22|| DI LUAR DUGAAN

20 4 0
                                        

ANALDI STORY 🌻

22|| DI LUAR DUGAAN

Laki laki melarang cewenya untuk berbuat maksiat sedangkan dirinya tiap hari berbuat seperti itu.”

Aldi menjemput Ana di depan gerbang sekolah dan Ana langsung masuk karna Aldi sudah memberi tahu, Ana masuk lalu menyimpan tasnya di jok belakang. “Pagi naik motor eh sorenya mobil.” Ujar Ana memakai sabuk pengamannya. “Jemput dulu Akila ya.” Ucap Aldi membuat Ana mengangguk. “Bukan mobil kamu ya.” Ana membuat Aldi mengangguk. “Akila masih sekolah???” Tanya Ana. “Akila les jadi dia pulangnya sore.” Balas Aldi menatap lurus fokus ke jalan membuat Ana mengangguk kemudian ia mengambil hpnya lalu bersandar, tak lama mereka sampai di tempat les Akila, Aldi melihat kiri dan kanan dan melihat Akila yang tengah jajan bersama dengan teman temannya. “Aku keluar dulu ya, mau nyamperin Akila.” Ujar Ana sambil melepaskan sabuk pengamannya. “Aku ikut.” Sahut Aldi membuat Ana mengangguk,lalu mereka keluar dan langsung menghampiri Akila. “Akila.” Ucap Ana membuat Akila berbalik melihat kearah Ana. “Teh Ana.” Ujar Akila langsung memeluk Ana dibalas oleh Ana. “Beli apa???” Tanya Ana. “Beli batagor, teteh mau???” Tanya Akila membuat Ana menggeleng. “Engga Akila aja.” Balas Ana.

Aldi membayar lalu membawa Akila masuk kedalam mobilnya. “Akila sendiri di belakang???” Tanya Akila membuat Aldi mengangguk. “Ga Akila mau di depan.” Akila pindah duduk di pangkuan Ana. “Ga boleh Akila Teh Ana nya berat.” Ujar Aldi. “Gapapa kok.” Balas Ana. “Tuh Tetehnya aja bilang gapapa.” Balas Akila duduk di pangkuan Ana. “Enak aja gw aja belum duduk kaya begitu.” Aldi dengan suara pelan namun di dengan oleh Ana. “Heh.” Ana menabok tangan Aldi. Di sepanjang perjalanan Ana memainkan rambut Akila membuat Akila sesekali menutup matanya. “Aldi kayaknya masa kecil kamu itu ga banyak tekanan ya???” Tanya Ana melihat dari wajah Aldi yang seperti manusia pada umumnya. “Banyak tekanan gimana???” Tanya Aldi belum paham. “Ya kaya di novel novel gitu, hidup kamu banyak tekanan dari orang tua, harus sempurna dan lain lain.” Balas Ana.

Aldi tertawa lalu kembali fokus ke depan. “Kebanyakan halu kamu.” Ujar Aldi. “Aku waktu kecil masa kaya anak anak biasa main, makan, sekolah, berak, Ayah aku ga pernah sekalipun nuntut aku buat jadi sempurna, hidup apa adanya, karna Ayah aku pernah bilang Ayah, kamu, mamah juga manusia namanya manusia tidak ada yang sempurna yang sempurna itu hanya Allah.” Aldi membuat Ana kagum. “Kayaknya ayah kamu ga pernah marah ya???” Tanya Ana membuat Aldi tersenyum. “Pernah, dulu waktu aku SD ada camping cuman 1 hari nah malamnya aku sama Reza, Daffa pergi ke hutan ceritanya mau uji nyali eh setengah jam kita ada di hutan tersesat deh.” Aldi mengingat itu membuatnya tertawa. “Kenapa tertawa???” Tanya Ana. “Ini yang paling seru.” Balas Aldi. “Si Reza nangis ya namanya juga anak kecil ya sambil nangis sambil pipis di celana, awalnya Aku sama Daffa ngetawain dia tapi eh si Reza malah makin nangis, akhirnya si Daffa nenangin tuh, 1 jam kita tersesat ga ada satu orangpun disana, karna udah kehabisan tenaga yaudah kita mutusin buat tidur dibawah pohon.” Ucap Aldi.

“Paginya semua orang tua aku, Reza, Daffa, ikut nyari bahkan mereka sampai turunin semua anak buah mereka buat cari kita, dari pagi sampai sore aku belum ketemu, Ayah aku udah emosi dia pukul pohon jati sama tangannya sampai tangannya berdarah, akhirnya setelah setengah jam gw di temuin sama anak buah ayahnya Reza dan ayah gw langsung meluk gw dengan erat, dan dia mukul mukul dada dia merasa kalo dia gagal jadi seorang ayah, semua orang nenangin dia tapi ga bisa termasuk mamah gw, dia terus mukul mukul tubuh dia, mamah gw nangis ya gw makin bingung dong akhirnya gw nanya tuh ke Ayah 'Ayah ayah lagi ngapain kaya begitu ga boleh sakit tau' dan dengan ucapan itu ayah gw langsung berhenti mukul mukul badannya dan langsung peluk gw.” Ujar Aldi dan Ana mengangguk. “Itu terakhir ayah aku marah.” Ucap Aldi membuat Ana kaget. “Masa sih kok aku ga percaya ya.” Balas Ana ragu. “Kan kamu nakal sering kena kasus tapi kok ayah kamu ga marah???” Tanya Ana membuat Aldi menggeleng geleng. “Ayah aku cuman negur doang.” Aldi dan langsung berhenti. “Udah sampai.” Ucap Aldi telah sampai di depan rumah Ana

Ana hendak memberitahu Akila namun tertidur. “Akilanya tidur.” Ujar Ana. “Akila Razkila Melviano.” Ucap Aldi mengendong Akila agar Ana bisa keluar. “Aldi Alfaro Melviano aku pergi dulu ya.” Balas Ana lalu keluar dari mobil lalu dan Aldi mengembalikan Akila yang tidur di tempat tadi Ana duduki tak lupa memakaikan kembali sabuk pengamannya. Malamnya Ana di jemput oleh Cika untuk sekedar Nongki Nongki. “Padahal bukan hari libur lho.” Ucap Ana. “Gapapa kali kali.” Balas Cika, mereka tengah Nongki di cafe dekat dekat rumah, hanya 15 menit mereka Nongki dan langsung memutuskan untuk pulang namun di tengah jalan melihat segerombolan orang yang mereka kenal. “Eh bukanya itu stunde???” Tanya Cika membuat Ana memicingkan matanya. “Iya iya kita kesana.” Balas Ana membuat Cika mengangguk, Cika menepikan mobilnya dan melihat Aldi yang tengah di rangkul oleh Ale, Ana turun lalu menghampiri mereka.

“Aldi.” Ucap Ana berlari dan Yap Aldi mabuk bersama dengan Reza dan Panjul yang tidak mabuk hanya Daffa dan Ale, Ana mendekat bersama Cika dan Distra. “Si Reza kenapa???” Tanya Cika membuat Daffa langsung memberikan Reza kepada Cika. “Mabuk dia.” Balas Daffa. “Cika Cika gw suka sama lo.” Ujar Reza hilang kesadaran merancau tidak jelas. “Awas Lo Reza gw bilangin Lo sama Bunda.” Ujar Cika membawa Reza pulang. “Nih Aldi mobilnya ada di parkiran sana kunci mobilnya di kantong Aldi.” Ale memberikan Aldi, Ana menerima Aldi namun Aldi langsung pergi entah kemana membuat Ana mengejar Aldi. “Kamu jangan pergi Aldi.” Ucap Ana namun Aldi tak menghiraukan, Ana berlari menyesuaikan langkah Aldi. “Aldi kayaknya ada yang ngikutin deh.” Ujar Ana. “Gw suka sama lo.” Aldi malah ngomong ga jelas, Ana melihat ke arah belakang dan Yap ada yang mengikuti mereka dari belakang. “Aldi aku takut.” Ana memegang tangan Aldi namun di tepis oleh Aldi lalu dirinya pergi saat Ana hendak mengejar Aldi tapi preman itu malah berlari.

Preman itu mendekat kearah Ana dan semakin mendekat namun saat hendak beberapa langkah Aldi datang kearah Ana membuat preman itu mundur, Aldi berbalik. “Mau apa Lo???” Tanya Aldi sedikit sadar dan preman itu pergi, Aldi membawa Ana ke parkiran tempat mobilnya di parkir. “Nih bawa mobil gw.” Ucap Aldi memberikan kunci mobilnya, Ana menerima dan langsung masuk kedalam mobil begitu juga Aldi. “Kita kemana???” Tanya Ana. “Pulang lah.” Balas Aldi. “Iya kemana? masa ke rumah kamu mau Ayah kamu marah?!!” Ana membuat Aldi diam. “Masih aja kaya dulu nakal kurangin ke club kaya gitunya apalagi sampai mabuk coba deh kamu kaya Ale atau Daffa mereka berdua ga mabuk.” Ana membuat Aldi memijat keningnya. “Bisa diem ga sih kamu? Aku lagi pusing jangan banyak bacot deh.” Aldi tak mau di kasih tau, batu emang. “Aku kayak gini karna aku khawatir sama kamu, kamu tau sudah banyak remaja meninggalkan cuman karena ini alkohol, miras, Amer, obat obatan, narkoba, tawuran, balap motor, kamu tau orang tua mereka mati Matian cara uang, kerja dan anaknya kelakuan kaya gitu emang baik hah, jawab!!!” Ujar Ana.

“BISA DIEM GA SIH! Gw cuman mabuk biasa ga berat gw udah sadar, gw ga narkoba, apalagi tawuran, gw cuman mau ngilangin rasa bosan gw, udah gitu aja.” Balas Aldi agak kencang. “Dengan cara mabuk! Minum Alkohol, ke club, main sama jalang? Gitu?!!” Ana membuat Aldi naik pitam. “IYA, dengan cara itu gw bisa ngilangin rasa bosan gw, puas lo!!!” Aldi sudah malas berdebat. “Hebat ya Lo!!!” Ana langsung melajukan mobil dengan kecepatan sedang. “Kita ke hotel.” Ujar Aldi membuat Ana seketika memberhentikan mobil untung nya Aldi memakai sabuk pengaman. “Gila ya Lo!!!” Ana dengan melotot tak percaya. “Lo mau kena marah sama mamah Lo karna baru pulang jam segini.” Aldi mulai naik pitam kembali dan tanpa sadar mereka kini memakai kata lo-Gw. “Lo aja gw pulang.” Balas Ana kembali melajukan kendaraannya. “Jalan kaki gitu? Malem malem gw ga mau Lo kenapa napa.” Balas Aldi. “Ya daripada gw di hotel sama Lo mending gw kenapa kenapa.” Ana tetap teguh pendirian.

“Lo mau di perkosa terus Lo hamil anak orang yang dikenal, apa Lo mending di perkosa sama orang yang Lo suka.” Ucap Aldi. “Lo mau perkosa gw?!!” Ana sudah suuzon. “Ibaratnya Ana Agatha.” Aldi mulai terpancing. “Gw mending tidur di rumah lah.” Balas Ana. “Ga ada di pertanyaan, jawab yang bener.” Aldi membuat Ana menggeleng. “Gw ga suka pertanyaan itu.” Ana membuat Aldi mengangguk. “Kita mau kemana???” Tanya Aldi. “Yaudah kita ke hotel.” Balas Ana sebagai final. “Berarti Lo mau gw perkosa?!!” Tanya Aldi dan kini Ana yang emosi. “Lo bilang tadi ibaratnya bambang.” Ana sudah emosi. “Bercanda.” Balas Aldi. “Eh bentar bentar kok Lo udah sadar???” Tanya Ana membuat Aldi terdiam. “Ohh gw tau nih Lo mau ambil kesempatan dalam kesempitan bukan???” Tanya Ana mulai tersadar.

“Mati gw.” Batin Aldi. “ALDI ALFARO MELVIANO!!!!” Teriak Ana. “Lo mau perkosa gw.” Ucap Ana.

Tekan bintang ⭐

Ig: Loll_a124
WP: Lolaamalia

ANALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang