Author pov.
Malam ini, adalah malam pertama yeji dan lia tidur dalam satu ranjang.
Entah kenapa sejak tadi lia susah sekali untuk memejamkan matanya. Padahal biasanya lia adalah orang yang langsung masuk ke alam mimpi jika kepalanya sudah menempel bantal.
Sedangkan yeji sendiri mungkin karena terlalu lelah menangis seharian, yeji sudah terlelap sejak tadi. Namun lia dapat melihat tidur yeji tidak nyenyak, karena sejak tadi yeji terus membolak-balikkan badannya dengan gelisah. Dan mungkin itu lah yang juga menjadi alasan lia tidak bisa tidur.Lia memutuskan untuk membalikkan badannya jadi menghadap ke arah yeji karena lia sangat penasaran dengan apa yang sudah membuat tidur yeji gelisah.
Jadi sekarang mereka tidurnya hadep-hadepan.
Belum lama lia menatap yeji, lia melihat yeji lagi lagi dan lagi menitihkan air matanya di saat mata indahnya itu sedang terpejam.
Lia benar-benar tidak pernah menyangka bahwa seorang Hwang Yeji ternyata serapuh itu. Hanya dengan membayangkan betapa hancurnya yeji saja hati lia ikut terasa sakit, apa lagi yeji yang menjalani itu.
Baru saja lia hendak menghapus air mata yeji itu, yeji sudah terlebih dahulu membuka matanya.
"Udahan dong nangisnya, dia pasti sedih banget liat lo kayak gini." Sambil berucap, tangan kiri lia terulur untuk menghapus air mata yeji karena tangan kanannya sedang ia gunakanan sebagai bantalan kepalanya.
Selalu saja, perkataan lia bukannya menghentikan tangisan yeji namun malah membuat air mata yeji semakin deras mengalir.
Lia yang benar-benar tidak sanggup melihat yeji seperti itu akhirnya sedikit menggeser tubuhnya lalu memeluk yeji.
Lia hanya memeluk yeji sambil mengusap lembut kepala yeji tanpa berkata apa-apa. Karena lia tau, sebesar apapun badai di pikiran seseorang, yang dibutuhkannya hanyalah sebuah pelukan. Bahkan lia tidak peduli jika bajunya harus basah terkena air mata yeji.
"Gapapa, mangis aja, keluarin semuanya, jangan ada yang ditahan. Ga usah malu buat terlihat lemah."
Pada keesokan harinya, ryujin duduk seorang diri di rooftop sekolah saat jam istirahat sedang berlangsung. Walaupun Chaeryeong sudah kembali padanya namun ryujin merasa masih ada beberapa hal yang hilang dari hidupnya.
"Jin."
Ryujin yang tadinya sedang menatap sebuah benda di tangannya langsung mendongakkan kepala saat mendengar namanya dipanggil.
Di sana, ryujin melihat lia sedang berdiri tepat di hadapannya.
"Ga istirahat ? Ngapain di sini sendirian ?"
Ryujin tersenyum simpul sambil menggelengkan kepalanya.
"Gapapa."
"Gue boleh duduk sini ga ?"
"Duduk aja."
Setelah berucap, ryujin menggeser duduknya untuk memberi tempat kepada lia.
Lia yang baru saja mendudukkan diri itu tidak sengaja melihat sebuah foto yang ada di genggaman tangan ryujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraodinary Love
FanfictionMenceritakan tentang lika-liku kehidupan anak sekolahan Warning! GxG Ga suka ? Skip boss!