47|| KASUS PEMALAKAN

21 0 0
                                    

ANALDI STORY 🌻

47|| KASUS PEMALAKAN

“Bukan tentang uang ataupun materi tapi ini tentang harga diri.” Aldi Alfaro Melviano

“Lo boleh aja jatuhin kita tapi Lo ga akan pernah bisa jatuhin NBC semudah itu.” Reza Arkana

“Buat apa kalian malak adek kelas???” Tanya Bu Tuti membuat ke lima laki laki itu menatap dengan bingung, Aldi, Reza, Daffa, Ale dan Panjul sudah berada di ruang Bk dari sebelum mulai upacara mereka di panggil oleh Bu Tuti untuk kasus yang lumayan serius.

“Maksud ibu???” Tanya Aldi. “Ibu maafkan untuk kasus sebelum sebelumnya dari mulai kalian bolos, ribut antar siswa, tawuran tapi ini kalian ga pernah puas sampe malak adek kelas? Emang kalian ga punya uang sampe kalian palak adek kelas?!!” Bu Tuti bertanya dengan baik baik.

“Maaf Bu kami ga ngerti.” Balas Daffa singkat. “Ibu dapet laporan dari beberapa siswa di minggu-minggu ini kalo mereka di palak sama anak NBC mengatasnamakan perintah Aldi.” Balas Bu Tuti membuat ke lima cowo itu kaget.

“NBC itu nama grup kalian bukan???” Tanya Bu Tuti membuat mereka mengangguk. “Maaf Bu kami ga pernah sama sekali meminta hak orang dengan memaksa ataupun memberi dengan suka rela. ” Balas Aldi. “Tapi ini ibu dapet laporan kalo kalian itu MALAK!!!” Bu Tuti berapi api.

“Ibu ga suka cara kalian meras adik kelas mau jadi apa kalian kalo udah gede? Preman! Hah!!!” Bu Tuti mulai terpancing emosi. “Kali ini ibu ga akan maafin kalian ya.” Bu Tuti memperingati. “Pak Basri panggillin orang tua mereka suruh ke sekolah.” Ujar Bu Tuti membuat Pak Basri mengangguk.

“Ibu ngapain panggil orang tua kita???” Tanya Aldi. “Kasus ini lebih parah dibandingkan kasus yang kalian pernah lakukan, bahkan saya ga segan keluarkan kalian.” Balas Bu Tuti. “Maaf Bu ayah saya lagi di luar kota.” Ujar Ale dengan tampang datar.

“Suruh kesini! Saya ga mau tau.” Balas Bu Tuti dengan tegas. “Bisa kita liat siapa aja yang udah ngelapor???” Tanya Aldi. “Ngapain! Mau ngasih mereka pelajaran buat ga laporin kalian!!!” Balas Bu Tuti. “Kami cuman mau ngasih uang mereka yang udah diambil atas namakan NBC.” Balas Aldi dengan datar. “Pihak pelapor kami lindungi dan tidak bisa saya sebutkan.” Balas Bu Tuti.

Kedatangan orang tua stunde membuat seisi sekolah riuh apalagi bukan hanya ibu melainkan kedua orang tua mereka, ayah Aldi yang tengah meeting pun harus di tunda, papah Reza yang tengah kerja di lapang pun harus pergi ke sekolah.

Ayah Daffa yang tengah banyak kerjaan harus di tunda, Ayah Ale yang tengah di luar kota harus pulang, bahkan bapak Panjul yang tengah ceramah harus di hentikan karna panggilan sekolah yang mendadak.

“Ada apa ini Bu???” Tanya Fina saat menunggu Akila di sekolahnya tiba tiba saja di telpon. “Saya lagi nugas harus di tunda gara gara ini Fin.” Sahut Nita ibunda Reza kepada teman sma nya dulu. “Saya lagi nyuci.” Sahut Tina ibunda Daffa.

“Ih sama lho.” Balas Riska ibunda Ale. “Emang iya? deh sama dong kita.” Tanya Tina kepada Riska. “Saya lagi bikin kue di telpon entalah mungkin kue nya gosong.” Sahut Fazwa ibunda Panjul.

“Ini anak anak kenapa lagi.” Ujar Faro menghembuskan napasnya. “Biasa ih sok Tara muda wae.” Balas Dody ayah Reza. “Yeh ieu yeh jeng brother Deris.” Dody menepuk punggung Deris ayah Daffa.

“Masa turun sih kek urang nu dicarekan ku bini.” Bisik Faro membuat Dody tertawa, semua bapak disana menggunakan jas berarti mereka tengah nugas kecuali bapak Panjul memakai jubah berwarna putih.

“Silahkan masuk.” Ujar Bu Tuti semuanya mengangguk dan melihat ada Anak anak mereka yang tengah duduk, mereka berada ruang kelas yang kosong sengaja karena kalo di ruang Bk tidak muat.

ANALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang