Minhyuk terlihat masih tertidur di ruangan nya.
Waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi waktu Seoul.Seorang dokter muda mengetuk pintu ruangan Minhyuk dan itu membangunkan Minhyuk.
"Masuk" Ucap Minhyuk dengan keadaan setengah sadar.
"Professor, perkenalkan saya Ahn Hyeoseop."
Mendengar nama yang asing,Minhyuk sebisa mungkin memulihkan kesadarannya."Siapa kau?" Tanya Minhyuk.
"Ahn Hyoseop. Saya dokter yang dipindahkan dari Doldam" Jawab nya.
"Kau datang lebih cepat dari rumor yang beredar" Balas Minhyuk
"Saya hanya berpikir lebih cepat lebih baik" Ucap Hyoseop.
"Baiklah, ada perlu apa kau menemui ku?" Tanya Minhyuk.
"Saya adalah dokter residen dibawah tanggung jawab anda" Jawab Hyoseop.
"Kau adalah tanggung jawab ku? Kapan itu diputuskan? Kau punya surat keputusan yang menyatakan ini secara resmi?" Tanya Minhyuk lagi.
Hyoseop langsung memberikan amplop yang berisi surat keputusan kepada Minhyuk.
"Lagi-lagi rapat diadakan tanpa sepengetahuan ku" Gumam Minhyuk"Kau sudah membereskan barang-barang mu di sini?" Minhyuk menatap Hyoseop.
"Sudah. Semua sudah dibereskan" Jawab Hyoseop.
"Ambil data pasien di Dokter Minjae. Itu adalah pasien yang harus aku periksa hari ini. Namun aku ada operasi penting hari ini dan seperti nya akan memakan waktu yang lama. Bisa kau handle?" Tanya Minhyuk.Hyoseop mengangguk
"Tentu, saya akan berusaha sebaik mungkin"
"Tenang saja, Minjae tidak kejam. Jika ada yang ingin kau tanyakan atau ingin kau ketahui langsung saja bertanya. Tidak usah ragu" Ucap Minhyuk.
"Baik Prof. saya mengerti" Balas Hyoseop.
"Bukan bermaksud mengusir mu, tapi aku masih butuh tidur untuk mengisi tenaga ku. Bisa kah kau keluar?" Tanya Minhyuk.
"Saya mengerti. Kalau begitu sampai jumpa nanti Profesor" Hyoseop pamit dan keluar dari ruangan Minhyuk.Minhyuk kembali berbaring dan melamun sebentar.
"Tapi dari wajahnya dia bukan tipe orang yang suka membuat onar"---------
Di rumah, Seunghwan mulai membereskan area lantai atas untuk menyambut teman-teman nya besok.
Mulai dari ruang berkumpul yang disapu bersih dan diberi pewangi ruangan.
Sejak sore Seunghwan sudah melakukan aktivitas beres-beres itu.
Sampai akhirnya pukul 7 malam, Seunghwan selesai membereskan semuanya dan membaringkan tubuhnya di karpet."Ahhh ternyata cukup melelahkan" Ucap Seunghwan sambil menatap langit-langit ruangan.
"Aku butuh kafein." Seunghwan bangun dan berjalan menuju dapur dan membuka kulkas.
Untungnya kopi kaleng nya masih tersedia di kulkas. Baru saja membuka tutup nya tiba-tiba suara Sejong mengejutkan dirinya."Hey hey! Letakan itu!"
"Oppa?! Kapan kau pulang?!" Seunghwan terkejut dan buru-buru meneguk kopi nya.
"Hey Son Seunghwan!" Sejong menarik tangan Seunghwan dan merebut kaleng kopi nya.
"Uhuk uhuk!!" Seunghwan tersedak karena saat sedang meminum kopi, kaleng nya direbut oleh kakaknya."Sudah kukatakan jangan minum kopi!" Sejong sedikit emosi.
"Hari-hari ku tanpa kopi rasanya hambar. Aku tidak bisa menahan nya" Balas Seunghwan.
"Setidaknya tunggu sampai satu minggu setelah obat mu habis." Ucap Sejong.
"Satu minggu?!" Seunghwan terkejut.
"Ayolah, ini semua demi kesehatan dirimu. Tahan saja nafsu ingin kopi mu hanya untuk seminggu saja" Sejong menatap Seunghwan.Seunghwan hanya menghela nafas nya.
"Aku akan berusaha."
"Bagus, anak pintar" Sejong mengacak rambut Seunghwan."Aku minta maaf" Lanjut Sejong.
"Untuk apa kau meminta maaf?" Seunghwan heran.
"Aku tidak ingat bahwa kau ikut bersama ku ke rumah sakit." Ucap Sejong.
'Tidak apa-apa. Kau tidak perlu meminta maaf. Aku tahu betapa sibuknya kau tadi. Aku melihat semua tadi" Balas Seunghwan.
"Terima kasih sudah mengerti Seunghwan-ah" Sejong memeluk Seunghwan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Broke Family
Fiksi PenggemarMendapatkan rasa kasih sayang dari orang tua adalah sebuah kebahagiaan yang tidak bisa didapatkan dengan harga berapapun. Kasih sayang orang tua adalah hal yang umum didapatkan oleh setiap anak. Namun tidak untuk Seunghwan, Putri bungsu keluarga So...