5

114 16 2
                                    

Pagi hari sudah tiba.
Matahari mulai muncul setelah bulan pergi tenggelam.

Terdengar suara di dapur rumah keluarga Son. Suara penggorengan dan suara teko memenuhi seisi rumah.
Aroma kopi seduh pun sukses membangunkan Minhyuk dan Sejong yang masih terlelap.

Minhyuk perlahan melangkahkan kakinya menuju aroma kopi itu berada.
Mata nya terkejut ketika melihat meja makan didapur sudah berderet berbagai makanan untuk sarapan.

"Seunghwan-ah kau memasak ini semua? Sendirian?" Minhyuk bertanya kepada adik nya yang sedang mencuci piring.
"Tentu saja. Sepulang olahraga aku langsung memasak" Jawab Seunghwan.
"Kau tidak lelah?" Tanya Minhyuk lagi.

Seunghwan menggeleng.
"Tidak. Justru aku sengaja melakukan ini karena kedua kakak ku ada disini. Ini sebuah kejadian langka aku memasak"

"Memang nya kau jarang memasak? Lalu sarapan mu bagaimana?" Minhyuk menarik kursi lalu duduk.
"Aku tidak pernah sarapan kecuali meminum kafein"Seunghwan menyodorkan kopi hitam panas dihadapan Minhyuk.

"Terima kasih. Tapi kau harusnya mengisi perut mu sebelum sekolah" Ucap Minhyuk.
"Biasanya pagi hari aku tidak ada nafsu makan. Jadi aku skip sarapan" Balas Seunghwan.

"Dia benar-benar mirip dengan mu hyung. Kau dulu saat kuliah bahkan pernah hanya meminum air putih saja" Sejong akhirnya datang dan langsung duduk.

Seunghwan langsung menyodorkan gelas berisi susu cokelat kesukaan Sejong.
Tentu Sejong terkejut dengan fakta bahwa Seunghwan ingat tentang kesukaannya.

"Terima kasih" Sejong tersenyum.

Seunghwan ikut tersenyum. Ia melepas sarung tangan karet nya lalu ikut bergabung dengan kedua kakak nya di meja makan.

"Kau berangkat jam berapa?" Tanya Seunghwan sambil menyobek roti lalu memakan nya.
"Jam 3 sore" Jawab Minhyuk.
"Lalu bagaiman dengan mobil mu? Akan kau bawa ke korea?" Tanya Sejong.
"Kau saja yang bawa nanti. Aku benar-benar malas sebenarnya untuk pulang. Tapi mau bagaimana lagi. Konferensi itu sangat penting" Minhyuk mengeluh.
"Nikmati saja, itu resiko pekerjaan mu" Ucap Sejong.
"Tentu akan ku nikmati. Ini adalah hasil dari kerja keras ku selama ini" Balas Minhyuk.

Sementara Minhyuk dan Sejong mengobrol, Seunghwan hanya sibuk dengan sebuah buku tebal. Tangan dan mulut nya sibuk makan, namun mata dan otak nya mencerna setiap kata yang ada di buku itu.

"Multitasking sekali adik kita ini" Celetuk Sejong.

"Ah! Maafkan aku" Ucap Seunghwan.
"Tidak usah minta maaf, hati-hati saja jangan sampai buku itu terkena tumpahan kopi milik mu" Ucap Minhyuk.

Disaat mereka asyik mengobrol, tiba-tiba handphone Minhyuk berdering. Itu adalah panggilan masuk dari Seungjoon sang ayah.
Minhyuk langsung beranjak dari duduk nya dan menerima telepon itu diluar.

"Hallo Abeoji" Sapa Minhyuk.

"Bagaimana kabar mu disana? Kau baik-baik saja?"
Tanya Seungjoon.

"Aku baik-baik saja Abeoji, bahkan Sejong dan Seunghwan pun baik-baik saja" Jawab Minhyuk.

"Sejong? Dia ada di canada?" Tanya Seungjoon.

"Dia ada urusan disini, daripada menyewa hotel jadi dia tinggal bersama ku" Balas Minhyuk yang sebenarnya dia berbohong.

"Seunghwan, kau mengawasi nya di sekolah? Bagaimana dia?" Tanya Seungjoon lagi.

"Dia anak yang baik. Reputasi nya disekolah pun sangat bagus. Dia terkenal pintar dan ramah. Dia pun diberi sebutan bintang kelas oleh teman-teman nya" Ucap Minhyuk.

Our Broke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang