad acara di rmh nenek aku, disuruh bunda dtg.

"Yaudah gue balik ya, udah hampir malem,"


MAAF PENDEK BANGET INI🥲UDAH BENER BENER KEHABISAN IDEE😭

JANGAN LUPA VOTEEYA GAIS💗

ARGARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang