45

1.9K 201 181
                                    

Author pov.
Dengan keadaan yang sudah rapi, Ahn Yujin terlihat ke luar dari kamarnya menggunakan kaos berwarna putih yang dilapisi oleh cardigan putih juga, celana ripped jeans, dan tentunya tidak lupa topi.

Entah apa yang membuat gadis jangkung itu bersemangat, namun sejak ke luar dari kamar sampai turun ke lantai dasar rumahnya, yujin tidak berhenti bersiul, ciri khas orang yang sedang bahagia.



"Yujin."



Yujin yang tadinya ingin pergi begitu saja dan mengabaikan keberadaan minju di ruang tamu akhirnya harus membatalkan niatnya itu karena setelah sekian abad minju mau menyapanya lagi.



"Apa ?"

"Mm..
B-boleh minta tolong ga jin ?"

"Minta tolong apa ?"

"Anterin gue ke toko buku."

"Emang pacar lo ke mana ?"

"Ah i-itu, dia lagi sibuk latian buat drama musikal."



Yujin yang mendengar itu langsung terdiam untuk berpikir sejenak.
Bukan berpikir untuk menerima permintaan tolong minju, namun berpikir bahwa ternyata selama ini minju hanya menganggap yujin sebagai tokoh cadangan yang bisa selalu ada untuknya di saat pemeran utama tidak ada.

Tapi yujin bersyukur, sangat amat bersyukur. Hati yujin tidak terasa sakit lagi seperti dulu saat menyadari hal itu, dan itu semua karena kehadiran karina di hidupnya. Dan entah sejak kapan, hati yujin sudah tidak mau memberikan reaksi apapun lagi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan minju.



"Tapi gue juga sibuk."

"Sibuk ? Sibuk ap.."

"Sibuk kencan ehehe, ya udah gue pergi dulu ya."



Tanpa mendengar jawaban dari minju, yujin langsung melangkahkan kembali kakinya meninggalkan minju yang saat ini sedang menatapnya dengan sendu.

Aneh,
Itu lah yang dirasakan oleh minju. Karena entah kenapa, sikap acuh yujin itu membuat minju merasa kehilangan sesuatu dari dalam hatinya. Yujinnya yang dulu selalu ada kapanpun dia butuh, saat ini menyisihkan waktu sedikit untuk mengantarnya saja tidak mau.









Karena rumah Karina tidak berjarak begitu jauh dari rumah Yujin, hanya membutuhkan waktu lima belas menit yujin sudah sampai di pelataran rumah mewah milik keluarga kekasihnya itu.



"Ah selamat sore non yujin." Seperti rumah-rumah mewah pada umumnya, yujin disambut oleh salah satu pelayan yang secara bersamaan membukakan pintu untuknya.

"Selamat sore juga, mau ketemu.."

"Iya non tau kok, mari saya antar."



Yujin hanya bisa menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak terasa gatal karena pelayan di rumah karina itu sudah sangat hafal maksud dan tujuannya berkunjung ke rumah mewah itu.



"Oh ? Siapa bi ?"



Pertanyaan singkat seorang wanita yang belum terlalu tua dan telihat masih sangat amat cantik berhasil membuat langkah kedua orang itu langsung terhenti. Beberapa kali yujin berkunjung ke rumah karina, baru kali ini yujin bertemu dengan wanita yang tampak penuh kharisma dan sangat berwibawa itu. Dan hal itu berhasil membuat yujin merasa sangat amat gugup.



"Ah ini teman non karina nyonya."



Wanita itu sedikit menurunkan kacamata yang sedang dipakainya, lalu menatap yujin dari puncak kepala sampai ke ujung kaki. Dan karena hal itu rasa gugup yujin semakin tidak bisa diperhitungkan lagi.



Extraodinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang