24. Kematian Di Istana

240 51 0
                                    

"Berhenti, telalu bergantung pada orang lain. jika kau hidup seperti itu terus, kau tidak akan bisa melindungi dirimu sendiri."

[Our Destiny : 17 - 05 - 2021]

*****

Sara melangkah cepat memasuki area yang sangat begitu di lindungi oleh Para Penjaga Istana, sebuah tudung kepala masih menutupi wajahnya.
Bersama Dayang Xin yang kini sedang menawar dengan salah satu penjaga disana sembari memberikan sekantung koin emas.

"Kalian boleh masuk, tapi aku hanya memberikan waktu setengah jam. karena sebentar lagi, Para Penjaga Malam akan datang."

"Aku mengerti." sela Sara, lalu melangkah lebih dulu ke dalam penjara.
Masih dengan Dayang Xin yang mengikutinya dibelakang.

Satu persatu, bola mata Sara mengedar untuk mencari seseorang yang ingin ditemuinya.

Ada banyak sekali tahanan yang tersiksa disana, rintihan dan ringisan kesakitan yang dialami oleh mereka.
Membuat Sara tak tega.

"Anda yakin ingin menemuinya Selir Han?" bisik Dayang Xin.

"Dia adalah temanku, meski aku tidak bisa menyelamatkannya. Setidaknya aku mengabulkan permintaan terakhirnya yang ingin bertemu denganku."

"Hamba mengerti." Dayang Xin menarik senyum tipis, lalu tak lama pandangannya terhenti pada sosok gadis yang sedang melamun di balik jeruji.
"Ah, disana ... Selir Go." lanjutnya.

Sara yang melihat arah tunjuk Xin, buru - buru melangkah untuk menghampiri gadis itu.

"Yang Mulia Selir." lirih Arra, bangkit dari duduknya.

"Kau baik - baik saja? apakah kau disiksa lagi? kenapa kau ingin bertemu denganku?." tanya Sara berturut - turut.

Namun, pertanyaan Sara sama sekali tak mendapat jawaban.
Arra hanya menampilkan senyuman sendunya, dengan tubuh yang memberikan sebuah penghormatan untuk Sara.

Bukan penghormatan sebagai Selir, melainkan sebagai seorang Ratu.

"Selir Go." Sara memundurkan tubuhnya ketika mendapatkan penghormatan yang bukan miliknya.
"Apa yang kau lakukan!" tegasnya.

"Hamba memberi hormat pada Yang Mulia Ratu."

"Lancang sekali! Ratu masih sehat dan bugar, tetapi kau seenaknya memanggil gadis lain dengan sebutan Ratu." marah Sara.

"Yang Mulia ... aku tidak tahu, apakah anda akan percaya atau tidak. Tetapi aku mempunyai sedikit kemampuan untuk membaca masa depan. Dan sepertinya, anda akan menjadi Ratu berikutnya di Kerajaan Kim. Jika anda tidak percaya dengan ucapanku, maka anda bisa mendatangkan seorang peramal untuk membaca masa depan anda, jadi sebelum aku meninggalkan dunia ini dan tidak bisa memberikan anda sebuah penghormatan yang layak. Maka hamba memberikannya sekarang."

"Kau ingin bertemu denganku, hanya untuk mengucapkan kata - kata tak penting ini?"

"Hamba berkata dengan jujur."

Seketika Sara terdiam, pandangannya beralih untuk tak memikirkan ucapan - ucapan Arra sebelumnya.

Dia tidak pernah menginginkan posisi Ratu, jadi jangan sampai karena ucapan Arra.
Dirinya akan haus oleh kekuasaan.

"Aku akan pergi, kau bisa nikmati malammu disini."

"Tunggu, Ratu." Arra menghentikan tubuh Sara yang ingin berbalik, sehingga Dayang Xin juga menghentikan langkahnya.

"Apalagi, yang ingin kau katakan?"

"Ini soal .... Racun di obat Baginda."

"Racun di obat Baginda?"

Our Destiny [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang