ANALDI STORY 🌻
26|| BENALU
“Namanya juga manusia kalo bukan ketergantungan sama manusia lain lantas lo apa.” Ana Agatha
Sebelum berangkat Ana memutuskan untuk ke rumah sakit terlebih dahulu, disana Aldi tengah makan di suapi oleh Fina. “Asslamualaikum.” Salam Ana membuat kedua orang di sana menatapnya. “Eh Ana.” Ucap Fina dan Ana langsung mencium punggung tangan Fina, Fina melihat jam menunjukkan pukul setengah enam. “Tuh Ana.” Ujar Fina. “Kenapa mah???” Tanya Ana menyimpan tasnya di sofa. “Biasa susah makan.” Ucap Fina membuat Ana mengangguk. “Titip Aldi ya mamah belum siapin baju Akila.” Ujar Fina membuat Ana mengangguk Fina lalu beranjak pergi dengan terburu buru dan Ana duduk di samping Aldi. “Aku gerah pengen mandi.” Ujar Aldi jujur dirinya gerah. “Mandi atuh.” Balas Ana cuek. “Gimana? Susah buka bajunya sama pake sabunnya.” Ujar Aldi membuat Ana melihat dari atas sampai bawah Aldi. “Kamu nyuruh aku buat mandiin kamu???” Tanya Ana membuat Aldi mengangguk. “Ogah belum muhrim.” Balas Ana menggeleng. “Aku pengen mandi.” Aldi sangat gerah. “Yaudah kamu mandi tapi aku ga mandiin pamali.” Ucap Ana.
“Tapi bentar tar ini infusannya gimana???” Tanya Ana. “Gampang.” Balas Aldi. “Ga usah mandi ya di lap aja biar cepet kering lukanya.” Ana membuat Aldi mengangguk, Ana membuat baju Aldi dan tercetak jelas roti sobek Aldi dan otot ototnya membuat Ana meneguk ludahnya. “Tahan Ana tahan.” Batin Ana, Ana langsung masuk ke kamar mandi dan langsung mengambil air keran dan lap namun sebelum itu ia menetralkan detak jantungnya terlebih dahulu. “Tahan Ana abis di lap langsung pergi.” Ana tak bisa mengontrol matanya saat melihat perut sixpack Aldi. “Emang nih orang sengaja.” Ana kemudian mencuci tangannya, 1 menit Ana di kamar mandi lalu dirinya keluar membawa baskom dan lap, Ana mulai mengelapi tubuh Aldi dengan hati hati dan tangannya bergetar. “Kenapa terpesona ya liat tubuh sixpack aku.” Ucap Aldi membuat Ana menggerutu di dalam hatinya, kenapa dirinya mau mauan melakukan hal yang menjijikkan seperti ini.
Jujur siapa yang ga terpesona coba tubuh Aldi yang atletis dan putih bersih membuat Ana kaget sebelum sebelumnya dirinya hanya melihat di layar laptop dan ini melihat secara langsung, sudah terdengar ada orang yang akan masuk dengan buru buru Ana langsung menutupi roti sobek Aldi menggunakan baju Aldi, Ana tidak rela enak aja roti sobek pacarnya dilihat orang lain ya meskipun roti itu hanya tercetak tidak terbentuk tapi ya sama aja. “Selamat pagi.” Ucap Suster membawa makanan namun ia salpok saat Ana mengelapi tubuh Aldi. “Saya taruh makanannya disini dan saya langsung pergi, permisi.” Suster itu langsung pergi karna merasa tidak enak. “Masa belakangnya aja sih depannya engga.” Goda Aldi saat Ana hanya mengelap punggung Aldi. “Kamu aja ah.” Balas Ana memberikan lap ke tangan Aldi. “Aku mau sekolah.” Ana sudah tidak tahan oleh roti sobek Aldi. “Orang sekolah deket dari sini.” Ucap Aldi membuat Ana bingung.
Aldi mengambil remote control yang mengaktifkan gorden, dan pintu, gorden terbuka menampilkan gedung gedung, dan rumah dari atas sini. “Tuh gedung Dhaja.” Tunjuk Aldi dan benar saja gedung Dhaja tak jauh dari rumah sakit ini. “Masih mau ngeles???” Tanya Aldi. “Bilang aja tergoda kan.” Aldi dengan sengaja merebahkan tubuhnya membuat roti sobek itu makin terlihat jelas. “Astagfirullah kuatkan hamba ya allah.” Batin Ana dan keringat mulai keluar ruangan terasa panas. “Udah ah aku ga kuat.” Ana keluar tak lupa mengambil tasnya, dan Aldi terkekeh.
Saat Ana keluar ada beberapa suster yang terlihat seperti menguping pembicaraan Ana tadi. “Ada apa ya???” Tanya Ana dan para suster itu tersenyum lalu pergi Ana kemudian turun ke lantai satu dan langsung pergi dari rumah sakit itu, hanya butuh 5 menit untuk sampai di sekolah, Susana sudah ramai banyak siswa maupun siswi yang sudah datang, Ana langsung menuju ke kelas, dan proses belajar mengajar dimulai, untuk beberapa hari Aldi absen tak masuk dan tentang Aldi kecelakaan itu sudah ramai di omongkan di setiap grup kelas, Ultras maupun para guru guru, waktu menunjukan pukul setangah sepuluh dan jam belajar berganti dengan jam istirahat, Ana, Cika dan Distra berjalan kearah Kantin dan banyak sekali tatapan yang mengarahkan kepada Ana.
“Baru pacaran beberapa Minggu udah kecelakaan apalagi kalo lama bisa bisa koma.” Sindir Netijen sekolah dan banyak omong negatif tentang Ana, Ana tak menghiraukan semua ia duduk namun Nadia berulah dengan sengaja ia menumpahkan jus buah nada kepada seragam Ana membuat seragam Ana berwarna pink. “Aduh sorry sengaja.” Nadia mulai berulah. “Kalo jalan pake mata.” Ucap Cika mulai emosi lalu berjalan kearah Nadia mensejajarkan tingginya dengan Nadia. “Apa maksud Lo numpahin jus buah naga.” Cika tak suka ada orang yang berani berulah. “Gw ga ada urusan sama Lo, gw ada urusan sama si benalu ini.” Tunjuk Nadia kepada Ana. “Urusan dia menjadi urusan gw juga karna gw temennya dia.” Balas Cika.
“Guys sadar ga sih anak baru ini udah nyelakain kapten futsal, dan sadar ga sih kalo dia itu benalu cuman numpang populer lewat macarin Aldi.” Nadia kembali dan tanpa sadar ada seseorang yang tengah memvidio dirinya. “Heh benalu ga usah sok suci deh lo, gw tau kan Lo udah bikin skenario buat nyelakain si Aldi.” Nadia hendak menjambak rambut Ana namun di tahan oleh Cika. “Ga usah banyak bacot.” Cika dengan tegas. “Lo itu benalu, kalo udah benalu ya benalu aja, canda benalu.” Nadia dan plak satu tamparan keras mendarat di pipinya. “Bacot lo.” Cika tak segan segan menampar Nadia, dan adu Jambak menjambak pun terjadi.
Reza datang melerai kedua cewe itu. “Udah woy.” Reza menjauhkan Cika dari Nadia. “Awas Lo Nadia.” Teriak Cika menjauh, Distra segera membawa Ana ke ruang ganti untungnya ada teman sekelas yang membawa seragam lebih, saat selesai Ana berjalan kearah kelas melewati lapangan namun bola basket langsung terkena kepalanya. “Hahaha benalu, sana sini nempel terus.” Ujar Anak laki laki itu membuat semuanya tertawa dan untuk kedua kalinya bola basket mengenai Ana dan Distra. “Gusy lemparin si Benalu ini biar dia sadar diri.” Perintah Siswa itu membuat Ana kembali di lempari bola basket, Distra tidak bisa menghadang karna Distra juga sama kena, darah kembali mengalir dari hidung Ana namun bola terus saja menghantam kepalanya hingga bola sudah tak terkena bolanya saat anak NBC semua mengelilingi Ana termasuk Reza, Daffa, Panjul dan Ale.
“Oh Lo udah berani sama kita.” Ujar Reza membenarkan tulang lehernya. “Ale bantu si Ana sama Distra .” Perintah Reza. “Biar kita yang urus.” Lanjutnya lagi membuat Ale mengangguk lalu membawa Ana dan Distra pergi, kini mereka berada di UKS namun UKS terlihat sepi karna mungkin anak PMR juga istirahat. “Kalian gapapa???” Tanya Ale membuat Distra menggeleng. “Si Ana gw gapapa.” Balas Distra dan Ale melihat kearah Ana yang tengah menghapus darah mimisannya. “Nih tissue buat lo.” Ale memberikan tissue dan Ana langsung menerimanya. “Gw beli minum dulu ya.” Ale namun di tahan oleh Ana. “Ga usah gw gapapa kok.” Balas Ana tersenyum. “Makasih ya.” Ana membuat Ale mengangguk.
“Dis kita ke kelas yu.” Ucap Ana membuat Distra mengangguk. “Gw ke kelas ya.” Pamit Ana. “Biar gw kawal takutnya Lo kenapa napa.” Balas Ale membuat Ana mengangguk, Ana pergi bersama Distra tak lupa Ale berada di belakangnya saat berada di dalam kelas Ale sudah pergi. “Lo gapapa kan???” Tanya Cika membuat Ana menggeleng, sedangkan di rumah sakit Aldi masih berkutat dengan laptopnya tengah melihat kejadian yang terjadi di sekolah, Aldi tersenyum smirk, lalu menutup laptopnya. “Nih.” Aldi memberikan laptopnya kepada bodyguard. “Apa perlu di tindak lanjuti bos???” Tanya Bodyguard Aldi. “Tunggu arahan.” Balas Aldi membuat kedua bodyguard itu mengangguk. “Kita pergi dulu bos.” Ucap Bodyguard itu sebagai balasannya Aldi mengangguk, saat pulang sekolah Ana langsung memutuskan untuk ke rumah sakit, seperti biasa ia hanya memerlukan waktu beberapa menit saja.
“Assamualaikum.” Ucap Ana di ruang inap hanya ada Aldi. “Waalaikumsalam.” Balas Aldi Ana masuk lalu menyimpan tasnya di sofa lalu duduk di samping ranjang Aldi. “Udah mendingan???” Tanya Ana membuat Aldi mengangguk. “Diapain sama anak basket tadi???” Tanya Aldi membuat Ana kaget, Aldi mengetahuinya. “Engga.” Balas Ana. “Ga usah boong aku tau.” Ucap Aldi. “Kalo tau ngapain nanya Aldi.” Ana menekankan luka Aldi. “Ya mastiin aja kali aja taunya aku salah.” Balas Aldi. “Taunya kamu bener.” Ana memastikan. “Udah nanti aku balas.” Ujar Aldi membuat Ana menatapnya. “Udah bilang makasih belum ke Ale???” Tanya Aldi membuat Ana mengangguk. “Udah.” Balas Ana.
“Assalamualaikum ya ahli kubur.” Salam Panjul masuk lalu duduk di sofa. “Pacaran mulu.” Reza ikut duduk, tak sopan. “Lo kan yang minta si Aldi pacaran.” Sahut Ale. “Ya ga setiap kita kumpul juga.” Balas Reza tak pikir panjang. “Oh jadi gw ganggu nih???” Tanya Ana membuat Reza tersadar. “Ah bukan gitu maksud gw, aduh gimana ya.” Reza menggaruk kepalanya yang mendadak gatal dan binggung merangkai kata katanya.
Tekan bintang ⭐
Ig: Loll_a124
WP: Lolaamalia
![](https://img.wattpad.com/cover/261303003-288-k1046.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANALDI
Teen FictionNBC: PERJALANAN SOLIDARITAS DAN PRIORITAS Tidak menyinggung dari pihak mana pun tidak copy copy ini real asli murni otak, vote nya. Aldi Alfaro Melviano cowo dengan ketampanannya yang melebihi orang normal ketua geng motor NBC membuatnya menjadi seo...