ANALDI STORY 🌻
23|| MENGHADAP
Setelah kejadian tadi malam Ana tidak membalas chat Aldi maupun mengangkat telpon dari Aldi,saat Aldi menjemput pun Ana hanya diam tak berkata satupun. “Si Ana ngambek sama gw.” Ujar Aldi langsung merapat di kantin. “Kenapa emang???” Tanya Reza memakan nasi uduk. “Ya gara gara gw ajak dia ke hotel.” Balas Aldi membuat Reza menganga. “GILA LO.” Teriak Reza membuat Aldi langsung menyentil dahinya. “Ga usah kenceng kenceng.” Balas Aldi dan Reza mengusap usap dahinya yang di sentil Aldi. “Lah Lo diapain sama bunda Lo???” Tanya Aldi membuat Reza cemberut. “Masa gw disuruh tidur di luar sih.” Reza sangat tidak ingin membahas kejadian tadi malam. “Gw kan udah kasih tau jangan mabok.” Ujar Daffa. “Ya mau gimana lagi emang sih ga ada niatan buat mabok tapi ya enak aja gitu.” Reza membuat Daffa ingin menghajarnya. “Sabar Daff dia temen lo.” Aldi menenangkan. “Eh btw si Panjul sama si Ale mana???” Tanya Aldi melihat ke sekeliling. “Dia di kelas katanya banyak tugas.” Balas Reza.
Aldi melihat ke sekeliling tampak sepi namun ada segerombolan perempuan dan sebagai anak laki laki yang datang ke kantin. “Lo liat tuh gerombolan cewe itu, mereka anak Ultras yang sok sokan itu.” Ujar Reza menunjuk dengan kerupuk. “Yang di grup so iye???” Tanya Aldi membuat Reza mengangguk. “Kelas berapa sih mereka???” Tanya Aldi. “Kelas 11 ada kelas 10 nya.” Balas Reza. “Adek kelas lagaknya kek preman.” Sindir Aldi. “Ah kaya ga pernah aja.” Reza membuat Aldi menatap sinis, dan gerombolan itu datang ke meja Aldi sambil mengebrak meja membuat Reza terperanjat kaget. “Duit.” Ujar Anak laki laki itu kemungkinan kelas 11, Aldi langsung menatap sinis. “Nape ga punya duit miskin lo.” Ana laki laki itu tak tau berhadapan dengan siapa, Aldi berdiri sambil menatap semua orang yang ada disana satu persatu, semuanya sudah tau siapa Aldi tapi anak ini. “Ngelawan lo.” Ujar Anak laki laki itu. “Sejak kapan di sekolahan elit ini ada pengemis yang tiap hari ngemis ngemis uang ke semua siswa.” Ucap Aldi membuat Anak laki laki itu mengepalkan tangannya.
“Siapa sih Lo berani beraninya ngelawan gw.” Anak laki laki itu sudah mencari masalah, Aldi langsung menghajar anak laki laki itu dengan kuat membuat anak laki-laki itu jatuh tersungkur. “Gw Aldi Alfaro Melviano.” Ucap Aldi membuat Anak laki-laki itu diam, Aldi berjongkok lalu memegang kerah seragam anak laki laki itu. “Masih sekolah jangan sok sokan jadi tukang palak, kalo mau sana kumpul sama preman.” Ucap Aldi lalu berdiri kembali satu persatu orang yang ada disana dengan sinis, namun Hpnya langsung berbunyi membuat Aldi langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan orang yang ada di kantin, Aldi langsung menuju ke gudang sekolah dan melihat wajah Reno babak belur. “Siapa yang bikin Reno babak belur???” Tanya Aldi. “Aska terus dia pesan jangan macem macem sama gw.” Balas Teman Reno membuat Aldi mengepalkan tangannya, lalu membuka pintu dengan kasar, rahang tegas, urat leher maupun tangan mulai muncul, pandangan sangat terlihat sinis, Aldi langsung berjalan kearah kelas Aska, ia membuka pintu dengan kasar lalu melihat kearah Aska.
Seketika kelas yang gaduh menjadi senyam, Aldi berlari menuju meja Aska lalu memegang kerah seragam Aska. “Gw udah peringatin sama Lo kalo Lo punya masalah sama gw ga usah hajar temen gw buat jadi ancaman kalo mau hajar gw sekalian.” Ujar Aldi mengundang banyak siswa yang menonton. “Pengecut.” Caci Aldi. “Banyak bacot.” Balas Aska langsung menghajar rahang Aldi, dan Aldi langsung terjatuh beberapa langkah dari Aksa, Aldi bangkit lalu membalas perbuatan Aska, Pertengkaran pun terjadi, Susana semakin panas ketika Aksa dan Aldi sudah babak belur, Reza dan Daffa langsung datang dengan terburu buru hanya mereka yang bisa memisahkan Aldi. “Stop woy si Tuti bisa kesini.” Ujar Reza mencekal Aldi namun Aldi tetap memberontak dan tahanan Reza sudah tidak mempan lagi, begitu juga Daffa. “Aldi tenang.” Daffa memperingati, Ana membelah kerumunan dan melihat Aldi yang sudah babak belur begitu juga Aska.
Jangan lupa semua alat yang ada di kelas itu juga seketika hancur, Ana mendekat namun di tahan oleh Cika. “Jangan Deket deket amuknya Aldi lagi kumat.” Cika memperingati namun Ana tetap keras kepala ia mendekat namun lagi dan lagi hidungnya terkena siku Aska kan untuk kedua kalinya hidung Ana berdarah. “Akkkh.” Rintih Ana membuat Aldi dan semuanya menatap Ana, Ana memegang hidungnya dan ia melihat ada darah seketika tubuhnya ambruk membuat Aldi dengan cepat menangkap tubuh Ana. “ASKA GW BELUM SELESAI SAMA LO.” Teriak Aldi langsung mengangkat tubuh Ana dan membawanya ke UKS, semua siswa bubar dan semua anak kelas menatap Aksa dengan sinis. “Karna Lo yang buat kelas kita hancur, sekarang Lo tanggung jawab.” Ujar Siswi. “Bacot.” Aksa langsung Pergi. “TAMPANG DOANG GANTENG TANGUNG JAWAB KAGA MAU.” Teriak Siswi tadi.
Di UKS Ana langsung ditangani oleh petugas PMR dan Aldi kekeh tidak mau keluar ia melihat Bagaimana Ana sengaja tidak tidur agar darah tetap mengalir keluar, 1 menit akhirnya darah Ana sudah tidak mengalir lagi. “Aldi jagain ibu mau ambil obat dulu.” Ujar Bu Nazwa langsung pergi membuat Aldi duduk di samping ranjang Ana. “Ma Maaf Kak luka kakak mau di obatin???” Tanya Anak PMR. “Ga usah.” Balas Aldi dingin, 5 menit Ana tersadar dan langsung menatap ke sekeliling dan melihat wajah Aldi yang babak belur. “Ana kamu udah sadar.” Aldi membuat Ana mengangguk. “Udah ributnya???” Tanya Ana kesal. “Maaf.” Aldi menunduk, Ana mengambil kotak obat lalu membukanya. “Sini luka kamu biar aku obatin.” Ana mengangkat wajah Aldi lalu menuangkan obat dengan kapas. “Jangan suka ribut menang jadi arang kalah jadi abu.” Ana dengan telaten mengobati luka Aldi. “Maaf Ibu tel—.” Bu Nazwa datang namun langsung berhenti saat melihat Ana dan Aldi. “Ah Ibu taro obatnya disini dan ibu langsung pamit.” Bu Nazwa pergi, Aldi melihat Ana yang masih tak berkutik. “Udah jangan di pikirin lanjutin lagi.” Ujar Aldi.
***
“Ga main dulu???” Tawar Ana membuat Aldi mengangguk. “Yaudah deh main dulu.” Balas Aldi dan Ana langsung membuka gerbang sedikit lebar, Aldi langsung masuk disana sudah ada mobil hitam terparkir. “Ada siapa???” Tanya Aldi melepaskan helmnya. “Papah aku.” Balas Ana membuat Aldi mengangguk dan ini kesempatan yang bagus untuk akrab, Ana berjalan masuk begitu juga Aldi. “Assalamualaikum.” Salam Ana dan Papahnya tengah duduk di sofa. “Waalaikumsalam eh anak papah baru pulang.” Balas Roby tersenyum namun saat melihat kebelakang ada lelaki yang mengikuti Ana. “Siapa dia???” Tanya Roby. “Dia Aldi pacar aku.” Ana memperkenalkan Aldi dan Aldi langsung menyalimi tangan Roby.
“Asslamualaikum om.” Ujar Aldi menyalimi tangan Roby. “Waalaikumsalam.” Balas Roby agak sinis. “Duduk Aldi.” Titah Ana membuat Aldi mengangguk. “Ana kamu tau pesan Papah ke kamu apa???” Tanya Roby frontal. “Tau.” Ana mengangguk dan menunduk. “Apa???” Tanya Roby. “Ana ga boleh pacaran dulu.” Balas membuat Roby mengangguk. “Terus kenapa kamu pacaran???” Tanya Roby. “Karna Ana suka.” Ana membuat Roby melipatkan kedua tangannya. “Putusin dia.” Ujar Roby membuat Ana melihat kearah Aldi. “Anaknya aja ga jelas darimana, mukanya pada luka luka pasti abis berkelahi, Papah ga suka, fokus kamu belajar ga boleh pacaran.” Roby memperingati. “Tapi Om—.” Aldi namun di sela oleh Roby. “Dan kamu jangan dekati anak saya, saya tak mau anak saya kenapa Napa karna kamu.” Roby langsung pergi. “Aldi.” Ana sudah melas membuat Aldi mengelus elus tangannya. “Mungkin Papah kamu lagi cape mending kamu istirahat ganti baju, aku pulang dulu ya.” Aldi mengelus elus rambut Ana lalu tersenyum.
“Assalamulaikum.” Aldi pergi. “Waalaikumsalam.” Balas Ana dan langsung menghapus air matanya, Aldi pergi dari rumah Ana, dan kini ia harus menelan pil pahit saat ayahnya Ana secara langsung menolaknya secara mentah mentah, tak butuh waktu lama Aldi sampai dan langsung naik ke kamarnya, hingga abis Magrib Aldi masih betah didalam kamar hingga panggilan untuk makan malam baru Aldi keluar untuk makan, Aldi diam tak ada percakapan membuat Faro menatap dengan aneh, tak perlu berlama lama Aldi sudah selesai dan langsung memutuskan untuk keluar mencari udara sejuk, Aldi duduk di bangku halaman rumahnya ditemani malam yang hening, tak lama Faro datang, duduk di samping Aldi. “Kenapa???” Tanya Faro seolah tahu Aldi tengah ada masalah. “Heh.” Aldi membuat napasnya. “Ayahnya Ana engga ngerestuin Aldi sama Ana.” Aldi sudah terlihat putus asa. “Cuman gitu???” Tanya Faro membuat Aldi mengangguk. “Masa anak ayah mau nyerah sih cuman gara gara ga di restuin doang? Mana Aldi yang dulu ga pernah pantang menyerah, jangan gitu.” Faro memberitahu. “Manusia emang banyak Banget rintangannya kalo engga banyak rintangannya berarti bukan manusia dong.” Faro membuat Aldi tertawa.
“Kalian besok bakalan kedatangan tamu jangan lupa di sambut ya.” Ujar Faro membuat Aldi menatapnya dengan aneh. “Siapa???” Tanya Aldi. “Ada deh.” Balas Faro langsung pergi.
Tekan bintang ⭐
Ig: Loll_a124
WP: Lolaamalia.
![](https://img.wattpad.com/cover/261303003-288-k1046.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANALDI
Novela JuvenilNBC: PERJALANAN SOLIDARITAS DAN PRIORITAS Tidak menyinggung dari pihak mana pun tidak copy copy ini real asli murni otak, vote nya. Aldi Alfaro Melviano cowo dengan ketampanannya yang melebihi orang normal ketua geng motor NBC membuatnya menjadi seo...