"Seunghwan-ah, harus ku katakan berapa kali. Kurangi mengkonsumsi kafein. Stop minum kafein. Selama aku disini entah sudah berapa kali aku melihat mu sedang meneguk kopi" Sejong mengomel.
"Kau tahu sendiri bukan, menghilangkan sesuatu hal yang sudah sering dilakukan itu sulit" Seunghwan membela diri.
"Tapi ini merusak tubuh mu! Lihat sekarang?! Kau sakit! Siapa yang dirugikan? Aku? Bukan, tapi dirimu sendiri! Kau tidak bisa melakukan hal yang kau sukai untuk sementara. Kau tidak bisa belajar untuk ujian terakhir mu!" Sejong emosi dan mengeluarkan segala unek-unek yang tertahan dalam pikiran nya.
"Oppa! Aku tahu aku salah. Tapi apakah kau memang harus semarah ini pada ku?!" Seunghwan beranjak dari ranjang nya.
"Aku juga memiliki sesuatu yang tidak bisa aku ungkapkan! Aku punya masalah sendiri yang tidak bisa aku selesaikan! Setidaknya kafein itu bisa menenangkan aku!" Lanjut Seunghwan.
Sejong hanya diam dan menatap adiknya.
Ia sadar bahwa apa yang dia lakukan terlalu berlebihan."S-seunghwan,maafkan aku. Aku terlalu terbawa emosi"
"Aku tidak peduli,pergi dari hadapan ku sekarang juga. Aku ingin sendiri." Ucap Seunghwan.
"Tapi.."
"Oke, jika kau tidak mau pergi dari hadapan ku maka aku yang akan pergi" Seunghwan berniat melepas jarum infus nya namun tertahan oleh Sejong.
"Oke, aku akan pergi. Tidurlah, itu akan membuat mu tenang" Ucap Sejong.Akhirnya Seunghwan sendirian dan hanya melamun.
"Kenapa aku selalu salah? Bahkan hal yang membuat ku bahagia dan tenang itu salah dimata orang lain" gumam nya.
Mungkin karena efek obat yang diberikan, Seunghwan merasakan kantuk yang tidak tertahan. Akhirnya dia memperbaiki posisi nya dan terlelap tidur.
Sejong hanya mengawasi Seunghwan dari balik tirai.
"Sekali lagi aku minta maaf. Aku lupa kau sensitif dan mudah rapuh"Sementara di Yeonsan Medical Center, Minhyuk sedang melakukan konsultasi dengan pasien nya.
Semua berjalan seperti biasa, sampai akhirnya direktur utama Mingi Corporate datang.
"Hallo Minhyuk-ah"
Minhyuk tentu terkejut dengan kedatangan Direktur Min.
Minhyuk lalu beranjak dan membungkukan badan nya menyapa Direktur Min.
"Selamat siang Direktur Min" Minhyuk tersenyum.
"Silahkan duduk"
Mereka berdua akhirnya saling berbicara tentang penyakit yang dialami oleh Direktur Min Woojin. Karena usia nya sudah tidak lagi muda, Min Woojin hoejang-nim itu di berikan perhatian lebih oleh Rumah Sakit.
"Aku berharap kau bisa melakukan segalanya dengan baik Minhyuk-ah" Min Woojin menatap Minhyuk sambil tersenyum.
"Aku akan berusaha keras agar operasi nya lancar" Balas Minhyuk.
"Kalau begitu aku pamit." Min Woojin hoejang-nim beranjak dari duduknya.
"Hoejang-nim, jangan lupa untuk besok sudah berada di rumah sakit pukul 12 siang" Ucap Minhyuk sebelum Min Woojin meninggalkan ruangan.
"Tenang, aku tidak akan lupa." Ucap Min Woojin lalu pergi meninggalkan ruangan praktek Minhyuk."Min Hoejang-nim adalah pasien terakhir hari ini?" Tanya Minhyuk pada asisten nya.
"Iya, kau bisa beristirahat dok. Wajah mu sangat pucat" Ucap asisten nya.
"Wajah ku pucat? Kau serius?" Minhyuk membuka laci dan mengambil cermin kecil lalu berkaca."Wah, pertemuan tadi membuatku gugup sampai wajah ku memucat seperti ini" Minhyuk menggelengkan kepalanya.
Setelah membereskan penampilan nya, Minhyuk pergi menuju ruangan nya. Disana sudah ada Minjae yang menunggu sambil memakan mie cup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Broke Family
FanfictionMendapatkan rasa kasih sayang dari orang tua adalah sebuah kebahagiaan yang tidak bisa didapatkan dengan harga berapapun. Kasih sayang orang tua adalah hal yang umum didapatkan oleh setiap anak. Namun tidak untuk Seunghwan, Putri bungsu keluarga So...