45|| CAMPING

11 0 0
                                    

ANALDI STORY 🌻

45||  CAMPING

“Jangan menyia-yiakan ketulusan dengan alasan sudah hambar, belum tentu kamu akan dapat yang tulus setelahnya.” Aldi Alfaro

Aldi menutup matanya waktu menunjukan pukul 5 lewat 15 udara sangat dingin ditambah lagi AC menyela membuat Aldi merapatkan jaket yang di kenakan nya, Aldi menatap Ana yang berfokus ke hp.

“Jangan di mainin tar lobet baru tau rasa.” Ujar Aldi jujur Aldi tidak bergantung pada hp karna dirinya di sibukkan oleh aktivitas menongkrong bahkan Aldi termasuk orang yang sangat irit terhadap kuota.

Ya walaupun sesekali dirinya menghabiskan waktu dengan bermain hp itupun kalo gabut. “Pinjem hp kamu.” Ucap Ana membuat Aldi mengambil hpnya di saku celananya lalu memberikan kepada Ana.

Ana membuka screen hp Aldi yang ternyata foto dirinya bersama Aldi yang tengah berselfi Ana membuka kunci pengaman hp Aldi dan melihat wallpaper hp Aldi ternyata foto dirinya, sungguh bisa di bilang bucin sejati.

Ana membuka Ig lalu ke bagian camera memfoto Aldi yang tengah tertidur. “Jangan ambil foto aku.” Ujar Aldi meskipun matanya tertutup masih saja tau, Ana memanyunkan bibirnya lalu kembali berfokus ke hp Aldi.

“Ini ga ada WiFi nya apa???” Tanya Reza saat membuka tidak ada sambungan sama sekali. “Makanya kalo mau berpergian tuh beli kuota.” Balas Pak Basri. “Ye kan pak udah biasa pake WiFi rumah.” Balas Reza tidak senang karena hpnya sama sekali tidak ada kuota.

“Cika kirimin gw kuota.” Ujar Reza Cika langsung mengirimkan Reza kuota, bus berhenti dikarenakan macet panjang. “HELLOWW.” Teriak Panjul masuk ke dalam bis yang di tumpangi Aldi. “Panjul brother.” Reza berdiri lalu berjabat tangan ala laki laki.

“Rezaa.” Balas Panjul lebay. “Heh anak bis berapa kamu???” Tanya Pak Basri membuat Panjul tersenyum. “Bosen pak disana mah pada mabok.” Balas Panjul keluar bis tanpa sepengetahuan guru, Ale datang ke bis Aldi dengan napas yang ngos-ngosan.

“Heh Panjul sia di teangan tuh.” Ujar Ale duduk di samping pak Basri. “Ale.” Ucap Pak Basri. “Numpang duduk pak cape saya nyariin tuh anak.” Izin Ale duduk lalu menghapus keringatnya, Panjul mengambil mic siap membuat kerusuhan di bis 1. “Gusy daripada gabut kita nyanyi, musikkk.” Ucap Panjul namun telinganya langsung di tarik.

“FARHAN!!!” Bu Tuti marah tak lupa tangannya masih menjewer telinga Panjul. “A A A A aduh bu iya Bu iya.” Panjul mengiris kesakitan. “Udah atuh Bu kasian si Panjul nya.” Ujar Pak Basri membuat Bu Tuti melepaskan jewerannya.

“Nama dia Farhan Farid Setiawan bukan Panjul pak.” Bu Tuti meluruskan. “Usett si ibu meni apal nama panjang urang.” Goda Panjul menggoda Bu Tuti. “PANJUL!!!” Bu Tuti kembali marah. “Farhan Bu.” Sahut Panjul. “Oh iya FARHAN!!!” Bu Tuti kembali kesal.

“Balik ke kandang.” Perintah Bu Tuti menggiring Panjul masuk ke kandangnya. “Ga mau ah mau disini, saya kan udah minta saya pengen satu bis sama temen saya.” Balas Panjul duduk di samping Pak Basri. “Di sana juga ada temen kamu!!!” Balas Bu Tuti ekstra sabar.

“Beda.” Balas Panjul kekeh. “Oke oke gini deh siapa yang mau tukeran bis sama Panjul.” Ujar Pak Basri. “Sama bis 4???” Tanya Pak Basri. “Hayu wey tuh sama IPS 1, 2 dan 3 seru lho.” Tawar Panjul agar dirinya bisa satu bis dengan teman temannya.

Bis berjalan membuat perjalanan sebentar lagi sampai. “Udah duduk aja disini masih lebih bentar lagi sampe kok.” Final Pak Basri membuat Panjul bersorak senang tentunya.

Tak berapa lama bis berhenti suasana sejuk menghampiri, mereka turun diberi istirahat selama 30 menit untuk sekedar sarapan, ataupun bersua foto, Ana pergi bersama Cika dan Distra sedangkan Aldi langsung pergi ke warung untuk sekedar membeli kopi.

ANALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang