Bismillah,
Naira memukul setir mobilnya berkali-kali. Sama sekali tidak peduli kalau tangannya sudah memerah. Dia geram melihat kemesraan Alfi dan perempuan berwajah lembut itu. Naira sudah mengikuti Alfi dan Ifa sejak keduanya memasuki mall.
Alfi yang dengan semangat menggandeng Fatih, dan sesekali bertukar pandang dengan Ifa tidak luput dari pengawasan Naira. Perempuan itu semakin geram melihat betapa Alfi tidak bisa memalingkan wajahnya dari Ifa. Naira yakin, mantan suaminya itu sudah lama jatuh cinta pada perempuan bernama Ifa.
Naira mendadak merasa dibohongi. Belum lagi egonya yang serasa runtuh. Dari sekian banyak lelaki yang mengejarnya dia memilih Alfi. Bahkan mati-matian menarik perhatian Alfi yang sama sekali tidak tertarik padanya. Lelaki itu akhirnya menikah dengannya karena campur tangan Ayahnya.
Naira semakin geram dengan semua pikiran yang menyesaki kepalanya. Emosi menguasainya. Dia bertekad tidak akan membiarkan Alfi tenang. Dia harus melakukan sesuatu untuk mengganggu mantan suaminya. Alfi tidak boleh bahagia tanpa dirinya. Jika akhirnya Alfi bisa kembali padanya, Naira menganggap itu bonus.
Dia merasa bodoh, karena baru menyadari betapa berharganya Alfi setelah mereka bercerai.
Naira terlonjak kaget ketika seseorang mengetuk kaca jendela mobilnya. Keningnya berkerut melihat Yoga berdiri dan menatapnya dingin.
"Apa sih, Ga? Ngapain kamu ke sini? Kita nggak ada janjian kan?!" sembur Naira.
"Kamu pikir aku goblok?! Kamu sengaja ngatur kapan kita bisa ketemu, supaya kamu bebas gila-gilaan kaya gini, Nai?!"
"Kamu jangan sok tau ya, emang aku ngapain?" debat Naira.
"Kamu ngikutin Alfi, kamu tuh udah sinting ya?! Ke mana sih harga diri kamu?! Aku nggak habis pikir, Nai. Kamu dulu udah mendepak Alfi dari kehidupan kamu," sergah Yoga.
"Denger ya, Ga, ini urusanku! Kamu nggak usah ikut campur. Lagian kamu siapa?!"
"Kita masih bertunangan, Nai. Dan kamu nggak mungkin lupa kalo kita udah lebih dari sekadar tunangan. We share bed, and only God knows how many nights we've been spent together. Aku nggak mau kamu cuma nganggep aku bagian dari ranjang kamu!"
"Jangan bawa-bawa nama Tuhan, Ga, kita berdua tahu kamu juga brengsek!"
Yoga menahan diri untuk tidak membalas lagi. Napasnya tersengal, dan lelaki menawan itu terlihat berusaha keras mengatur napasnya. Dia tahu, dia baru saja lepas kendali. Jauh di dalam dirinya, Yoga mengakui dia tidak ingin kehilangan Naira.
Dia murka karena Naira masih mengulik kehidupan Alfi. Yoga sendiri tidak mengerti kenapa Naira melakukan itu. Dia pun mengakui kalau Naira ternyata sama sekali bukan perempuan baik-baik seperti imagenya di awal pertemuan mereka.
Perempuan itu sama sekali bukan malaikat! Tapi anehnya Yoga mencintainya setengah mati. Dan lelaki itu sudah merasa terpenjara dalam pesona Naira.
Yoga membuka pintu mobil Naira. "Turun!" perintahnya.
"Apaan sih?! Ini mobilku!" tolak Naira dengan mata memelotot.
"Aku bilang turun, Nai!"
Yoga balas menatapnya tajam. Dan perlahan nyali Naira runtuh. Perempuan itu turun dari mobil dengan wajah bersungut-sungut. Sedangkan Yoga menempati kursi pengemudi dan mulai menyalakan mesin.
Naira tertegun. Dia masih belum mengerti apa yang dimau Yoga.
"Masuk, Nai! Mall ini sudah mau tutup. Kamu mau terkunci di parkiran?!" ancam Yoga.
Naira bergidik, matanya memindai area parkir yang sudah sepi. Detik berikutnya dia terpaksa mengikuti perintah Yoga.
Ketika sudah duduk di kursi penumpang, Naira bersedekap. Kemarahannya pada Yoga mulai reda. Dia melirik Yoga yang sudah mengemudikan mobil, dan mereka sudah sampai di pintu keluar. Wajah Yoga dengan rahang mengatup kuat tidak luput dari perhatian Naira. Diam-diam ada perasaan hangat menjalar di hatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/251499804-288-k664100.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Untukmu
RomanceKetika Alfi mulai mencintai Nai, wanita itu memilih untuk menjauh. Spin off 'Orang Tua Sempurna'. Note: sebagaian besar kejadian dalam cerita ini tidak persis sama dengan 'Orang Tua Sempurna'. Hal ini ditujukan sebagai improvisasi untuk membuat ceri...