36

32 5 1
                                    

Setelah seluruh proses pemakaman berjalan dengan lancar,beberapa orang memilih langsung pulang dan beraktivitas seperti biasanya.
Namun Seunghwan masih berdiri didepan guci abu milik halmeoni yang disimpan tepat di samping guci abu milik Jooin.
Minhyuk masih berada disana dan untuk kali ini Sejong menyempatkan untuk datang.

"Apa itu?" Tanya Sejong sambil menunjuk berkas di tangan Minhyuk.
"Imo memberikan padaku tadi malam. Ini surat wasiat halmeoni" Jawab Minhyuk.

"Surat wasiat?! Apa kita mendapat bagian?" Tanya Sejong lagi.
"Tentu tidak. Sejak kapan keluarga Choi mewariskan segala kekakayaan nya kepada keturunan laki-laki?" Balas Minhyuk.

"Ah kau benar. Kalau begitu seberapa banyak yang Seunghwan dapatkan?" Tanya Sejong.
"Kenapa kau begitu penasaran dengan hal seperti ini? Bahkan kau sampai penasaran dengan bagian yang didapatkan Seunghwan" Ujar Minhyuk.

"Aku hanya penasaran. Tidak ada maksud lain" Sejong membela diri.

"Seharusnya memang dibagi rata dengan Joohyun. Tapi sesuai kesepakatan keluarga,Joohyun mendapatkan 30% dan sisa nya diwariskan kepada Seunghwan" Ucap Minhyuk.
"What?! Sebanyak itu?!" Sejong terkejut.

"Aku juga terkejut saat mengetahui nya. Seunghwan sangat berharga bagi keluarga Choi" ucap Minhyuk sambil memperhatikan Seunghwan.

Saat akan menghampiri adiknya itu,Minhyuk melihat Joohyun mendekati Seunghwan.

"Seunghwan-ah"
Joohyun dari arah belakang menepuk pundak seunghwan lalu mengelus nya.

"Eonnie..." Balas Seunghwan

"Soju? Bir? Apa yang kau mau?"Tanya Joohyun seolah tahu apa yang ada dipokiran Seunghwan.

Minhyuk yang mendengar itu tentu terkejut mengetahui sang adik sangat menyukai alkohol.

Karena stres dan shock,Seunghwan tidak bisa beepikir jernih sehingga butuh sebuah pengalihan.
Joohyun yang mengetahui kebiasaan baru Seunghwan menenguk alkohol dikala stres langsung mengajak nya ke sebuah kedai tenda.
Karena khawatir,Minhyuk diam-diam mengikuti mereka berdua.
Sementara Sejong lagi-lagi harus pergi karena pekerjaan nya.
Sebetulnya Minhyuk pun masih memiliki sesuatu yang harus diurus. Namun karena ia khawatir dengan Seunghwan,ia menunda semua pekerjaan nya

Diliatnya dari kejauhan,Seunghwan terus menenggak gelas per gelas Soju dengan ekspresi datar.
Saat sedang fokus memperhatika Seunghwan,Hyoseop tiba-tiba datang dan menyuruh nya untuk segera ke rumah sakit karena ada masalah.

"Ini penting hyung,kau harus kesana." Hyoseop membujuk Minhyuk

"Seunghwan bagaimana? Kau tahu bahwa semenjak kejadian di paris dia tidak boleh banyak mengkonsumsi alkohol" Balas Minhyuk.
"Aku yang akan mengawasi nya. Kau tenang saja"Ucap.Hyoseop

"Berjanjilah untuk menjaga dia. Aku tidak mau kondisi nya dia semakin memburuk" Minhyuk akhirnya berdiri dan pergi.

Hyoseop akhirnya ikut masuk ke kedai tenda itu dan melihat Seunghwan dari jarak dekat.
Ketika diperhatikan, Seunghwan rupanya sudah mabuk dan banyak hal yang diucapkan oleh Seunghwan.
Sementara Joohyun hanya diam memperhatikan dan menjaga agar Seunghwan tidak melakukan hal aneh yang diluar kendali.

"Aku lelah!! Kenapa semua terjadi begitu cepat!" Seunghwan mengomel

Saat akan berdiri,ternyata Seunghwan kehilangan keseimbangan nya dan nyaris terrjatuh. Beruntung Hyoseop disana sigap menahan tubuh Seunghwan.

"Ohh? Uri Paul,aniyaaa Hyoseop oppa ada disini?" Seunghwan memegang pipi Hyoseop

"Aigoo. Kau memanggilku oppa? Wah rasanya sangat aneh" Hyoseop terkejut
"Jika dilihat dari dekat,kau sangat tampan" Ucap Seunghwan.

Seketika wajah Hyoseop menjadi memerah karena tersipu sekaligus menahan malu karena banyak oramg yang mendengar

"Son Seunghwan! Sadarlah! Dia kakak mu!" Joohyun menepuk pipi Seunghwan.

"Yak! Ahn Hyoseop kau harus mengontrol diri mu! Jangan salah tingkah karena ucapan dia! Dia adikmu! "
Batin Hyoseop.

Karena sudah mabuk parah,Seunghwan akhirnya tak sadarkan diri di pangkuan Hyoseop.

"Hyoseop-ssi, bisakah kau antarkan dia pulang? Aku harus menjemput ibuku" Tanya Joohyun.
"Kau ini bertanya yang tidak perlu ditanyakan. Tentu saja aku akan mengantarnya pulang. Dia berada di satu atap yang sama dengan ku" Balas Hyoseop

"Ah maksud ku ke apartemen nya. Bukan ke rumah samchon" Ucap joohyun lagi.
"Aku tidak tahu dia memiliki unit apartemen. Tapi aku akan membawa nya ke rumah dulu agar bisa aku awasi dengan mudah" Hyoseop menatap Joohyun.
"Kau tidak usah khawatir.Dia hanya tidur karena terlalu mabuk" Ucap Joohyun.

Hyoseop menggelengkan kepalanya
"Aku harus memastikan dia baik2 saja"

Akhirnya Hyoseop membawa pulang Seunghwan ke rumah.
Di rumah,terlihat Jiah yang sedang menunggu di depan.
Jiah langsung khawatir saat melihat Seunghwan digendong oleh Hyoseop dengan keadaan tak sadarkan diri.

"Omo Hyoseop-ah! Apa yang terjadi dengan Seunghwan?" Tanya Lee Jiah.
"Gwaenchana eomma,dia hanya mabuk saja. Dia hampir meneguk 6 botol soju dan 3 kaleng bir" Jawab Hyoseop.

Hyoseop menggendong Seunghwan sampai kamar Seunghwan di lantai dua.
"Wah tak kusangka kau begitu berat Son Seunghwan"

Lee Jiah akhirnya menyusul ke kamar Seunghwan sambil membawa segelas air minum.
Niat air itu untuk Seunghwan,namun ternyata Hyoseop langsung meminum nya.

"Kenapa kau meminum nya? Itu untuk Seunghwan" Tanya Jiah.
"Eomma! Aku haus dan lelah" Balas Hyoseop.
"Ah baiklah aku mengerti" Lee Jiah menganggukan kepala nya.

"Seunghwan-ah!"

Seungjoon berlari menuju kamar Seunghwan dan mengatur nafas nya saat sudah sampai.

"Kau sudah pulang yeobo" Jiah menyapa suami nya.

Seungjoon masih terengah-engah kehabisan nafas karena berlari dari garasi sampai ke lantai dua.
"Pekerjaan ku sudah selesai. Minhyuk dan Sejong pun sudah diperjalanan pulang"

"Bagaimana keadaan dia?" Tanya Seungjoon.
"Dia hanya mabuk saja abeoji." Jawab Hyoseop.
"Berapa banyak yang dia minum?" Seungjoon memeriksa keadaan Seunghwan.

Saat mengelus kening Seunghwan,Seungjoon tiba-tiba menyadari bahwa ini adalah pertama kali nya ia memeriksa Seunghwan secara langsung sebagai seorang ayah setelah sekian lama.
Julukan nya sebagai dokter akhirnya bisa digunakan kepada anak perempuan nya setelah bertahun-tahun berlalu.

"Abeoji?" Minhyuk menyentuh pundak Seungjoon karena melihat ayah nya itu melamun.

"Oh! Minhyuk-ah, kau sudah datang" Seungjoon langsung berdiri.

Minhyuk mengangguk
"Bagaimana keadaan Seunghwan?"

"Dia baik-baik saja. Hanya tertidur karena mabuk. Ngomong-ngomong dimana Sejong?" Tanya Seungjoon.

"Dia kusuruh memarkirkan mobil. Sepertinya dua kesusahan" Minhyuk terkekeh.

"Ah benar! Aku lupa memberikan ini untuk Seunghwan" Minhyuk mengeluarkan berkas surat wasiat.
"Apa itu?" Tanya Seungjoon.
"Surat wasiat yang berisi pembagian warisan Choi halmeoni" Jawab Minhyuk.

"Akhirnya waktu yang paling aku hindari tiba" Ucap Seungjoon.
"Apa maksudmu yeobo?" Tanya Jiah.

"Seunghwan akan seperti mendiang Jooin. Dia akan bekerja sekeras yang dia bisa untuk mempertahankan eksistansi perusahaan keluarga Choi" Jawab Seungjoon.
"Berapa yang dia dapatkan hyung?" Tanya Hyoseop.

"70% kekayaan keluarga Choi jatuh kepada Seunghwan" Jawab Minhyuk.

"What?!"

TBC
Hai guys i'm back!
Kyknya aku ralat deh kalo cerita ini bakal segera selesai :)
Masih banyak yang belum beres dan aku rasa ini masih bisa dikembangin lagi konflik nya 😀

Terima kasih sudah mampir untuk membaca ya. Terima kasih banyak sudah mendukung karya ku ini.
Jangan lupa untuk Vote,Comment dan Share cerita ini.
Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dalam pengetikan.

Thank you~

Our Broke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang