28

2K 209 221
                                    

Author pov.
Hari sudah menjelang malam, lia yang baru saja selesai mandi langsung tersenyum ketika melihat yeji sedang duduk di atas kasur sambil menatap ke luar jendela kamar mereka.

Lia, masih dengan jubah mandinya, berjalan mendekati yeji, kemudian ikut naik ke atas kasur dan duduk berhadapan dengan gadis yang sudah berhasil mencuri hatinya itu.



"Hei, kenapa ?" Lia bertanya sambil mengulurkan tangan kanannya untuk menyentuh pipi yeji.



Yeji tersenyum, dengan sangat tulus, untuk pertama kalinya. Lia yang melihat itu sempat terkejut namun juga ikut merasa bahagia karena pada akhirnya hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang itu terjadi juga.

Di sela-sela senyumannya itu yeji menggelengkan kepala sambil menggenggam tangan lia yang sedang menyentuh pipinya.



"Ji, mulai sekarang, gue sepenuhnya milik lo. Kapan pun lo siap, lakuin sesuka hati lo."



Tau ga gaes maksud dari omongan lia ?

Iya, maksud dari omongan lia tuh, kapanpun yeji siap buat ngelakuin itu tanpa keinget sama bayang-bayang yuna, lia juga bakal dengan senang hati bantu yeji.

Itu, iya itu🌚



"Ya udah gue ganti baju dulu ya."

"Lia."



Lia yang baru saja hendak beranjak pergi langsung mengurungkan niatnya saat merasakan tangannya ditahan oleh yeji.



"Hmm ?"

"Gue..
Boleh nyoba lagi ga ?"



Lia yang mendapat pertanyaan seperti itu langsung menunjukkan senyum lembutnya.



"Tentu."

"Tapi..
gue takut."

"Kenapa takut ?"

"Gue takut kalau bayangan dia bakal muncul lagi di saat kita ngelakuin itu. Gue takut..
Bikin lo kecewa."



Senyuman di bibir lia malah semakin merekah. Entah kenapa ada perasaan hangat di hati lia setelah mendengar ucapan yeji yang seakan mengkhawatirkannya itu.

Iya, memang benar, sekarang kekhawatiran yeji bukan lagi perihal ingatannya tentang yuna, melainkan tentang ketakutannya kalau-kalau dirinya nanti akan membuat lia kecewa.

Ya, secara tidak langsung, Hwang Yeji sudah menunjukkan bahwa perasaannya perlahan-lahan mulai tertuju pada lia.



"Ji, tau ga ? Kita ga boleh terlalu lama manjain rasa trauma itu. Kita harus bisa ngelawan rasa takut yang ada di diri kita. Kalau lo lagi ngelakuin itu sama gue, cukup fokus sama gue, jangan biarin pikiran lain masuk ke otak lo."

"Tapi.."

"Let's do it."



Anjay lia ngegasnya ga nanggung-nanggung lagi😭



Hwang Yeji, dengan sedikit ragu dan takut, mulai mengulurkan tangannya ke arah tali yang dipergunakan untuk merapatkan kedua sisi jubah mandi lia itu.

Sebelum yeji benar-benar menarik tali jubah mandi itu, yeji kembali menatap lia.



"Lo yakin ?"



Lia hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dengan mantap.

Melihat jawaban dari lia itu, akhirnya yeji menarik tali itu lalu secara perlahan-lahan menurunkan jubah mandi yang sedang dikenakan oleh lia.

Extraodinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang