18

70 10 4
                                    

Setelah Seungjoon dan yang lain nya pulang, Seunghwan duduk dikursi yang berada di samping bed tempat Minhyuk berbaring.

"Kau pulang saja Wendy. Biar aku yang menjaga disini" Ucap Hyoseop.
"Tidak apa-apa. Aku masih kuat untuk diam disini"Balas Seunghwan.

"Tunggu sebentar. Aku harus memanggilmu apa? Paul? Hyoseop-ssi?" Tanya Seunghwan.
"Terserah padamu saja." Jawab paul

"Panggil aku oppa"
Batin hyoseop.

"Oke kalau begitu. Kau bisa kembali bekerja. Aku akan baik-baik saja disini" Seunghwan menatap Hyoseop.
"Aku juga sedang tidak ada pekerjaan. Kebetulan keadaan rumah sakit sedang se.." Belum menyelesaikan ucapan nya tiba-tiba mulut Hyoseop ditutup oleh Minjae.

"Ssttt! Jangan sampai kata-kata keramat itu keluar. Aku sedang ingin bersantai sebentar" Ucap Minjae.
"Oh kau benar. Hampir saja" Hyoseop menyadari sesuatu.
"Kata apa? Kenapa disebut kata keramat?" Seunghwan penasaran.

"Intinya ada mitos jika kata ini diucapkan,maka keadaan akan tiba-tiba kacau. Seperti contoh, kau mengatakan bahwa suasana kali ini damai maka situasi akan berubah menjadi tak karuan." Minjae mencoba menjelaskan.

"Eh tunggu. Kau siapa? Kenapa kau bersama Profesor?" Tanya Minjae.

Seunghwan bangkit dari duduk nya dan memperkenalkan diri.
"Son Seunghwan imnida"

"Ah kau Seunghwan? Jinjja?!" Minjae terlihat terkejut.
"Kau mengenalku?" Seunghwan heran.
"Kau berbeda dengan di foto. Kau sangat cantik" Balas Minjae.
"Darimana kau mendapatkan foto ku?" Tanya Seunghwan.
"Profesor banyak menceritakan tentang dirimu. Dia juga menunjukan foto mu dengan bangga. Bahwa dia memiliki adik yang cantik dan pintar" Jawab Minjae.

Seunghwan terkejut.
Ternyata selama ini kakak nya itu sering membicarakan dirinya kepada orang lain.

Saat mereka asyik mengobrol, tiba-tiba Lee Jiah datang menghampiri mereka.
"Hyoseop-ah, boleh aku berbicara dengan Seunghwan?" Tanya nya.

"Silahkan eomma" Hyoseop mengangguk.

"E-eomma?!" Seunghwan terkejut.

"Ada yang ingin aku katakan. Bisa kita mengobrol hanya berdua?" Lee Jiah menatap Seunghwan.

Seunghwan hanya mengangguk dan mengikuti kemana Lee Jiah pergi.
Ternyata dia diajak ke sebuah cafe diluar rumah sakit.
Jiah memesankan minuman untuk teman mengobrol nya bersama Seunghwan.

"Apa minuman kesukaan mu?" Tanya Lee Jiah.
"Aku pesan ice capucino saja. Tapi aku ingin komposisi kopi nya lebih banyak" Jawab Seunghwan.

Setelah selesai memesan mereka langsung duduk.

Keadaan sangat canggung disana. Kedua nya hanya diam dan saling menatap satu sama lain tanpa bersuara.

"Seunghwan" Lee Jiah memulai percakapan.

"Ya?" Seunghwan menjawab.

"Kau bisa memanggil ku apa saja. ahjumma, imo atau aunty atau apa saja yang kau mau" Ucap Jiah.
"Mungkin aku akan memanggil mu Ahjumma untuk sekarang. Aku belum terbiasa jika harus memanggil Eomma kepada orang yang baru saja aku temui" Balas Seunghwan.
"Baik, terserah padamu saja" Jiah mengangguk.

"Ada apa? Apa yang ingin dibicarakan?" Tanya Seunghwan.

Jiah menatap Seunghwan dan memegang tangan nya.
"Maafkan aku. Aku dan Hyoseop masuk tiba-tiba ke dalam kehidupan kalian. Aku tidak bermaksud menghancurkan hubungan antara kalian dan ayah kalian" Ucap Jiah.

Our Broke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang