31

1.5K 190 232
                                    

Author pov.
Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore, tentu saja di jam seperti itu kawasan sekolah sudah sangat sepi, hanya menyisakan beberapa murid yang mengikuti ekstra, atau mereka yang sekedar memiliki beberapa keperluan di sekolah, seperti eunbi contohnya. Hari ini eunbi pulang sedikit terlambat dari biasanya karena dirinya harus mengurus beberapa tugas yang belum sempat diselesaikannya.

Seperti hari-hari biasanya, sopir pribadi eunbi yang tidak pernah menjemput eunbi dengan tepat waktu itu selalu membuat eunbi menunggunya seorang diri di tempat penjemputan murid.



"Gimana kalau gue aja yang jadi sopir lo un ? Dari pada lo dibuat nunggu terus tiap hari."



Eunbi yang tadinya sedang fokus bermain handphone langsung menolehkan kepalanya saat mendengar suara tidak asing itu.



"Cih, itu lebih baik dari pada gue harus nunggu orang yang tiba-tiba ngilang ga ada kabar." Ujar eunbi dengan sangat amat lirih sambil kembali mengalihkan pandangannya ke layar handphone.



Walaupun eunbi berbicara dengan sangat lirih, lebih seperti sebuah bisikan, namun orang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lee Chaeyeon itu masih dapat mendengar perkataan kakak kelas cantiknya itu.
Tentu saja ucapan eunbi itu berhasil membuat chaeyeon tersenyum getir sambil membuang putung rokok di tangannya yang tinggal sedikit, lalu menginjaknya agar api di ujung rokok itu mati.



"Un, bisa ga sih jangan kayak gini terus ke gue ? Gue juga udah minta maaf kan ? Jujur, gue ga suka situasi kayak gini. Bilang aja, apapun itu, pasti bakal gue lakuin asal hal itu bisa nebus kesalahan gue dan bikin lo berhenti benci sama gue."



Perkataan chaeyeon kali ini berhasil membuat eunbi kembali menoleh ke arah sang ketua di club dancenya itu.



"Yang bilang gue benci sama lo siapa ? Ga ada tuh.
Gue cuma minta berhenti bersikap baik ke gue dan bikin gue jadi salah paham atas semua perlakuan yang lo lakuin ke gue.
Lo dapet julukan tukang 'PHP' tuh bukan tanpa alasan, dan ini lah kenapa sikap baik yang lo lakuin itu bukannya ninggalin kesan bagus tapi malah akhirnya bikin orang lain kecewa sama lo."



Chaeyeon terdiam sejenak, menatap dalam eunbi yang baru saja berbicara panjang lebar mengenai perasaannya itu.



"Un, apa salahnya sih gue mau nambah temen ? Kenapa gue ga bisa berbuat baik karena pengen nambah temen ? Apa yang bikin gue jadi sebuah pengecualian buat kalian ?"

"Chae, yang lo lakuin itu bukan cara buat nambah temen. Siapa sih yang mau nambah temen dengan cara meluk-meluk orang lain, pegang-pegang tangan orang lain, tiap hari nganterin orang itu pulang, perlakuin orang itu dengan sangat istimewa ?
Siapa yang ga bakalan naruh harapan lebih kalau perlakuan lo aja semanis itu chae ke orang lain ?
Bahkan gue yakin chae, orang pacaran pun belum tentu ngelakuin apa yang pernah kita lakuin."

"Dan gue, ngelakuin semua itu cuma ke lo un. Terserah mau percaya atau ga, tapi emang kenyataannya kayak gitu."

"M-maksudnya ?"

"Iya, perlakuan yang gue lakuin ke lo itu cuma gue lakuin ke orang yang gue suka un."



BAM!

Dunia eunbi seketika berhenti begitu saja saat mendengar pernyataan tidak terduga yang ke luar dari mulut seorang Lee Chaeyeon itu.



"Gue, suka sama lo un, sejak awal gue masuk ke club dance. Dan maaf karena gue baru berani ngomong sekarang. Maaf, karena dulu gue harus mengesampingkan perasaan gue demi chaeryeong. Lo udah tau sendiri kan un cerita di balik hubungan ryujin sama chaeryeong ?
Bukan cuma ryujin yang sehancur itu waktu mereka pisah, chaeryeong pun juga sama. Dan gimana bisa gue se-egois itu ninggalin adek gue buat pacaran di saat dia lagi ga baik-baik aja ? Gue bukannya sengaja ngilang dari hidup lo un, tapi waktu itu gue dibuat bingung sama keadaan. Gue pengen lanjut deketin lo, tapi di sisi lain chaeryeong ga rela kalau gue punya pacar dan dari dulu gue juga udah janji kalau gue ga bakal cari pacar sebelum adek gue itu nemuin pengganti gue buat jaga dia."



Extraodinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang