37

1.6K 200 149
                                    

Author pov.
Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, sinar mentari pun masih sedikit menampakkan wujudnya untuk menerangi kota Seoul. Sore-sore seperti itu, Wang Yiren terlihat sedang menghabiskan waktu di rooftop gedung tempatnya kursus bahasa inggris untuk sekedar menikmati udara segar sehabis hujan sambil menunggu sang sopir menjemputnya.

Gedung itu tidak terlalu tinggi, hanya ada dua lantai, namun walaupun begitu, rooftop gedung itu masih bisa menjadi tempat untuk menikmati keindahan kota Seoul.



"Yiren."



Yiren yang sedang mencium aroma harum dari coklat panas di tangannya itu langsung menoleh ke arah temannya yang sejak tadi memang menemaninya duduk di rooftop.



"Kenapa ?"

"Lo kenapa sih ga pernah mau dideketin sama anak-anak itu ? Gue capek banget tau ga ngeladenin orang-orang yang minta contact lo itu."

"Hahaha masak sih ?"

"Iya gila, karena lo ga pernah nanggepin mereka, jadinya mereka mempergunakan gue buat deketin lo."

"Ya udah sih ga usah ditanggepin juga."

"Kalau bisa juga udah gue lakuin dari kemarin-kemarin Wang Yiren yang cantiknya melebihi putri solo. Yang jadi masalah, gue orangnya ga bisa sebodo amat lo. Lagian dari sekian banyaknya orang-orang good looking yang deketin lo itu, kok bisa sih ga ada satu pun yang nyantol di hati lo ?"



Yiren yang mendapat pertanyaan seperti itu bukannya langsung menjawab namun malah tersenyum sambil mengarahkan kembali pandangannya ke coklat panas yang ada di tangannya itu.



"Karena..
Udah ada seseorang yang ngisi hati gue." Kali ini yiren berucap sambil bangkit dari duduknya, kemudian berjalan ke pinggiran rooftop itu, dan tentunya perbuatan yiren itu langsung diikuti oleh temannya.



Yiren yang tadinya hendak melihat pemandangan bangunan-bangunan kecil dari atas sana malah dibuat terkejut ketika dirinya mendapati seseorang yang sangat amat dikenalnya sedang berdiri di depan gedung tempatnya kursus bahasa inggris. Orang itu tampak mengusap-usap tangannya seperti orang yang sedang berusaha untuk menghangatkan diri.

Tanpa membuang waktu lagi, yiren langsung mengambil handphonenya dari dalam tas.



"Selamat sore cantikku." Sapaan manis dari seseorang yang sedang tersambung telfon dengannya itu berhasil membuat yiren tersenyum.

"Hahaha selamat sore juga cakepku, unnie lagi di mana ?"

"Hmm..
Di rumah, kenapa emangnya ?"

"Masak sih ? Ga lagi boong kan ?"

"Astaga, mana berani gue tuh boong sama lo."

"Coba liat ke atas."
Setelah yiren berucap demikian, yiren melihat orang yang sedang berdiri di bawah sana mendongakkan kepalanya.

"Eh, ehehe ketauan deh." Ujar orang itu saat pandangan mereka bertemu.

"Ish, gitu katanya ga berani boong sama aku."

"Hahaha ya kan niatnya gue mau ngasih surprise cantik."

"Udah ga kaget lagi sih aku kalau surprisenya kayak gini. Kan setiap kali aku ada kursus, unnie selalu muncul tiba-tiba di depan gedung kursusan aku."

"Yah udah ga seru lagi dong ya berarti ? Ya udah deh lain kali gue bikin surprise yang lain aja.
Lo ngapain sih di atas sana ? Pusing gue liatnya."

Extraodinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang