ANALDI STORY 🌻
25|| KECELAKAAN
“Dia hanya pergi sebentar dan dia akan kembali.” Aldi Alfaro.
“Papah.” Ujar Ana yap orang itu adalah Roby. “Om.” Sapa Aldi namun Roby tidak memperdulikannya. “Papah udah peringatin sama kamu jangan dekati dia, masih aja ya kamu.” Ucap Roby, Ana berdiri dengan raut wajah yang kecewa. “Kenapa sih Pah Ana ga boleh bahagia dengan cara Ana sendiri???” Tanya Ana. “Karna Papah mau kamu yang terbaik.” Balas Roby. “Apa dengan cara ini yang terbaik bagi Papah, dengan cara merebut kebahagiaan Ana gitu.” Ana mulai lelah dikekang oleh Papahnya, Aldi berusaha menenangkan Ana. “Berani melawan kamu ya.” Roby mulai terpancing dan plakk Roby menampar Ana.
Ana memegangi pipinya yang sangat perih lalu pergi. “Maaf om.” Aldi langsung mengejar Ana, Ana berlari dari banyaknya orang yang berlalu lalang. “Ana.” Ucap Aldi mengejar tapi saat Ana hendak menyebrang di Zebra Cross ada mobil yang lewat dengan kencang tapi Aldi langsung menarik Ana untuk menghindar dan Yap yang tertabrak bukanlah Ana melainkan Aldi, Aldi terpental beberapa kaki dari kejadian tadi , darah dari hidung, bibir, dan kepala terus mengalir membasahi jalan kota Bandung, bau amis mulai tercium dan seketika pandangan Aldi mengabur dan Aldi menutup mata, begitu juga Ana kepalanya terkena trotoar jalan membuat Ana pingsan, Roby langsung berlari dan memeluk Ana.
Di rumah sakit Roby hanya sendiri, ia masih syok atas kejadian tadi tapi Faro dan Fina langsung datang karna mendapatkan telpon dari pihak rumah sakit melalui telpon Aldi. “Aldi Aldi.” Ucap Fina berlari lalu melihat kaca yang sedikit ada celah dokter tengah menangani Aldi, sedangkan Ana dirinya tidak kenapa Napa dirinya hanya pingsan. “Saya akan tanggung semua administrasi rumah sakit.” Ucap Roby di hadapan Faro. “Ga perlu saya ga butuh itu.” Balas Faro. “Bisa bilang anda butuh apa? Apapun.” Tanya Roby membuat Faro menghadap ke kaca tempat Aldi yang masih belum sadar. “Keadilan.” Balas Faro membuat Roby. “Ma maksud anda hukum???” Tanya Roby membuat Faro menggeleng. “Saya ga butuh tuntutan karna saya tau anda jaksa tapi saya butuh keadilan terhadap anak saya.” Faro membuat Roby bingung.
“Anda tau anak anda dengan Aldi pacaran???” Tanya Faro. “Tau.” Balas Roby. “Anda tau penyebab kecelakaan anak saya karena apa???” Tanya Faro sudah mengetahui penyebab kecelakaan anaknya membuat Roby mengangguk. “Coba anda bayangkan kalo anda ada di posisi Aldi, apa yang anda lakukan? Pasti anda bakalan nyalahin Aldi atas kecelakaan ini bukan? Dan anda akan melaporkan Aldi ke polisi bukan???” Tanya Faro membuat Roby mengangguk. “Iya benar.” Balas Roby. “Terus sekarang berganti Aldi yang kecelakaan dan anak anda selamat apakah saya akan mengalah anda Anda? Oh tentu tidak karna saya tau perasaan anak saya terhadap anak anda itu besar saya ga memarahi calon menantu saya.” Faro tapi Roby belum mengerti.
“Coba anda liat anak saya rela ditabrak mobil demi cintanya dia? Terus anda masih tidak suka dengan dia.” Ucap Faro membuat Roby melihat kearah Aldi yang tengah ditangani dokter. “Saya tau anda melarang anak anda Pacaran karna harus fokus untuk belajar, saya tau, tapi mereka juga tau mana waktunya belajar mana waktunya pacaran.” Faro menasehati. “Sudah banyak beberapa kasus di Indonesia remaja yang hamil di luar nikah anda juga sering mendengar bukan? Salah satu faktornya itu ga dapat restu, mereka berpikir dengan cara hamil duluan mereka pasti menikah dan otomatis dapat restu juga kan, Itu sebabnya saya ga pernah larangan anak saya untuk berpacaran.” Faro dan dokter langsung keluar. “Saya duluan.” Faro tersenyum dan langsung pergi.
Roby diam apa yang di katakan Ayahnya Aldi benar, Roby pergi ke ruangan Ana disana Ana yang masih terbaring belum sadarkan diri Roby masuk dan langsung duduk memegangi tangan Ana. “Aldi.” Rancau Ana membuat Roby melihat kearah wajah Ana. “Sayang ini papah nak.” Roby membuat Ana langsung membuka matanya. “Pah Papah.” Ana langsung memeluk Roby dan menangis. “Aldi dimana Pah???” Tanya Ana. “Aku mau ke Aldi.” Ana membuat Roby melepaskan pelukannya dan Roby langsung mengangguk, Ana masuk kedalam ruangan yang Aldi di rawat disana hanya ada Fina yang sudah menunggu Aldi sadar. “Tante.” Ucap Ana Fina langsung memeluk Ana. “Kamu ga kenapa Napa sayang???” Tanya Fina membuat Ana menggeleng. “Bagus deh Ana ga kenapa napa.” Balas Fina, Ana tersenyum, Ana melihat jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam. “Aldi kenapa Tan???” Tanya Ana duduk disebelah Fina.
“Jangan Tante Napa bilangnya mamah atau bunda.” Ucap Fina membuat Ana mengangguk. “Iya Aldi kenapa ma Mah???” Ana mengulangi perkataannya tadi. “Alhamdulilah Aldi cuman luka biasa untungnya langsung dibawa jadi ga terlalu banyak keluar darah, bentar lagi juga sadar soalnya obat biusnya masih bekerja.” Balas Fina. “Kamu bakalan nungguin Aldi???” Tanya Fina membuat Ana mengangguk. “I iya mah.” Balas Ana. “Yaudah jagain Aldi ya mamah mau ke rumah dulu liat Akila soalnya lupa ga dibawa.” Ucap Fina membuat Ana mengangguk. “Mamah ke rumah dulu ya.” Pamit Fina lalu pergi, Ana berjalan ke samping Aldi yang masih pingsan. “Yakin ga mau pulang???” Tanya Aldi tapi matanya masih terpejam. “Aldi kamu udah sadar???” Tanya Ana melihat Aldi namun matanya masih terpejam. “Belum.” Balas Aldi membuat Ana menggeplak tangannya.
“Aduh aduh sakit.” Rintih Aldi dan Ana langsung panik. “Mana yang sakit.” Ana panik dan sibuk sendiri. “Udah engga.” Balas Aldi, dan Ana langsung duduk kembali. “Kok kamu udah sadar aja sih kan obat biusnya masih ada.” Ujar Ana. “Rindu soalnya sama kamu, tadi waktu aku di alam mimpi wajah kamu terus aja muncul di langit gede banget sambil teriak gini 'Aldi ayo bangun' Gitu.” Ujar Aldi membuat Ana mengangguk angguk. “Aku panggilin dokter ya.” Ana hendak memencet tombol namun Aldi langsung menahannya. “Cium dulu dong.” Aldi dengan manja dan Ana mencium kening Aldi. “Udah tuh.” Balas Ana. “Pipinya engga.” Aldi kembali manja dengan terpaksa Ana mencium kedua pipi Aldi, kemudian Aldi menunjuk bibirnya. “Ini enggak???” Tanya Aldi masih menunjuk bibirnya. “Pamali.” Balas Ana membuat Aldi terkekeh. “Coba liat apa aja penyakit aku.” Titah Aldi membuat Ana melihat kearah depan ranjang.
“Pasien atas nama Aldi Alfaro Melviano, 18 tahun, patah tulang kanan, kebocoran otak, sama bibir pecah pecah.” Balas Ana membuat Aldi binggung. “Emang ada kebocoran otak? Sama bibir pecah pecah panas dalam dong.” Sahut Aldi membuat Ana tertawa. “Engga cuman patah tulang kanan doang yang parah kalo dahi sama bibir mah sedikit.” Ucap Ana membuat Aldi mengangguk angguk, Ana langsung memencet tombol tak lama suster datang membawa obat obat. “Udah sadar aja.” Ujar Suster mengecek infusan Aldi. “Teteh ini istrinya apa pacarannya???” Tanya Suster. “Pa—.” Ana. “Istri saya sus.” Sela Aldi membuat Ana menatapnya. “Nikah muda bukan ya???” Tanya Suster membuat Aldi mengangguk. “Kondisinya stabil jangan makan terlalu berat dulu ya.” Ujar Suster. “Kaya batu, kayu sama pasir bukan sus???” Tanya Aldi membuat Suster itu terkekeh dan Ana langsung mencubit ginjal Aldi. “Kaya nasi Aldi Alfaro.” Ana gemas. “Bercanda sus biar ga basah.” Aldi membuat Suster kembali terkekeh. “Kering Aldi.” Sahut Ana. “Suaminya suka bercanda ya.” Ujar Suster. “Ah biasa itu mah.” Balas Aldi. “Yaudah saya pergi dulu ya.” Suster itu pergi. “Yaudah aku juga pulang ya.” Pamit Ana membuat Aldi menatapnya. “Kamu mau ninggalin aku.” Aldi dengan puppy eye. “Ya kan aku besok sekolah sayang.” Balas Ana. “Pulang sama siapa???” Tanya Aldi. “Bang Zidan udah ya babay.” Pamit Ana namun Aldi langsung merintih kesakitan. “Aaah sakit.” Aldi memegangi keningnya membuat Ana langsung berlari kearah Aldi.
“Mana yang sakit???” Tanya Ana khawatir. “Ini aduh.” Aldi memegangi kepalanya. “Aku panggil dokter ya.” Ana namun tangannya di tahan oleh Aldi. “Ah ga usah aduh.” Aldi memegangi kepalanya namun Ana kembali tersadar. “Kamu boong ya.” Ujar Ana dan kebohongan Aldi pun terbongkar. “Iiiiiss pinter boong ya kamu.” Ana memukul mukul. “Hellow my bro.” Sapa Reza datang dengan kerusuhan. “Cie yang sakit.” Ujar Panjul. “Kalian tau darimana kalo gw sakit???” Tanya Aldi membuat Reza menunjuk dengan dagunya ke arah Ana. “Yaudah aku pulang dulu ya.” Pamit Ana. “Kok Lo pergi sih.” Ucap Reza. “Ya karna sekarang kan Aldi ada temennya dan gw mau pulang, babay.” Ana pergi membuat semuanya saling menatap aneh.
“Cewe Lo kenapa dah???” Tanya Panjul membuat Aldi menggeleng. “Kurang obat kali dia.” Balas Aldi. “Udah daripada ngomongin si Ana mending nih Aldi dari Bunda buat lo.” Sahut Reza memberikan parsel buah. “Widih makasih bro.” Balas Aldi Reza menyimpannya di meja. “Kalian ga ngasih ke gw???” Tanya Aldi. “Ya itu samarian.” Ujar Panjul membuat Ale dan Daffa mengangguk. “Gw pas liat Lo masuk rumah sakit kaget dong woy, gw lagi rebahan posisinya itu.” Reza menceritakan aktivitasnya saat Aldi masuk rumah sakit. “Gw lagi berak posisinya udah keluar eh si Ana ngepap Lo lagi terbaring di rumah sakit eh masuk lagi.” Sahut Panjul.
Tekan bintang ⭐
Ig: Loll_a124
WP: Lolaamalia
KAMU SEDANG MEMBACA
ANALDI
Teen FictionNBC: PERJALANAN SOLIDARITAS DAN PRIORITAS Tidak menyinggung dari pihak mana pun tidak copy copy ini real asli murni otak, vote nya. Aldi Alfaro Melviano cowo dengan ketampanannya yang melebihi orang normal ketua geng motor NBC membuatnya menjadi seo...