"Seunghwan-..."
Hyoseop membeku ketika masuk ke kamar rawat Seunghwan. Pemandangan di hadapan nya itu membuat dirinya terkejut karena jarak antara Seunghwan dan Profesor Song begitu dekat.
Melihat kedatangan Hyoseop,kedua nya langsung menjauh satu sama lain dan menciptakan suasana yang sangat canggung.
"Sejak kapan mereka sedekat ini?" Batin Hyoseop.
"Bagaimana keadaan mu sekarang?" Tanya Hyoseop bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
"Aku merasa jauh lebih baik. Beberapa pekerjaan sudah ku selesaikan. Jadi aku lebih merasa tenang" Jawab Seunghwan."Syukurlah kau sudah lebih baik. Aku pamit pulang lebih dulu."Sahut Profesor Song.
"Terima kasih sudah menjenguk adik ku Prof."Hyoseop membungkukan tubuh nya"Terima kasih Profesor" Seunghwan tersenyum.
Akhirnya Song Kyunsang pergi meninggalkan kamar rawat Seunghwan dengan terburu-buru.
"Aishh apa yang kulakukan tadi! Aku bodoh sekali"Gerutu nya dalam hati."Yak! Sejak kapan kau dekat dengan Profesor Kyunsang" Tanya Hyoseop.
"Aku tidak dekat dengan nya. Tolong jangan berpikir macam-macam Paul" Jawab Seunghwan.Hyoseop terlihat kesal,"Sudah kukatakan jangan memanggil aku Paul. Panggil saja Hyoseop"
Seunghwan menggeleng,
"Jika aku memanggilmu Hyoseop,maka harus ada oppa yang mengiringi panggilan ku pada mu""Kenapa? Kau tidak mau memanggilku oppa?" Hyoseop heran.
"Rasanya menggelikan memanggil mu oppa"Balas Seunghwan."Jika kau tidak sakit sudah ku cubit pipi mu Son Seungwan" Gumam Hyoseop.
"Ah aku baru ingat. Antarkan aku ke ruang kerja Abeoji. Aku ingin bertanya sesuatu" Seunghwan menatap Hyoseop.
"Baiklah. Tunggu sebentar aku akan ambilkan kursi roda" Ucap Hyoseop.Setelah Hyoseop mengambil kursi roda,akhirnya mereka berdua pergi menuju ruang kerja Seungjoon.
Saat lift terbuka,mereka mendengar sebuah keributan di ruang kerja Seungjoon.Hyoseop mengurangi kecepatan langkah kaki nya sambil memperhatikan keadaan.
"Ada apa ini? Itu seperti suara Sejong oppa" Tanya Seunghwan.
"Ayo kita intip" Hyoseop mendorong lagi kursi roda nya mendekati pintu ruang kerja Seungjoon."ABEOJI!!" Sejong berteriak.
Benar,itu adalah suara Sejong yang sedang beradu argumen dengan sang ayah.
"Kau bisa dengan mudah menyetujui project Minhyuk hyung tentang rumah sakit kapal,tapi kenapa ketika aku mengajukan project rumah sakit ku kau seolah mempersulit aku?!!" Sejong meninggikan suara nya.
"Son Sejong!" Seungjoon tak kalah emosi.
"Dengarkan aku baik-baik!! Bukan aku mempersulit dirimu.Tapi rencana yang kau miliki belum matang.Kau terburu-buru karena terobsesi dengan kesuksesan saudara mu bukan?" Seungjoon menatap Sejong.
Sejong mengepalkan tangan nya semakin kuat lalu tersenyum ketir.
"Kau benar,aku terobsesi menjadi sukses karena dua saudara ku sudah melebihi ku""Tapi itu bukan berarti kau harus mempersulitku abeoji!!"
Sejong hendak memecahkan vas yang terletak di meja karena emosi nya sudah memuncak. Ia merasa iri dengan Minhyuk yang sukses dengan project nya. Ditambah Seunghwan kini sudah berada di puncak karir sebagai pebisnis di keluarga Choi. Harga diri Sejong sedikit terluka karena ia merasa tertinggal sendiri.
Sejong berencana meminta bantuan dana dari Seungjoon namun tak kunjung disetujui. Maka dari itu hari ini ia hendak mendesak sang ayah untuk memberikan alasan kenapa ia terus menolak apa yang diajukan Sejong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Broke Family
Fiksi PenggemarMendapatkan rasa kasih sayang dari orang tua adalah sebuah kebahagiaan yang tidak bisa didapatkan dengan harga berapapun. Kasih sayang orang tua adalah hal yang umum didapatkan oleh setiap anak. Namun tidak untuk Seunghwan, Putri bungsu keluarga So...