"Ayo, kau pasti bisa jooin-ah!"
Pasangan suami istri yang kini sedang dalam ketegangan menanti kelahiran anak ketiga mereka. Namun kondisi sang istri sangat kritis. Mulai dari tekanan darah yang semakin rendah dan saturasi oksigen yang berkurang.
Namun karena tekad yang kuat, sang istri pun terus melanjutkan proses melahirkan nya.Setelah berjuang mengejan berkali-kali akhirnya suara bayi menangis menggema diruangan itu.
Sang suami •-SonSeungJoon-• terharu dan menggenggam erat tangan istrinya yang sudah sekarat."Bertahan lah sayangku, kau harus melihat wajah Putri kita" SeungJoon mulai cemas melihat keadaan istrinya.
"Beri nama dia Seunghwan." Bisik Jooin.
"Baik, aku akan beri nama itu. Kau harus bertahan oke"Kedua mata mereka saling bertemu untuk yang terakhir kali nya. Jooin menutup matanya untuk selamanya tepat setelah bayi mereka diperlihatkan kepada Jooin.
"Jooin-ah! Jooin-ah!" Seungjoon panik saat suara monitor berdenging mengisi seisi ruangan bersalin.
"Maaf pak, Ny.Jooin sudah tiada" Ucap Dokter.
SeungJoon hanya menunduk sambil terus menggenggam tangan sang istri.
Karena merasa sangat terpuruk SeungJoon disaat itu juga mengabaikan bayi perempuan nya yang baru saja dilahirkan."Silahkan gendong bayi anda tuan." Suster disana memberikan bayi itu agar digendong oleh ayah nya.
"Simpan saja di box bayi, aku akan keluar mengurus semuanya." Jawab Seungjoon dingin.
"Anda akan memberikan nama siapa Seungjoon-ssi?" Tanya suster nya.
"Seunghwan." Jawab Seungjoon singkat setelah itu dia pergi meninggalkan ruangan bersalin."Semoga dia akan segera baik-baik saja. Anak ini perlu kasih sayang dari sosok ayah setelah ibu nya pergi." Suster itu mengusap pipi Seunghwan yang lembut dan kulitnya sangat putih.
SeungJoon dibantu oleh sang anak sulung Minhyuk yang saat itu sudah menginjak usia remaja membereskan segala hal yang berurusan dengan pemakaman sang Ibu.
Sementara Sejong anak kedua sedang menemani sang adik bungsu yang sedang tidur di box bayi nya.Hanya beberapa jam di rumah sakit Seunghwan kecil sudah boleh pulang.
Setelah pemakaman selesai, Seunghwan dibawa pulang oleh keluarga nya.SeungJoon masih enggan menggendong Seunghwan.
Dipikiran nya sekarang adalah sebuah kalimat "anak ini yang membuat istriku meninggal."Karena pikiran itu lah Seungjoon enggan untuk mendekati Seunghwan.
Segera setelah sampai dirumah SeungJoon mempekerjakan babysitter untuk mengurus segala kebutuhan Seunghwan.
7 Tahun Kemudian.
Kini Seunghwan sudah menginjak usia sekolah.
Otak nya mulai bisa berpikir tentang hal-hal yang seharusnya ia tidak mengerti di usia yang masih kecil.Saat pulang sekolah, Seunghwan menunjukan hasil ujian nya yang sempurna kepada ayah nya namun diabaikan.
Hanya kakak kedua nya -Sejong- yang memberikan apresiasi kepada dirinya.Sementara Minhyuk sedang sibuk belajar untuk persiapan masuk sekolah menengah atas.
"Kau hebat seunghwan-ah." Sejong mengusap kepala Seunghwan.
"Terima kasih Oppa." Seunghwan tersenyum manis.Saat sudah menunjukan hasil ujian nya, Seunghwan masuk ke kamar dan membanting tas nya ke atas kasur dan menyobek kertas ujian miliknya lalu membuang sisa kertas nya ke tempat sampah.
"Lagi-lagi seperti ini." Seunghwan mengerucutkan bibirnya kesal.
Saat sedang melamun, suara bibi pengasuh nya menyadarkan seunghwan dan segera membuka pintu mempersilahkan dia masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Broke Family
FanfictionMendapatkan rasa kasih sayang dari orang tua adalah sebuah kebahagiaan yang tidak bisa didapatkan dengan harga berapapun. Kasih sayang orang tua adalah hal yang umum didapatkan oleh setiap anak. Namun tidak untuk Seunghwan, Putri bungsu keluarga So...