49|| JEJAK PENCULIKAN

17 0 0
                                    

ANALDI STORY 🌻

49|| JEJAK PENCULIKAN

“Orang cuek bukan berarti tak peduli.” Ana Agatha

Pagi nya anak inti NBC membawa Aksa, Barra dan juga Geo ke ruang Bk mereka menyuruh ketiga orang itu untuk jujur apa yang sudah terjadi karna hal itu membuat guru, staf dan seluruh siswa yang ada di Dhaja menjadi kaget karna Geo yang notabenenya adalah ketos ikut terjaring dalam kasus pemalakan.

Semua orang berbondong-bondong untuk melihat apa yang terjadi di ruang Bk bahkan ruang Bk yang kacanya sengaja di hitamkan sebagian tak menghalangkan niat mereka untuk melihat pelaku sebenarnya. “Ibu bisa dengar apa yang mereka katakan tadi???” Tanya Aldi Bu Tuti hanya melongo tak percaya.

“Senakal nakalnya kita kalo tentang pemalakan kita engga pernah Bu, uang kita banyak ngapain ngambil uang orang.” Sahut Reza anak Sultan. “Saya tidak menyangka kalian berbuat seperti ini.” Ujar  Bu Tuti menatap ketiga pelaku itu. “Saya ga pernah kebayang kalian melakukan ini hanya untuk balas dendam.” Bu Tuti meninggikan suaranya.

“APA SAYA SUDAH NGAJARIN KALIAN KAYA GITU!!!” Bu Tuti emosi karna dirinya telah salah menilai orang, setelah perbincangan cukup lama Aldi bersama inti NBC langsung keluar disana banyak sekali murid murid yang berbisik, mungkin mereka tidak percaya apa yang dilakukan oleh anak kesayangannya guru itu.

“HEEHH UDAH BUBAR SEMUA.” Ucap Pak Basri membubarkan kerumunan murid yang ingin melihat, sedangkan gerombolan Aldi tengah duduk di WarBu dengan segelas es. “Wey nanti malam kan.” Ujar Panjul mengode membuat Semuanya mengangguk.

“Duh kayaknya gw ga bisa deh.” Desah Ale membuat semuanya menatap kearah Ale. “Kunaon???” Tanya Panjul. “Tiba tiba bengkel urang rame, jadi harus ngebengkel.” Balas Ale entah kenapa tiba tiba saja bengkelnya mendadak rame aneh tapi ya sudahlah.

“Yah te jadi deh ka club na.” Ucap Panjul tidak bersemangat. “Ya engges kalian we.” Sahut Ale membuat semuanya menggeleng. “Ga lah kita kan friends.” Balas Reza merangkul Ale bahu Ale. “Bawa santai aja body.” Balas Aldi merebahkan tubuhnya di ranjang panjang.

Aldi melihat screen hpnya dan terpampang jelas foto Ana dan dirinya sungguh sangat hangat di hati Aldi, desiran aneh saat pertama kali melihat Ana di trotoar berjalan sendirian dengan menenteng totebag, coba saja kalo Ana tidak datang ke sekolah ini menyandang sebagai murid baru di kelasnya.

Mungkin saja Aldi akan betah menjomblo sampai detik ini. “I love you so much.” Ujar Aldi mencium layar hpnya. “Dah tak lama dah.” Ujar Panjul melihat kebucinan Aldi di ambang batas wajar kemudian menatap semua teman temannya yang tengah bermain ponsel.

“Aldi sama Ana, Reza sama Cika, Daffa sama Distra, Ale sama Fani, terus gw sama siapa???” Ujar Panjul merasa dirinya tidak mempunyai pasangan tetap. “Gw ga sama si Distra.” Sahut Daffa. “Mata Lo ga bisa boong Daff.” Panjul dramatis. “Gw ga sama si Fani.” Balas Ale namun Panjul tidak membalasnya.

“Emang Lo ga punya pacar? Lantas yang Lo chat chat tiap hari itu semua apa?!!” Ucap Reza. “Itu ga tetap gw cuman gabut, gw pengen deh punya pacar tetap minimal mukanya kaya si Ana, body nya kaya si Cika, sifatnya kaya si Distra, dompetnya setebal Aldi.” Ujar Panjul berandai andai. “Liat dulu muka Lo boy.” Sahut Reza.

***

“Iya aku tunggu di gerbang depan ya.” Ujar Ana lalu mematikan telponnya, panggilan tadi dari Aldi yang akan menjemputnya di depan sekolah, disaat suasana masih ramai ada mobil yang berhenti di depan Ana, mobil itu berwarna hitam membuat Ana menatapnya dengan sinis.

2 orang keluar dengan perawakan yang tidak mencurigakan. “Maaf nona kau tau jalan ini???” Tanya salah satu orang itu memperlihatkan kertas dengan tulisan yang aneh. “Maaf tuan saya tidak mengerti.” Balas Ana namun orang di sebelah itu langsung membius Ana dengan kain.

ANALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang