Author pov.
Hari ini, Seoul International High School sedang mengadakan beberapa lomba untuk ikut serta memperingati hari olah raga sedunia.
Namun sepertinya cuaca tidak mendukung kegiatan mereka karena sejak pagi tadi rintik-rintik hujan tidak kunjung berhenti membasahi kota seoul.Karena hal itu, para anggota OSIS yang mustinya tinggal mengerjakan beberapa tugas terpaksa harus mendapat kesibukan lain yaitu memindahkan berbagai macam properti dari lapangan out door ke lapangan in door.
Apa lagi lia, sebagai ketua OSIS, lia tidak sempat mengistirahtkan kakinya sebentar saja karena semua orang membutuhkan bantuannya. Bahkan lia sampai tidak mempedulikan rintikan air hujan yang mengenai tubuhnya.
"Jangan ujan-ujan, nanti kalau sakit siapa yang mau ngurus ?"
Lia sedikit terjeringat kaget saat seseorang tiba-tiba berjalan di sebelahnya sambil membawa payung untuk melindungi tubuh mereka berdua dari rintikan air hujan.
"Astaga hobby banget ngagetin orang."
"Bukan aku yang ngagetin, tapi kamu yang terlalu fokus sama kertas-kertas ga penting di tangan kamu itu."
"Ciee..
Ada yang cemburu sama kertas nih ceritanya ?" Dengan sangat jahil lia sengaja menggoda orang itu sambil menunjukkan eye smilenya."Engga ah, takut nabrak aja kalau terlalu fokus sama kertasnya."
"Dih, dasar batu, lempeng banget idupnya, romantis dikit kek."
Yeji yang mendengar ocehan lia itu secara diam-diam tersenyum gemas.
"Eh ji bentar dong, rambut kamu agak berantakan nih."
Yeji segera menghentikan langkahnya lalu menghadap ke arah lia yang sedang berusaha merapikan rambut yeji yang sedikit menutupi mata tajam gadis jangkung itu.
"Ekhem!"
Jika tadi lia yang dibuat terkejut, kali ini yeji pun juga berhasil dibuat terkejut akibat seseorang yang tiba-tiba muncul di antara mereka.
"Iya-iya, tau yang lagi dimabuk cinta, tapi bisa ga sih bucinnya nanti aja di rumah ?"
"Astaga ju, lo bisa ga sih munculnya ga kayak setan ?"
Ternyata, orang yang telah mengganggu momen yeji dan lia itu adalah minju.
"Maaf ya cakep, jodohnya boleh gue pinjem dulu ga ?"
"Ya udah nih bawa aja payungnya, jangan ujan-ujanan." Sambil berucap, yeji meraih tangan minju untuk menyerahkan payung miliknya itu. Setelah itu dirinya berlari pergi menorobos rintik-rintik air hujan hanya bermodalkan kedua tangan untuk menutupi kepalanya.
Kenapa yeji ngasih payungnya ga ke lia ? Karena kedua tangan lia lagi sibuk megang lembaran-lembaran kertas yang entah isinya apa.
"Gila, istimewa banget ya berarti lo bagi dia tuh."
Perkataan minju itu berhasil membuat lia menatap sahabatnya itu dengan bingung.
"Hah ? Apaan sih ju ?"
"Orang se-lempeng dia bisa semanis itu ternyata. Dan dia ngelakuin hal manis itu cuma ke lo. Masih nanya lagi lo apa maksud gue ? Please deh, lo itu orang terpinter di sekolah ini, tapi ya jangan bloon juga lah."
"Ohh.."
Walaupun hanya kata 'oh' yang minju dengar dari mulut lia, namun minju tidak tau kalau saat ini sahabatnya itu sedang berusaha untuk menahan senyuman di bibirnya karena apa yang dikatakan oleh minju itu benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraodinary Love
FanfictionMenceritakan tentang lika-liku kehidupan anak sekolahan Warning! GxG Ga suka ? Skip boss!