53

25 4 2
                                    

Saat ini Seunghwan bersama Seungjoon dan Minhyuk berada disebuah rumah duka tempat jenazah Eric disemayamkan.

Eric ditemukan gantung diri saat sedang berada di sel tahanan sebelum persidangan dilakukan.
Nampak yang menyambut para pelayat adalah Choi Mina, istri Eric yang kini sedang melamun dengan lesu.
Seunghwan langsung melakukan penghormatan terakhir dengan meletakan bunga dan membungkuk kepada keluarga yang bersangkutan.

Seunghwan tak berkata apapun dan bergegas melangkahkan kaki keluar. Namun suara dari Mina membuat Seunghwan menoleh.

"Puas kau Seunghwan?"

"Apa maksudmu?" Balas Seunghwan

Mina menatap tajam ke arah Seunghwan dengan mata yang bengkak akibat terlalu banyak menangis. "Kau membunuh suamiku! Jika kau tak berulah melaporkan nya dia tidak akan mati!" teriak Mina.

Seunghwan masih diam dan menunduk mendengar berbagai ucapan Mina yang kini sedang mengutuk dirinya."Kau tak pantas hidup Seunghwan! Seharusnya kau saja yang mati! Anak tidak tahu diri yang tiba-tiba masuk keluarga Choi dan menghancurkan semuanya!"

"Jaga mulutmu!" Seungjoon akhirnya tak bisa menahan lagi.

"Abeoji..." tangan Seunghwan menahan Seungjoon agar tidak lanjut meluapkan emosi nya. Dengan berani Seunghwan mendekatkan diri ke arah Choi Mina dan menatap mata nya.
"Imo, kau harus tahu apa yang aku lakukan ini demi perusahaan yang sudah halmeoni urus sejak dulu. Kau dan suami mu itu melakukan hal yang hanya akan menguntungkan dirimu saja. Hanya untuk memperkaya diri kalian saja."

Seunghwan semakin mendekatkan diri dan berbicara tepat di telinga Mina.
"Aku bahkan masih baik karena tidak menuntut dirimu terkait percobaan perampasan aset Gold Choize Korea."

Setelah selesai dengan ucapan nya, Seunghwan langsung pamit meninggalkan rumah duka dengan senyuman puas terukir di wajah nya. Seungjoon dan Minhyuk pun ikut tersenyum melihat Seunghwan bisa berani menghadapi Choi Mina.

"Wahh kau hebat sekali Son Seunghwan!" Minhyuk menepuk pundak adiknya.

"Saat aku berbicara tadi, tiba-tiba aku melihat sosok Jooin dalam dirimu. Dia yang tak kenal takut jika ada sesuatu yang menganggu perusahaan nya" ujar Seungjoon.
"Beruntung aku memegang rahasia mereka. Aku sedikit takut awalnya. Tapi melihat bagaimana tingkah mereka yang merugikan banyak pihak, aku jadi mendapatkan keberanian menghadapi mereka" balas Seunghwan.

"Kalau begitu ayo pulang" ajak Minhyuk.

Minhyuk langsung masuk di kursi kemudi dan Seungjoon masuk di kursi penumpang bagian depan. Sementara Seunghwan masih berdiri diluar melepas sepatu nya.

"Oppa, tolong buka bagasi nya. Aku akan mengganti sepatu dulu. Tidak nyaman memakai sepatu hak tinggi dalam waktu yang lama."

Minhyuk pun menekan tombol untuk membuka bagasi dan Seunghwan bergegas mengganti sepatu nya. Seunghwan kini sedang berjongkok sambil membenarkan ikat tali sepatu nya yang longgar. Tiba-tiba dari arah belakang seseorang datang dan memukul kepala Seunghwan menggunakan dua botol soju.
Tubuh Seunghwan langsung tersungkur dengan kepala membentur bagian belakang mobil hingga menimbulkan guncangan bagi Seungjoon dan Minhyuk yang berada di dalam.
Langsung mereka keluar menemukan Seunghwan tergeletak dengan banyak pecahan botol di sekitar nya.

"Son Seunghwan!" Seungjoon langsung menghampiri Seunghwan yang nampak masih terkejut dan hanya diam menatap ke arah pelaku.

"Tetaplah sadar Seunghwan! Tatap aku!" Ujar Seungjoon sambil menggenggam tangan Seunghwan.

Sementara Minhyuk langsung mengamankan pelaku agar tidak bisa kabur setelah melakukan perbuatan nya.
"Kau gila! Apa yang kau lakukan kepada adik ku?!"

"Jika aku tak bisa mendapatkan yang aku mau, maka tak seorang pun pantas mendapatkan nya termasuk dia!"

Ternyata pelaku nya adalah Choi Mina.
Amarah nya yang memuncak membuat dia berani berbuat nekat melukai Seunghwan.
Pukulan tadi cukup kencang di area kepala belakang Seunghwan. Bahkan kini darah sudah mulai mengalir dan mengenai tangan Seungjoon.

"Seunghwan-ah! Son Seunghwan!" Seungjoon berusaha mempertahankan kesadaran Seunghwan.

"Abeoji...."

"Tetaplah sadar Son Seunghwan! Jangan menutup matamu!" Seungjoon kini berusaha meraih ponsel nya agar bisa memanggil petugas 119. Namun tak lama ambulance dan polisi langsung datang karena Minhyuk sudah gerak cepat sebelumnya memanggil mereka.

Seungjoon membantu petugas medis mengangkat tubuh Seunghwan. Tak peduli kini pakaian nya sudah ternoda oleh darah anaknya, Seungjoon terus berusaha agar anaknya itu tetap sadar.

"Hoejangnim?!"

Seorang petugas medis ternyata mengenali Seungjoon.

"Cepat pergi ke Yeonsan! Hubungi IGD dan panggil Profesor Kyunsang! Katakan jika Seunghwan terluka di bagian kepala dan sempat terbentur bagian belakang mobil!"  Ujar Seungjoon.

Ambulance langsung tancap gas menuju Yeonsan Hospital, sementara Minhyuk akan mengurus Choi Mina dengan polisi dan memastikan dia mendapatkan hukuman yang setimpal.

Di IGD, Profesor Kyunsang nampak berlari menghampiri para perawat dan dokter jaga dengan wajah yang panik."Hei apa maksudnya tadi? Seunghwan terluka? Siapa yang memberitahu?" Tanya Kyunsang sambil berusaha mengatur nafas nya.

"Petugas medis 119 yang memberitahu atas perintah Son Hoejangnim" jawab dokter Kim.

Tak lama, sirine ambulance pun terdengar. Kyunsang segera berlari mendahului staf medis yang lain ke arah depan. Para staf disana pun terkejut melihat Kyunsang yang sedikit berbeda dari biasanya.

"Sepertinya sebentar lagi mereka akan menjadi keluarga" ucap salah satu perawat yang dibalas oleh anggukan rekan nya.

"Kyunsang-ah" panggil Seungjoon begitu pintu ambulance terbuka.

"Hoejangnim! Apa yang terjadi? Anda baik-baik saja?" Kyunsang terkejut melihat pakaian Seungjoon yang berlumuran darah.

"Aku baik-baik saja. Tolong selamatkan Seunghwan!" Seungjoon menggenggam tangan Kyunsang dengan erat.
"Tenang hoejangnim, aku akan berusaha semampu yang aku bisa" Kyunsang berusaha menenangkan Seungjoon yang panik.

Tak lama sekretaris Seungjoon tiba dengan pakaian ganti dan meminta nya bergegas berganti pakaian.
Sementara Kyunsang dan staf medis yang lain membawa Seunghwan ke ruang tindakan yang berada sedikit lebih dalam di area IGD.

"Seunghwan? Son Seunghwan kau bisa mendengarku?" Kyunsang mencoba menepuk pundak Seunghwan.

Seunghwan mengangguk pelan
"Profesor..."

"Tenang saja. Ada aku disini" ujar Kyunsang sambil mengelus tangan Seunghwan.

"Kau bisa dengan jelas melihatku Seunghwan? Ada berapa jari ini?" Kyunsang mencoba memeriksa kondisi penglihatan Seunghwan karena ingat dulu saraf optik nya pernah terganggu.

"Tiga..." jawab Seunghwan pelan.

"Lalu ini?" Lanjut Kyunsang dengan kembali menunjukan lima jari nya.

"Lima..."

"Syukurlah penglihatan nya masih aman" Kyunsang menghela nafasnya.

Tiba-tiba Seunghwan menggenggam tangan Kyunsang yang berada di dekatnya. Tentu Kyunsang terkejut kenapa Seunghwan menggenggam tangan nya "ada apa Seunghwan?"

"Jangan pergi."
"Aku takut sendirian."

TBC
Terima kasih sudah mampir membaca.
Jangan lupa Vote, Comment dan Share cerita ini ya. Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dalam pengetikan.

Thank you💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Broke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang