Author pov.
Selesai mengikuti rapat OSIS, Karina yang merupakan wakil ketua OSIS langsung kembali ke kelasnya yang sudah tidak berpenghuni karena bel pulang sudah berlalu sejak beberapa jam yang lalu.Saat Karina hendak mengambil tasnya, ada sesuatu yang menarik perhatian Karina. Karina melihat sebuah foto tergeletak di atas lantai yang berada tepat di sebelah bangkunya.
Karina langsung mengerutkan dahinya ketika melihat wajah Yeji, Yena, Ryujin, Chaeryeong, dan satu orang gadis lainnya yang tidak lain adalah Yuna ada di dalam foto itu.
Karina yang tidak mengetahui siapa Yuna tentunya merasa bingung, apa lagi saat melihat yeji tersenyum dengan sangat lebarnya di foto itu.Sama halnya dengan Minju beberapa hari yang lalu, berbagai macam pertanyaan langsung muncul di otak Karina ketika melihat foto itu.
Karena kebetulan Karina tau bahwa hari ini club skateboard sedang ada latihan, akhirnya Karina memutuskan untuk pergi ke lapangan skateboard.
Kenapa Karina ke sana ? Karena di foto itu ada yena juga, dan kebetulan si Yena adalah ketua club skateboard sekolah.
Entah kebetulan dari mana, saat Karina sampai di lapangan skateboard, Karina melihat anak-anak skateboard sedang beristirahat.
"Hmm..
Permisi." Dengan sedikit malu-malu, karina menyapa segerombol anak-anak skateboard yang tentunya ada yena juga di sana."Anjir mimpi apa gue semalem sampe didatengin bidadari ?"
Celetukan dari salah satu anak skateboard itu langsung mengundang toyoran yena.
"Kebiasaan banget gatel mulu kalau ada yang bening, iya kenapa cantik ?"
Ngata-ngatain temennya gatel, eh ternyata dia sendiri kayak gitu.
"Hmm..
Lo ada waktu ga yen ? Bisa ngobrol bentar ga ?""Oh jadi gitu ya bek ? Kemarin katanya lagi perjuangin si anak imigran dari china itu, eh tapi sekarang nyatanya malah sama Karina. Lo jangan maruk dong, semua bidadari diembat."
"Ssstt!
Sirik aja lo jomblo!
Boleh kok kar, mau ngobrol di mana ? Di sini ? Di taman ? Di rooftop ? Atau di pelaminan ?""Yeee si bangsat!"
"Lemes banget mulut lo, heran."
"Bismillah ga jadi sama yiren, amin."Tentu saja perkataan, atau lebih pantas disebut dengan gombalan yena itu langsung mendapat sorakan dari teman-temannya.
"Di taman aja deh yen."
"Oh okay, mohon maaf para penjaga gerbang minggir ya, pangeran mau ngobrol dulu sama tuan putri." Yena berucap sambil menyepak kaki teman-temannya yang menghalangi jalannya.
"Mana ada sih pangeran bentukannya macem bebek gini." Celetuk salah satu teman yena namun tidak ditanggapi oleh yena karena yena sudah mulai melangkah pergi bersama Karina.
"Ada apa sih kar ? Tumben pake banget lo ngajakin gue ngobrol ?" Tanya yena saat mereka hampir sampai di taman sekolah. Namun karina tidak langsung menjawab pertanyaan yena itu, melainkan menunggu sampai mereka tiba di taman terlebih dahulu.
"Mending duduk dulu deh, biar enak ngobrolnya."
Yena yang tidak suka membuang waktu akhirnya hanya menuruti perkataan teman satu angkatannya itu.
"Kenapa sih ? Kok muka lo tegang banget gitu ? Gue ga gigit kali."
"Hmm..
Yen.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraodinary Love
Fiksi PenggemarMenceritakan tentang lika-liku kehidupan anak sekolahan Warning! GxG Ga suka ? Skip boss!