25. Masa Berkabung

248 51 0
                                    

"Ada dimana saatnya, kau harus memilih masa depanmu atau harus mengikuti perintah orangtuamu."

[Our Destiny : 19 - 05 - 2021]

*****

Taehyung memandang wajah Selir Go yang memejamkan matanya diatas tumpukan jerami.
Kakinya melangkah perlahan untuk menekuk lututnya disamping tubuh gadis itu.

"Yang Mulia." bisik Kasim Wang, ingin menghentikan langkah kaki Rajanya.

"Maafkan aku, karena belum bisa membahagiakanmu." seru Taehyung, mengabaikan kehadiran para pelayannya.
Sembari mengangkat sebelah tangannya untuk mengelus lembut sisi wajah Arra dan menghapus noda darah di pipi kiri istrinya.

"Apakah .... kau akan memaafkanku?" lanjutnya yang lebih terdengar sebuah bisikan.

"Yang Mulia." panggil Sara, disisi Hans.

"Aku tidak apa - apa, aku hanya merasa sedikit bersalah." Taehyung menarik senyumnya, sebelum ia bangkit dan kembali melangkah menghampiri Sara.

"Kalau begitu, bisakah anda menyelidiki kematian Selir Go? jika anda tidak bisa melakukannya. Aku yang akan melakukannya sendiri."

"Kau, masih ingin membantunya? meski dia sudah menjebakmu?"

"Bukankah anda juga ingin membahagiakannya? cara agar Selir Go bahagia dialam sana, anda hanya perlu menyelidiki kasus kematiannya. Jika memang ada yang mencurigakan, anda bisa mencari tahu lalu menangkap pelakunya dengan cepat."

Taehyung sempat terdiam untuk beberapa saat, pandangan matanya tetuju pada Hans yang siap menerima perintah apapun dari Sang Raja.

"Baik ... jika ini bisa membahagiakan Selir Go, aku akan menuruti saran darimu." Taehyung menaruh tangannya dibelakang, kembali mengubah arah pandangnya pada mayat Selir Go dibawah sana.

"Hans, bawa tubuh Selir Go ke Biro Tabib Istana. Dan selidiki kematiannya."

"Hamba menuruti perintah anda." Hans membungkuk hormat, lalu melangkah untuk membopong tubuh Arra dalam gendongannya.
Dan pergi meninggalkan Area Penjara.

───────────────────────

Ditempat lain, Menteri Han tampak duduk di hadapan Sang Putri. dengan pakaian sutra putih yang melapisi tubuhnya.
Dia memandang wajah Jennie yang sadari tadi mengalihkan pandangannya.

"Kau masih marah pada Ayah?" tegurnya.

"Bagaimana menurut Ayah?"

"Ya, sepertinya menaruh rasa dendam padaku."

"Aku tidak mungkin menaruh rasa dendam pada Ayah, aku tidak punya banyak koneksi di Istana. Hanya Ayah yang selalu membantuku."

"Jadi kau, sudah memaafkan dosa ayahmu ini?"

"Aku memaafkannya." Jennie tersenyum ramah kepada Sang Ayah, membuat keduanya kini saling bertatapan satu sama lain.

"Kalau begitu ... kau tahu apa keinginan Ayah bukan?"

"Seorang Putra Mahkota?" bisik Jennie.

"Kkkk, ternyata kau sudah bisa menebak keinginan ayahmu ya? karena saat ini masih masa berkabung Baginda Kaisar. Aku yakin Para Selir tidak akan ada kunjungan dari Raja, apalagi Selir Go juga telah wafat. Jadi sesuai dengan Peraturan Istana, Raja hanya diperbolehkan untuk mengunjungi Ratunya saja, dan ini adalah kesempatan emas bagimu. Kau harus segera mengandung seorang anak, Rapat Menteri nanti sudah pasti akan membahas soal keturunan Yang Mulia Raja karena kepergian Kaisar. Jadi manfaatkan ini baik - baik."

Our Destiny [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang