Author pov.
Chaeryeong baru saja selesai pelajaran olahraga. Dan kebetulan sekali saat dirinya hendak kembali ke kelas, chaeryeong melihat yena yang entah dari mana atau mau ke mana sedang berjalan seorang diri di koridor perpustakaan."Yena unnie."
Yena yang terlihat sedang fokus memainkan handphone langsung menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang.
"Eh ada si cantik, kenapa chaer ?"
"Mau ke mana ?"
"Hmm..
Entah, jalan-jalan aja, bosen gue di kelas.""Oh, aku bisa ngobrol bentar ga sama unnie ?"
"Eh ? Tumbenan banget ? Wah jangan gitu lah chaer. Masak iya gue harus mengkhianati sahabat sendiri ?"
"Ck please ya un aku cuma mau ngobrol bukan mau pdkt."
"Padahal mah mau pdkt juga gapapa."
"Jadi gimana ? Mau apa ga ? Waktu aku cuma dikit nih un, bentar lagi masuk kelas."
"Ya udah ayok, mau ngobrol di mana ?"
"Di rooftop aja deh biar ga ketauan guru kalau unnie lagi bolos."
"Okay, mau gue gandeng apa jalan sendiri ?" Yena bertanya sambil mengulurkan tangannya. Namun segera ditatap tajam oleh chaeryeong.
"Un."
"Hahaha astaga iya-iya kan gue cuma bercanda."
Chaeryeong tidak lagi menjawab perkataan yena, melainkan malah langsung berjalan mendahului sahabat kakaknya itu.
Yena yang sudah sangat paham dengan sifat tsundere orang yang pernah disukainya itu hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum lalu ikut melangkahkan kakinya.
"Kenapa sih chaer ? Tumbenan banget lo pengen ngobrol berdua sama gue. Biasanya gue deketin aja langsung menjauh seakan gue ini barang yang ga halal buat disentuh."
"Dih, fitnah banget mulutnya parah."
"Hahaha bercanda chaer astaga."
"Ya udah sini duduk, ini bukan waktunya buat bercanda okay ?" Chaeryeong berucap sambil menepuk-nepuk bagian kosong kursi yang sedang didudukinya itu.
"Serius banget keliatannya, kenapa ? Lo hamil ? Aduh sorry kalau itu guwwegabuaa.."
Chaeryeong yang kebetulan sedang membawa sebungkus roti di tangannya langsung membungkam mulut yena menggunakan roti itu.
"Anjir jahat banget lo chaer, tapi ngomong-ngomong rotinya enak, beli di mana ?"
Dengan mulut yang masih full, yena kembali melontarkan candaannya dan hal itu berhasil membuat chaeryeong menghela nafas sambil memijit-mijit pelipisnya.
"Yiren gimana ?"
BAMM!
Cara chaeryeong kali ini berhasil membuat mulut yena yang sedang sibuk mengunyah tiba-tiba terhenti.
Chaeryeong juga dapat melihat raut muka yena seketika berubah hanya karena dirinya menyebut nama salah satu sahabatnya itu.
"Sebesar itu un pengaruh dia di hidup unnie ?"
Yena tetap tidak menjawab, sahabat dari kakak chaeryeong itu masih enggan untuk membuka mulut. Yena bukannya tidak mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh adik kelasnya itu, namun hati yena terlalu sakit untuk sekedar membuka mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraodinary Love
FanfictionMenceritakan tentang lika-liku kehidupan anak sekolahan Warning! GxG Ga suka ? Skip boss!