42|| MASIH DISINI

19 1 0
                                    

ANALDI STORY 🌻

42|| MASIH DISINI

“Aku tak akan berubah entah itu karna bosan ataupun sudah tidak ada rasa.” Aldi Alfaro Melviano

Viona pergi dengan tawanya yang mengejek. “Seragam kamu basah, cepet ganti.” Ucap Aldi membuat Ana mengangguk lalu mereka pergi ke toilet perempuan. “Aku nunggu di luar jangan masuk.” Perintah Ana lalu masuk ke toilet namun Aldi tetap lah Aldi orang yang bodo amat.

Aldi masuk lalu mendengar bilik toilet yang tertutup Aldi yakin itu Ana. “Iya gw kan udah—.” Ucap Salah satu adek kelas perempuan, mereka menatap Aldi yang masuk ke toilet perempuan. “Eh maap kak.” Ucap perempuan itu lalu keluar takutnya dirinya salah masuk toilet.

Aldi tetep stay menunggu Ana dan entah kenapa toilet tiba tiba rame entah beneran mau ke toilet ataupun caper kepada Aldi, Ana keluar membuat dirinya berdecak kaget. “Ngapain kesini???” Tanya Ana namun Aldi langsung membawanya keluar.

“Kan aku udah bilang tunggu di luar kan jadi banyak yang liat kamu masuk ke toilet takutnya jadi fitnah kan.” Ana memperingati namun Aldi menggaruk kepalanya.

Aldi membawa Ana ke rooftof sekolah. “Kamu ngapain bawa aku ke rooftof???” Tanya Ana saat mereka sampai di rooftof. “Ngadem sayang.” Balas Aldi duduk lalu menepuk tempat duduk agar Ana duduk.

Ana duduk namun tiba tiba saja Aldi menyeletuk. “Kita lanjutin yang tadi.”, Ucap Aldi namun Ana menatapnya dengan bingung. “Kan udah ngobatin kamu masa mau di obatin sih.” Ana masih bingung namun Aldi segera mendekat ke arah Ana.

Pertama mencium namun semakin masuk, Ana hanya bisa menutup matanya namun sekali lagi ya pintu rooftof dibuka. “Astagfirullah.” Ucap Panjul berbalik Aldi langsung melepaskan dan langsung menatap kearah mereka.

“Anjing.” Umpat Aldi Ana langsung bersembunyi di balik punggung Aldi ya karna malu. “Bos kalo mau asusila jangan di sekolah ini tempat belajar.” Ucap Reza lalu pergi bersama Panjul. “Udah pergi.” Ujar Aldi namun Ana masih menutup wajahnya yang memerah.

“Malu tau.” Balas Ana membuat Aldi terkekeh, lalu memeluknya merasakan angin sepoy sepoy di atas gedung. “Kalo aku harus kehilangan nyawa aku demi kamu aku siap.” Celetuk Aldi. “Terus kalo kamu meninggalkan aku sama siapa???” Tanya Ana.

“Sama arwah aku.” Balas Aldi membuat Ana terkekeh. “Segitu bucinnya ya sama aku.” Ana dapat merasakan desiran hangat di dalam tubuh Aldi. “Kamu itu perempuan pertama yang bikin aku tergila gila.” Aldi menyimpan dagunya di ubun ubun Ana.

“Maaf kamu bukan cowo pertama yang singgah di hati aku.” Balas Ana. “Iya aku tau.” Aldi tidak mau membahas itu. “Tapi kamu cowo terakhir aku.” Lanjut Ana membuat Aldi makin mengeratkan pelukannya.

“Kalo kita ga jodoh gimana???” Tanya Ana namun Aldi tak membalasnya. “Aldi.” Ucap Ana namun tak ada sahutan, Ana menatap ke wajah Aldi mata Aldi tertutup, namun Ana merasakan punggung Aldi yang basah Ana melihat ternyata darah.

“Aldi.” Ana mengguncang guncangkan tubuhnya namun tidak ada respon, Ana melihat kearah atas dan melihat dilihat Aksa yang tengah memegang pistol. “Aldi.” Ana sekali lagi tak lupa air matanya yang terjatuh.

Ana membuka matanya dirinya masih memeluk Aldi. “Aku tanya kok ga jawab.” Ucap Aldi, Ana senang bahwa itu hanya khayalan nya. “Ana aku tanya kamu tidur ya???” Tanya Aldi membuat Ana mengangguk. “Udah ah ayo belajar bentar lagi masuk.” Ucap Ana membuat Aldi mengangguk.

***

“Ayo pulang.” Ajak Ana saat bel sudah berbunyi. “Kamu duluan aja aku sama Reza.” Balas Aldi memberikan Ana menatapnya dengan intens. “Iya sayang tar aku pulang kok lagian aku udah bawa obat.” Ucap Aldi sambil memegang kedua pipi Ana dengan gemas.

ANALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang