ANALDI STORY 🌻
30|| MULAI SEKARANG
“Orang yang tidak mampu melepaskan mu berarti orang itu sungguh sungguh mencintaimu.”
Reza membuka cafenya dini hari tepatnya pukul 00:45, disana juga ada Aldi dan Daffa yang sudah setia menunggunya. “Lama banget sih lo.” Ujar Aldi kesal padahal dirinya hanya menunggu 5 menit. “Mandi wajib dulu gw.” Balas Reza membuka cafenya namun kedua lalaki laki itu langsung diam. “Hayoh ngapain.” Sahut Aldi menunjuk kearah Reza membuat Reza seketika tersadar. “Eh—maksudnya bikin kue dulu tadi.” Balas Reza meluruskan. “Masuk.” Perintah Reza membuat Aldi dan Daffa mengangguk, mereka duduk. “Ga gw buatin minum ya mager.” Ucap Reza menyimpan kunci cafenya di meja. “Oke langsung ke inti.” Lanjut Reza serius. “Tadi si Ana—.” Ucap Aldi terhenti saat ada pembeli masuk. “Masih buka???” Tanya Pembeli itu membuat Aldi dan Daffa menatapnya.
Reza binggung. “Hmm mau pesen apa dulu kalo yang ribet males.” Balas Reza membuat pembeli itu mengangguk. “Saya mau kopi susu aja satu.” Ucap Membeli itu laki laki, Reza mengangguk. “Bentar jangan dulu cerita.” Reza pergi ke dapur cafe, 5 menit Reza selesai membuat kopi susu nya, Reza kembali duduk. “Nah apa???” Tanya Reza. “Si Ana waktu di telpon—.” Aldi kembali terhenti. “Ada tissue ga???” Tanya Pembeli itu, Reza mendekat lalu mengebrak meja pembeli itu. “Bisa ga sih Lo tuh ga potong pembicaraan orang, gw lagi ngobrol loh sama temen gw.” Reza tersulut emosi. “Lho kan pembeli itu adalah raja.” Balas Pembeli itu. “Heh gw ga butuh uang Lo itu lagian cafe udah tutup tuh liat bisa baca open hours jam 10 pagi sampai jam 10 malam.” Ucap Reza. “Tapi kok masih nyala lampunya???” Tanya Pembeli itu. “Nyala lampu bukan berati buka Jaenal.” Reza mulai naik pitam.
“Reza heh udah.” Aldi melerai. “Lo ga tau siapa gw???” Tanya Pembeli itu. “Ah bodo amat mau Lo anak geng motor, mau Lo anak bupati, camat, gw bodo amat.” Ucap Reza. “Udah kalo Lo mau ganggu silahkan minggat dari sini dan kalo lo masih mau ngopi silahkan tapi Lo jangan ganggu gw.” Reza kembali duduk bersama Daffa dan Aldi. “Ayo Aldi lanjutin.” Ucap Reza Aldi mengangguk. “Waktu si Ana telpon gw dia bilang mau bicara serius sama gw nanti pas istirahat di belakang sekolah.” Ucap Aldi. “Gw takut si Ana mutusin gw.” Lanjut Aldi membuat kedua laki laki itu menatap dengan raut biasa saja.“Makanya jangan sok dinginin si Ana kena batunya ka lo.” Reza malah meledek Aldi. “Apa gw telpon si Cika aja ya kebanyakan sih kalo cewe pasti cerita ke temennya.” Ucap Aldi hendak mengambil hpnya.
“Pasti tidur si Cika.” Balas Reza. “Kok Lo tau???” Tanya Aldi. “Ya ini udah malem.” Ucap Reza. “Coba aja dulu.” Daffa membuat Aldi mengangguk dan langsung menelpon Cika dan Cika langsung mengangkatnya.
“Apa! Ganggu aja lagi maraton Drakor nih.”
“Cika si Ana cerita sesuatu ga sama Lo hari ini???” Tanya Aldi.
“Cerita, katanya dia mau bunuh diri tengah malem udah ga kuat katanya.”
“Cika yang bener Lo???” Tanya Aldi kaget.
“Lah iya Lo ga percaya ke rumahnya sekarang.”
Aldi langsung bergegas pergi tanpa pamit dan langsung menyalakan motornya dengan kecepatan tinggi. “Si Aldi kenapa sih???” Tanya Reza bingung, Daffa hanya mengangkat kedua bahunya alias tidak tahu, di jalan Aldi seperti kesetanan tak perlu waktu lama Aldi sudah sampai di depan rumah Ana yang tanpa gelap berarti orang rumahnya sudah tidur, Aldi memutuskan untuk memanjat ke lantai dua rumah Ana alias kamar Ana, entah keberuntungan Aldi di halaman tersedia tangga yang lumayan tinggi membuat Aldi langsung mengarahkan ke arah balkon dan langsung naik, di jendela samar samar Aldi melihat namun tidak jelas, Aldi mengetuk membuat Ana terbangun dan langsung menatap ke arah jendela.
“Siapa itu???” Tanya Ana takutnya maling kan gawat. “Gw.” Balas Aldi. “Gw siapa gw ga kenal sama lo.” Balas Ana masih setengah sadar. “Aldi.” Balas Aldi membuat Ana berjalan membukakan jendela yang sama persis seperti pintu namun ada kaca. “Ngapain kamu kesini pagi pagi???” Tanya Ana. “Kata Cika kamu mau bunuh diri, kamu jangan gitu atuh Na aku sayang kamu.” Aldi memegang kedua tangan Ana. “Kamu mabok bukan sih sejak kapan aku mau bunuh diri???” Tanya Ana binggung. “Kata Cika tadi di telpon.” Aldi memeluk Ana dengan erat. “Kenapa sih kamu???” Tanya Ana melepaskan pelukannya takutnya ada orang lihat kan bisa gawat. “Kamu mau ngomong apa? Aku penasaran dari kamu abis nelpon sampai sekarang aku kepikiran kata kata kamu.” Aldi bertanya seisi otaknya berisikan ucapan Ana waktu tadi sore.
“Kamu kenapa sih akhir akhir ini sering banget cuekin aku???” Tanya Ana. “Karna ada satu alasan.” Balas Aldi membuat Ana menghembuskan napasnya. “Kalo kamu mah udahan aku gapapa kok aku terima emang ga ga sempurna, ga se cantik Nadia, ga se seksi Viona ga—.” Ana terhenti saat Aldi menarik tubuh Ana untuk berada di pojok tembok, tak lupa Aldi menahan kepala Ana dengan telapak tangannya agar tidak sakit, sekejap Aldi menatap Ana dan langsung mencium bibir Ana dengan rakus, Ana masih mencerna apa yang Aldi lakukan cahaya yang tidak terlalu terang membuat atmosfer semakin menipis, Ana terbuai dengan ciuman Aldi hingga Ana membalasnya namun tak berselang lama Ana tersadar kesadarannya kembali ia langsung melepaskan tubuh Aldi namun Aldi tak berkutik.
Ana memukul mukul tubuh Aldi karna napasnya sudah mulai sesak, Aldi merasakan itu dan langsung melepaskan ciumannya, Ana mengambil napas sebanyak mungkin lalu membuangnya. “Kalo kamu bilang kaya gitu lagi aku bakalan lebih dari ini.” Balas Aldi langsung memeluk Ana dengan erat, Ana menghapus bekas di bibirnya dengan tangannya. “Aku mau jujur sama kamu.” Aldi membuat Ana diam, Aldi mulai bercerita meskipun ia masih memeluk Ana. “Jadi itu alasan aku agak beri jarak sama kamu aku ga mau temen aku terluka cuman karena aku.” Ucap Aldi membuat Ana mengangguk paham dan mengusap usap punggung Aldi.
“Kalo kamu punya masalah harus langsung cerita biar ga salah paham mulai sekarang meskipun itu agak privasi.” Ucap Ana. “Aku ga mau ada salah paham.” Lanjut Ana. “Aku ga mau kehilangan seseorang yang udah ambil ciuman pertama aku.” Goda Aldi membuat Ana melepaskan pelukannya. “T*i kamu main cium cium aja aku harus mandi kembang ini mah.” Balas Ana. “Kamu ngomong kasar aku cium sampai kehilangan napas mau?!!” Tanya Aldi membuat Ana menggeleng dan menutupi bibirnya dengan tangan. “Aku mau minum.” Ucap Aldi membuat Ana mengangguk. “Masuk dulu.” Balas Ana menyuruh Aldi masuk, Aldi masuk bersama Ana, Aldi duduk sedangkan Ana langsung pergi ke dapur, Aldi melihat ke sekeliling kamar yang rapih dan elegan konsep Korea korea, Ana masuk membawa air putih. “Nih.” Ana memberi minum, Aldi langsung meminumnya terlihat jakunnya naik turun, lehernya yang putih tak ada daki membuat Ana meneguk ludahnya.
Waktu menunjukan pukul setengah dua dini hari. “Pulang gih besok sekolah.” Usir Ana. “Aku udah puas tidur dari abis kamu telpon aku ketiduran sampai jam satu.” Balas Aldi. “Kok sama sih.” Ujar Ana. “Berarti kita jodoh.” Balas Aldi merebahkan tubuhnya di kasur Ana. “Matamu.” Ana membalas lalu pergi masuk ke dalam kamar mandi, ponsel Aldi berdering panggilan dari Reza Aldi mengangkatnya lalu langsung menyimpannya di telinga.
“Iya apa?!!” Tanya Aldi agak ngegas.
“Kumpul kaga? Gw Ama Daffa masih setia disini???”
“Iya otw.” Balas Aldi langsung mematikan panggilan.
“ANA AKU PERGI DULU YA.” Teriak Aldi langsung keluar dari kamar Ana. “IYA.” Balas Ana di kamar mandi. “I LOVE YOU.” Aldi lalu pergi turun ke lantai bawah, Ana keluar dan melihat kearah kiri dan kanan ternyata Aldi sudah pergi.
Setalah mengucapkan itu semua entah mengapa perasaan Aldi menjadi lega setidaknya dirinya sudah jujur kepada Ana tentang apa yang terjadi dan mengingat kejadian itu membuat Aldi tersenyum saat mencium bibir Ana untuk pertama kalinya.
Ada perasaan aneh saat Aldi mencium bibir Ana, entah lah sebelumnya Aldi belum pernah berciuman dan mungkin itu rasanya.
Tekan bintang ⭐
Follow Ig: Lolaaml13 dan wp: LolaAmalia291
![](https://img.wattpad.com/cover/261303003-288-k1046.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANALDI
Teen FictionNBC: PERJALANAN SOLIDARITAS DAN PRIORITAS Tidak menyinggung dari pihak mana pun tidak copy copy ini real asli murni otak, vote nya. Aldi Alfaro Melviano cowo dengan ketampanannya yang melebihi orang normal ketua geng motor NBC membuatnya menjadi seo...