46|| PERTUNJUKAN

19 0 0
                                        

ANALDI STORY 🌻

46|| PERTUNJUKAN

“Lihat dan rasakan sensasinya.” Aldi Alfaro Melviano

Semuanya tertawa namun pandangan mereka teralihkan ke salah satu perempuan yang tak asing di mata mereka lagi yaitu Silvi. “Dia ga di penjara???” Tanya Cika melihat Silvi tengah memasang tenda. “Menurut yang gw tau dia ga dipenjara karna ayahnya memberikan uang.” Balas Daffa. “Suap doang.” Sahut Ale. “Kurang lebih kaya gitu.” Balas Daffa.

Silvi melihat kearah tenda mereka dengan tatapan songong nya. “Kalo bukan cewe dah gw gampar itu.” Reza tersulut emosi, Aldi tersenyum smirk sambil menatap Silvi. “Eh btw Panjul mana???” Tanya Ale tak melihat tuh anak satu.

“Noh lagi cari mangsa.” Balas Reza menunjuk Panjul yang tengah bergombal di kerumunan siswa, malamnya mereka menghabiskan untuk api unggun ada penampilan dari beberapa sekolah entah itu menyanyi, dance ataupun stand up komedi.

“Lagu ini buat temen gw yang menjadi penghianat.” Ujar Silvi di membawakan lagu, Ana dan Aldi melihat dari kejauhan. “Kenapa???” Tanya Aldi membuat Ana menggeleng. “Belum mulai pertunjukannya.” Ujar Aldi membuat Ana bingung. “Hah? Lantas ini apa???” Tanya Ana membuat Aldi tertawa.

“Satu.” Ujar Aldi membuat Ana makin bingung. “Dua.” Lanjut Aldi dan Ana makin binggung, dan saat Silvi berhenti menyanyi. “Tiga.” Lanjut Aldi dan pada itu juga air yang dari atas mengguyur tubuh Silvi membuat Ana kaget bahkan semua yang ada disana, Aldi berdiri. “HUUUHH.” Teriak Aldi bersorak.

Silvi menatap Aldi dengan tatapan benci dan semua pandangan melihat kearah Aldi dan Ana. “Kamu suka???” Bisik Aldi membuat Ana mengangguk, mereka kemudian tertawa dengan bahagia sedangkan Silvi merutuki apa yang Aldi lakukan.

“Siapa sih dia???” Tanya seseorang. “Aldi anak Dhaja dia itu cowo nakal.” Balas temannya. “Kok dia berani sama si Silvi???” Tanyanya. “Ga tau mungkin yang punya masalah itu cewenya.” Balas Temannya.

Pertunjukan selesai pukul sepuluh malam banyak orang yang sudah kembali ke tendanya masing masing sedangkan Aldi tengah membakar jagung bersama stunde. “Kok gw ga liat si Aksa sih???” Ujar Aldi membuat semuanya menatap dengan bingung.

“Cie Aya yang rindu musuh bebuyutannya.” Goda Reza membuat Aldi memutar bola matanya dengan malas.  “Dia turnamen.” Ujar Daffa. “Kalah sama anak IPS aja sok sokan ikut turnamen.” Sindir Aldi memanggang jagungnya.

“Gapapa kali semoga aja dia menang kan dapet mengharumkan nama sekolah kita.” Ujar Ale membuat Reza mengangguk. “Si Panjul kemana sih???” Tanya Aldi tidak mendengar suara Panjul. “Tidur kecapean dia abis ngocengin cewe.” Balas Ale melihat Panjul tidur dengan nyenyak nya.

“Heh.” Cika keluar dari tendanya lalu mulai ikut duduk di samping Reza. “Kenapa???” Tanya Reza melihat kearah Cika. “Engga cuman mau ikut duduk aja.” Balas Cika lalu melihat kesekeliling banyak orang yang belum tidur.

“Sayang cuman satu hari.” Ujar Aldi membuat semuanya mengangguk, Ana lalu keluar bersama Distra. “Cika gw kira Lo di culik.” Ujar Ana mendekat kearah mereka. “Enggalah ya kali.” Balas Cika membuat semuanya tertawa. “Gw bawa marshmellow mau ga???” Tanya Ana membuat semuanya mengangguk.

Ana masuk kedalam tendanya lalu mengambil marshmellow. “Gw risih banget dah ada yang suka nelponin gw no nya ga jelas udah gw blok tapi dia tetep aja telpon pake no baru.” Ujar Aldi merasa risih saat ada seseorang yang menelponnya berulang ulang kali.

Dering telpon Aldi berbunyi membuat Aldi menunjuk ke layar hpnya. “Tuh tuh tuh dia telpon lagi.” Ujar Aldi namun tanpa basa basi Ana langsung mengambilnya dan langsung mengangkat. “Iya ada apa ya? Saya pacarnya Aldi tolong buat siapapun anda yang tidak ada sangkut pautnya dengan Aldi jangan telpon makasih!!!” Ana menutup telpon lalu menyimpan hp Aldi.

ANALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang