Saat sedang asik memasak untuk makan malam, dering hanphone milik Vira itu berbunyi.Ting
Sebuah notif yang muncul di layar depan, membuat ia buru buru melihatnya.
Mas Arga
nanti ketemu di kantor aku jam 2.Vira mengerutkan dahinya, ada apa Arga mengajaknya bertemu nanti siang?
"Ada apa ya," Gumamnya.
"Ah tau lah," Vira pun mengangkat bahunya acuh, dan langsung melanjutkan acara memasaknya tanpa membalas pesan dari suaminya itu.
Tak lama makanan yang ia masak sudah jadi dan sudah tertata rapi di meja makan miliknya. Hari ini menunya adalah ayam kuah kari. Mungkin karna Vira sedang ngidam, jadi ia sangat ingin memakan makanan itu.
"Gue udah kayak gadis ya. Masak sendiri, makan sendiri, tinggal sendiri, cari uang buat diri sendiri," Ucapnya pada diri sendiri diakhiri kekehan kecil. Memang selama ini Arga sama sekali tidak menafkahi Vira, padahal keduanya masih belum pisah.
Vira sudah tidak pernah menangis lagi di malam hari. Vira sudah terlalu lelah memikirkan semua, biarlah kehidupan kedepanya akan ia jalani bersama anaknya.
Setelah selesai makan, Vira pun membersihkan dapur yang ia buat untuk memasak tadi, mencuci piring bekas ia makan, dan terakhir adalah membersihkan meja makan tempat ia makan tadi.
"Uh, lumayan capek ya," Gumamnya dan duduk di sofa depan TV
Diliriknya jam yang tertempel rapi di dinding, ternyata hari sudah siang.
12.30
Lantas ia pun mandi untuk bersiap siap ke kantor Arga. Sebenarnya pagi tadi dirinya sudah mandi, tetapi karna kegiatan masaknya yang membuat tubuh Vira menjadi berkeringat.
Ceklek
Vira keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe kesayanganya.Lalu menuju meja rias untuk memaki skincare rutinya dan makeup tipis tipis. Kebiasaan Vira memang make up terlebih dahulu sebelum memakai baju.
Setelah selesai dengan urusan wajah, ia beralih ke walk in closet untuk memakai pakainya. Hari ini Vira memilih untuk memakai baju yang lumayan longgar, sengaja memang untuk menutupi perut buncitnya, meskipun Arga sudah tau bahwa dirinya sedang hamil, tetapi tetap saja ada rasa sedikit risih ketika ia memperlihatkan perut buncitnya kepada Arca.
Berkaca sebentar memperhatikan penampilanya, setelah semua audah rapi Vira keluar dan mengunci pintu apartemen dan turun.
Waktu masih jam segengah dua, tetapi Vira sudah berangkat karna jarak apartemen dengan kantor Arga lumayan jauh.
Setelah menyalakan mesin mobil, Vira pun menyetir dengan kecepatan sedang. Jangan lupakan kacamata yang bertengger manis di kedua matanya, membuat calon janda itu terlihat semakin cantik.
Selama di perjalanan Vira terus bernyanyi ketika lagu favorite nya terdengar.
----------
"Selamat siang bu Vira.. Bu vira kok jarang kesini lagi?"
Vira tersenyum, "Siang Dwi, lagi sibuk banget jadi jarang deh kesini. Pak Arga nya ada ga?"
"Ada bu, hari ini pak Arga nya kosong,"
"Yaudah, saya kesana ya,"
Vira pun berjalan menuju ruangan Arga. Tempat ini, tempat yang menjadi saksi dirinya mengantarkan makan siang untuk Arga, dan tempat yang menjadi saksi ketika ia memergoki suaminya bercinta dengan wanita lain. Dan sekarang, dirinya kembali ke tempat ini dengan keadaan dan tujuan yang berbeda.
Sekarang Vira sudah berada di depan pintu ruangan Arga, sebelum memasuki ruangan itu ia memejamkan matanya sejenak sembari menarik nafasnya pelan.
"Bismillah," Ucapnya yang pasti hanya di dalam hati.
Tok Tok Tok
Vira sadar jika status dirinya bukan seperti yang dulu. Jadi sebelum masuk ia mengetuk pintu terlebih dahulu.
Entah kebetulan atau apa, setiap Vira kesini, kursi sekretaris yang berada di depan ruangan Arga pasti kosong, tidak ada orang.
"Masuk!" Teriak Arga dari dalam ruangan.
Ceklek
Pintu terbuka sempurna, menampilkan Arga yang duduk dikursi kebesaranya.
"Duduk,"
Vira pun duduk di kursi yang berada di depan meja Arga.
"Bagaimana keadaan anak kamu?"
"Langsung ke inti saja,"
"Gimana keputusan kamu?"
Vira mengangkat satu alisnya, "Tentang?"
"Hubungan kita,"
Menghelas nafas sebentar, "Aku masih belom bisa ngambil keputusan. Keadaan aku lagi hamil dan pengacara pribadi aku menolak mentah mentah tentang pengajuan surat gugat kita,"
Arga mengangguk.
"Anak Raina cowok," Ucapnya tiba-tiba.
"Oh, anak haram itu ternyata cowok,"
"VIRA! JAGA BICARA KAMU! ITU JUGA ANAK KAMU!" Bentak Arga dan menunjuk tepat di depan wajah Vira.
"Anak aku? ga salah tuh? orang itu belum karuan anak kamu kok bilangnya anak aku juga. Anak aku ya yang aku kandung ini, yang gak dianggep sama sekali sama bapaknya,"
Jleb
"Aku mohon terima anak Raina sebagai anak kamu juga,"
"Aku akan menerima anak itu kalau kamu dan Raina juga bisa menerima anak aku! tapi maaf, anak aku gaperlu diterima pun ga masalah," Sahutnya santai.
"JELAS SAJA AKU TIDAK BISA MENERIMA ANAK ITU KARNA AYAHNYA BUKAN AKU!" Teriak Arga dan menunjuk tepat perut Vira.
"AKU JUGA GABISA NERIMA ANAK YANG DIKANDUNG RAINA KARNA ANAK ITU BUKAN ANAK AKU!" Vira tak kalah teriak.
Skakmat.
"Mas Arga, ternyata kamu bodoh ya, gabisa membedakan mana yang tulus mana yang enggak, dan gabisa membedakan mana anak kandung kamu dan anak yang gatau asal usulnya,"
Setelah mengatakan itu, Vira keluar dari ruangan Arga dengan air mata yang mengalir deras di pipi.
TBC
PART PENDEK, INSHAALLAH PART SELANJUTNYA BAKAL PANJANG KOK GUYS. CUMAN EDISI LEBARAN AJA YANG LUMAYAN PENDEK HEHE,
JANGAN LUPA VOTE💗
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA (On Going)
Random[PROSES REVISI] REVISI DI DAHULUKAN SEBELUM END!! "Sebuah rasa tidak dapat berubah karena dipaksakan. Tapi rasa juga bisa berubah karena terbiasa" -Hero Arga Lecester Atkindson "Cinta bukan hanya datang karena pandangan pertama, tetapi cinta bisa...