24|| TAMU YANG MERUSAK

13 2 0
                                        

ANALDI STORY 🌻

24|| TAMU YANG MERUSAK

Hadirnya orang ketiga di dalam hubungan itu namanya pelakor bukan?” Aldi Alfaro

Setalah menjemput Ana Aldi langsung memutuskan untuk pulang karna kata Ayahnya hari ini rumah mereka akan kedatangan tamu, dengan bahagia Aldi mempersiapkan nya bersama mamah dan Pembantu. “Emang siapa tamu nya mah???” Tanya Aldi membereskan piring. “Ga tau kata ayah kamu sih surprise.” Balas Fina membuat Aldi mengangguk. “Mah Akila udah cantik belum???” Tanya Akila memakai dress pink. “Cantik banget adik A'A.” Aldi menggendong Akila membuat Fina terkekeh, bel berbunyi membuat semuanya menatap pintu. “Pasti Ayah, biar Aldi sama Akila aja ya mah.” Ucap Aldi membuat Fina mengangguk, Aldi berjalan ke arah pintu dan membukanya. “Ayah.” Ucap Akila namun tatapannya langsung mengarah pada anak yang di gendong Faro dan wanita yang di samping Faro. “Siapa dia Yah???” Tanya Aldi tapi Akila malah nangis membuat Fina melihat ke arah pintu. “Ada ap—.” Fina terhenti saat melihat Faro menggendong anak kecil.

“Mamah liat Ayah.” Akila membuat Fina langsung menggendongnya. “Ayah apa apaan ini???” Tanya Aldi binggung. “Bisa kita duduk dulu.” Ujar Faro membuat Fina mengangguk, mereka berenam duduk di sofa Aldi menatap sinis wanita yang berada di samping Ayahnya wanita itu terus menempel dengan Ayahnya. “Aldi, Mah, Akila ini Mirna dan Wili mereka—.” Faro hendak memperkenalkan Wanita itu namun di sela oleh Aldi. “Oh ini wanita simpanan ayah? Terus kenapa ayah kasih tau ke kita? Ayah mau kita berdamai dengan wanita ini? Atau ayah mau wanita ini tinggal satu atap sama kita gitu???” Tanya Aldi. “Bukan gitu Ald—.” Faro kembali di sela. “Ayah ga usah alasan lagi oke kalo ayah mau begini Aku sama Akila bakalan tempatkan janji kita kalo kita ga bakalan ngomong sama ayah selama lamanya.” Aldi langsung pergi tak lupa membawa Akila.

Saat di kamar Aldi, Akila terus saja menangis membuat Aldi menintikan air matanya. “A' Akila ga mau kaya gini.” Ujar Akila membuat Aldi langsung memeluknya. “Udah Akila jangan nangis nanti A Aldi kasih tau ayah, sekarang Akila tidur aja di kamar A'A iya.” Ucap Aldi membuat Akila mengangguk, Paginya Aldi turun untuk sarapan tak lupa membawa Akila yang sudah rapih untuk sekolah. “Akila udah bangun.” Sapa Faro namun Akila tak menjawabnya. “Akila mau Tante ambilin ayamnya???” Tanya Mirna namun Akila hanya diam, namun Akila melihat mainannya di mainkan oleh Wili. “Mahh mainan Akila.” Akila kembali menangis dan Fina langsung menggendongnya. “Heh.” Aldi langsung melotot membuat anak laki laki berumuran 2 tahun itu menangis. “Aldi.” Ucap Faro namun Aldi tak menghiraukan, ia mengambil mainan Akila lalu memberikannya kepada adik kesayangannya itu. “Ini mainan adik A'A yang paling cantik.” Ujar Aldi sangat perhatian kepada Akila. “Aldi ga boleh gitu kasian Wili nya.” Ucap Fina. “Biarin Aldi ga peduli.” Balas Aldi langsung mengambil tas dan jaketnya.

“Akila sekarang A'A Aldi yang nganterin Akila sekolah ya.” Ucap Aldi membuat Akila mengangguk, Akila turun lalu menyalimi tangan Fina dan Faro ya meskipun itu di suruh oleh Fina. “Akila ga mau minta uang sama Ayah???” Tanya Faro namun Akila tetap tak menjawab. “Aldi?” Faro kembali namun sama Aldi tak menghiraukannya, Faro tersenyum kecut melihat kedua anak kesayangannya berperilaku seperti itu kepadanya. “Mah hati hati ada rubah berjubah kupu kupu.” Bisik Aldi. “Dadah Mah Assalamualaikum.” Aldi dengan hangat tak lupa mencium pipi Mamahnya. “Hati hati Aldi.” Ucap Fina pergi bersama Akila, Fina duduk dan Mirna langsung menatapnya.

Mulai sekarang Aldi akan mengantar Akila, kini Aldi memakai mobil karna ia harus menjemput satu perempuan lagi yaitu kekasihnya. “Jangan lupa pake sabuk pengamannya.” Ucap Aldi membuat Akila mengangguk. “A'A Akila belum di kasih uang, biasanya Akila di kasih Ayah tapi kan—.” Akila tertunduk. “Nanti sama A'A dikasih tenang aja mending sekarang kita ke rumah teteh Ana jemput dia.” Balas Aldi membuat Akila tersenyum. “Iya ayo.” Akila dengan senang, tak butuh waktu lama Aldi sudah berada di luar, Ana masuk dengan tampang sedih. “Aldi Papa—.” Ana namun Aldi kembali menyela Ucapan orang. “Nanti dulu ya satu satu aku selesain nya.” Aldi sudah banyak beban berat yang menimpa bahunya.

“Kamu kenapa???” Tanya Ana melihat raut Aldi yang tengah sedih. “Engga, masalah ayah kamu nanti dulu ya jangan bahas dulu aku lagi pusing.” Ucap Aldi dengan baik baik dan Ana mengangguk paham, Aldi mengantar Akila dan setelah itu ia mengantar Ana, Ana merasa aneh dengan Aldi dari tadi ia hanya diam saat istirahat pun Aldi hanya diam tak ada suara dan hanya bengong. “Reza Aldi kenapa sih???” Tanya Ana saat Reza hendak masuk kedalam kelas. “Iya gw juga ngerasain ada yang aneh dari anak itu, biasanya dia ada ketawa ketawa nya tapi sekarang diem aja.” Reza juga ikut merasakan perbedaan yang aneh dari sifat Aldi. “Kirain Lo tau si Aldi kaya gitu karena apa.” Ucap Ana membuat Reza menggeleng. “Kadang kalo kaya gini si Aldi punya masalah yang serius.” Ucap Reza membuat Ana ingat tadi saat Aldi di mobil. “Makasih ya Za.” Ucap Ana membuat Reza mengangguk.

***

Sorenya pulang sekolah Ana langsung menanyai perihal sifat Aldi yang tadi pagi sampai pulang hanya diam dan bengong. “Aldi kamu kenapa???” Tanya Ana. “Kenapa apanya???” Tanya Aldi fokus ke depan. “Belakangan ini kamu diam Mulu, bengong, kenapa? Coba cerita.” Ana dan Aldi langsung memberhentikan mobilnya. “Kamu tau aku punya masalah???” Tanya Aldi membuat Ana mengangguk. “Sebenarnya—.” Aldi menceritakan masalah unek uneknya, Ana tersenyum lalu memeluk Aldi. “Kamu kuat jangan ngeluh ini ujian namanya juga manusia ga jauh dari kata cobaan.” Ucap Ana seperti kata Ayahnya.

Aldi sudah mengantar Ana dan Akila sudah di jemput oleh mamahnya, saat Aldi sudah sampai di rumahnya dan saat hendak berjalan kearah kamarnya Aldi melihat Akila yang tengah berebut mainan dengan Wili, Aldi mendekat namun sudah ada Ayahnya. “Akila ngalah kamu mah udah gede.” Ucap Faro, membuat Akila membuat mainan itu ke sembarang tempat, dan membuat Wili menangis. “Akila ga boleh gitu.” Faro kembali memperingati, dan kini Akila yang menangis membuat Faro binggung harus siapa dulu yang ia gendong, Faro langsung menggendong Wili dan saat hendak memegang Akila, Akila langsung ditarik oleh Aldi. “Ga usah.” Aldi sangat dingin, dan Aldi langsung menggendong Akila masuk kedalam kamarnya.

“Akila udah cape A' Akila mau pergi aja.” Ucap Akila. “Akila ga boleh ngomong gitu!!!.” Aldi memperingati. “Akila mau pindah ga mau sama Tante Tante itu.” Akila membuat Aldi langsung memeluknya. “Akila kata Ayah namanya juga manusia pasti banyak cobaan kalo engga ada masalah berati bukan manusia.” Aldi memberitahu membuat Akila mengangguk, di balik pintu ternyata ada seseorang yang mendengar percakapan antara adik dan kakak. “Kasian Akila masih kecil udah punya cobaan sebesar ini.” Batin Faro. Dengan keberanian Faro langsung membuka pintu dan langsung memeluk kedua anaknya itu bukan maksudnya menyakiti hati mereka, tapi ada satu alasan yang membuat Faro membawa wanita ini di tengah tengah keluarganya.

Saat malam malam pun hanya terdengar suara dentingan sendok dengan piring tak ada satu orangpun yang berani berbicara. “Aldi Tante mau ngomong sesuatu sama kamu.” Ujar Mirna. “Kalo makan ga boleh sambil ngomong pamali.” Aldi membuat Mirna melanjutkan makannya, setelah makan pun saat Mirna hendak mengobrol dengan Aldi tapi Aldi malah menghindar darinya. “Aldi Tante bisa ngomong???” Tanya Mirna. “Kalo ngomong ya ngomong aja ngapain harus minta ijin ke Aldi segala.” Aldi pergi tapi tangannya di cekal oleh Akila. “A'A mau kemana???” Tanya Akila, Aldi berjongkok lalu tersenyum. “A'A mau keluar sebentar ya Akila.” Balas Aldi mencium pucuk rambut Akila.

Aldi sudah siap dan langsung pergi tanpa pamit ke Ayahnya, Aldi pergi ke rumah Ana disana sudah ada Ana yang menunggunya. “Lama nunggu???” Tanya Aldi memberikan helm kepada Ana. “Engga baru juga keluar eh kamu datang.” Balas Ana memakai helm. “Ayah kamu ada???” Tanya Aldi. “Engga dia sekarang ngantor.” Balas Ana membuat Aldi mengangguk, Ana sudah naik dan Aldi langsung menancapkan gasnya melesat pergi. “Di angkringan mau ga???” Tanya Aldi. “Hayu.” Balas Ana dan Aldi langsung pergi ke Angkringan tempat dirinya sering makan, mereka telah sampai di tempat Angkringan yaitu kedai sate mang Jajang. “Rame Banget ya.” Ucap Ana melihat orang yang tengah makan. “Iya namanya juga makanan murah tapi enak pasti semua orang suka, udah murah enak lagi.” Balas Aldi langsung mencekal tangan Ana lalu masuk ke kedai sate Mang Jajang, Aldi duduk bersamaan dengan Ana.

“Pesen apa A???” Tanya Pelayan sate. “Sate ayam sama sapi nya pake lontong, minumnya teh tawar anget.” Ujar Aldi. “Ana???” Tanya Aldi. “Samain aja tapi saya pake es teh manis.” Balas Ana membuat Pelayan itu mengangguk. “Kamu kok tumben kamu ngajakin aku keluar kenapa???” Tanya Ana. “Aku ga betah di rumah ada pelakor.” Balas Aldi melihat kearah jalan. “Ana.” Bukan Aldi melainkan orang lain membuat kedua remaja itu melihat kearah sumber suara. “Papah.” Ujar Ana yap  orang itu Roby.

Tekan Bintang ⭐

ANALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang