28

43 7 3
                                    

Hari itu juga Seunghwan langsung mengemas barang-barangnya dan mulai memasukan paspor serta visa nya ke dalam tas.

"Hey, kau akan kemana?" Tanya Hyoseop
"Aku akan pulang" Jawab Seunghwan.
"Maksud mu? Kau ada di rumah sekarang" Balas Hyoseop.
"Rumah ku ada di Canada" Seunghwan menatap Hyoseop.
"Kau akan ke Canada?! Hari ini?" Hyoseop terkejut

Seunghwan mengangguk.
"Tentu saja. Aku ingin segera membereskan semua dokumen kelulusan ku"

"Ah ternyata." Balas Hyoseop.
"Tapi aku tidak akan pulang kembali ke Seoul" Ujar Seunghwan.

Lagi dan lagi Hyoseop terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Seunghwan.
"Kau akan menetap disana?"

"Tidak. Aku akan pergi ke keluarga ibu ku di Paris" Balas Seunghwan.
"Tapi bagaimana dengan keluarga mu disini? Bukankah hubungan mu dengan ayah mu sudah membaik?" Tanya Hyoseop.
"Tentu saja sudah membaik." Seunghwan mengangguk.

"Lalu bagaimana dengan kedua kakak laki-laki mu disini?" Tanya Hyoseop lagi.
"Aku tidak peduli" Jawab Seunghwan.

"Ah, kau bisa mengantar ku ke airport? Aku malas naik bus" Ucap Seunghwan.

Hyoseop mengangguk.
"Aku akan mengantar mu. Aku juga akan ke Rumah Sakit nanti"

"Terima kasih Paul" Seunghwan tersenyum menatap Hyoseop.
"Sama-sama Wendy" Balas Hyoseop.

Saat sudah siap dengan koper nya, Seunghwan segera melangkahkan kakinya untuk pergi.
Saat sampai di pintu depan, Seunghwan bertemu dengan Sejong.

"Yak! Kau akan pergi kemana Seunghwan-ah?" Sejong menahan tangan Seunghwan.

Seunghwan hanya menatapnya lalu menepis tangan Sejong yang memegang nya.

"Itu bukan urusan mu" Balas Seunghwan.

Seunghwan langsung masuk ke mobil lalu disusul oleh Hyoseop.

Sejong hanya bisa menatap adiknya pergi dengan orang lain.
Terbesit sebuah ingatan bagaimana dulu ia mengantarkan kemana pun Seunghwan pergi. Namun tidak untuk sekarang.
Bahkan adiknya itu enggan untuk disentuh oleh kakaknya.

"Maafkan aku Seunghwan-ah"  Batin Sejong.

Sementara diperjalanan, Seunghwan hanya menatap ke arah luar tanpa mengatakan apapun.
Hyoseop berinisiatif untuk membuka topik pembicaraan namun ragu.

Akhirnya Hyoseop memanggil Seunghwan pelan agar suasananya tidak canggung.

"Seunghwan" Panggil Hyoseop.

"Ya?" Seunghwan menengok.
"Kau baik-baik saja? " Tanya Hyoseop.
"Aku baik-baik saja" Seunghwan menganggukan kepalanya.

"Kau yakin?" Tanya Hyoseop lagi.
"Aku sangat yakin dengan keadaan ku Paul" Balas Seunghwan.
"Kau akan seterusnya memanggilku Paul?" Hyoseop penasaran.

"Tentu saja. Aku menyukai nama itu" Ucap Seunghwan.
"Kalau begitu aku boleh memanggilmu Wendy alih-alih Seunghwan?" balas Hyoseop.
"Silahkan, aku tidak akan melarang mu" Seunghwan setuju.

Tak terasa akhirnya mereka sampai di bandara dan Hyoseop membantu Seunghwan mengeluarkan kopernya.

"Jaga dirimu baik-baik. Jika ada sesuatu langsung hubungi aku" Ucap Hyoseop.

"Aku mengerti. Terima kasih banyak Paul. Aku merasa sedikit tenang ada kau disisiku" Balas Seunghwan.

"Maaf jika sedikit lancang, tapi bolehkah aku memeluk mu?" Tanya Hyoseop.
"Tentu saja" Seunghwan langsung merentangkan kedua tangan nya.

Hyoseop langsung memeluk Seunghwan dengan erat sambil mengelus lembut rambut Seunghwan.

"Kau mengingatkan aku kepada adik perempuan ku" Ucap Hyoseop.
"Ternyata kau juga memiliki adik perempuan" Seunghwan sedikit terkejut.
"Tapi sekarang dia sudah tidak ada di dunia ini" Balas Hyoseop.
"Oh aku minta maaf, aku tidak tahu" Seunghwan mengelus punggung Hyoseop.
"Tidak apa-apa. Sekarang aku kembali memiliki adik perempuan lagi. Meskipun terkadang menyebalkan, tapi aku mulai menyayangi nya." Ucap Hyoseop.

Seunghwan langsung melepaskan pelukannya lalu menatap Hyoseop.
"Aku? Menyebalkan?!"

"Tidak, aku tidak mengatakan itu" Hyoseop menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.
"Kau yang menyebalkan!" Seunghwan kesal lalu menarik koper nya dan segera masuk ke bandara.

"Jangan lupa beri kabar jika sudah sampai!" Hyoseop berteriak.
"Ya!" Balas Seunghwan.

Akhirnya Seunghwan hilang menyatu dengan kerumunan orang yang berada di bandara.
Hyoseop langsung berbalik menuju Rumah sakit.
Namun saat akan masuk ke mobil tiba-tiba tangan Hyoseop ditahan oleh seseorang.

"Sejong Sunbae-nim?!" Hyoseop terkejut

"Apa yang akan dilakukan oleh Seunghwan? Katakan padaku!!" Tanya Sejong.
"Dia hanya akan mengurus kelulusan nya saja di Canada" Jawab Hyoseop.
"Jawab dengan jujur Ahn Hyoseop. Aku yakin Seunghwan banyak mengatakan sesuatu kepadamu" Sejong menatap Hyoseop.

"Meskipun dia banyak menceritakan berbagai hal kepadaku, aku tidak berhak untuk memberitahu cerita itu kepada orang lain" Ucap Hyoseop.
"Aku bukan orang lain! Aku adalah kakak kandung nya! Justru kau lah orang lain yang tiba-tiba hadir dikeluarga ku!" Balas Sejong.

Hyoseop sedikit terkekeh mendengar ucapan Sejong.
"Tapi kenapa dia lebih mempercayai orang lain yang baru saja datang dalam kehidupannya untuk menyimpan dan mendengar cerita yang dia alami?"

"Kau kurang ajar!" Sejong berniat untuk memukul Hyoseop saat itu juga namun tertahan karena mendengar ucapan Hyoseop yang dibisikan tepat ditelinga Sejong.

"Silahkan pukul aku di tempat umum lalu reputasi mu akan memburuk"

Setelah mengucapkan itu, Hyoseop langsung pergi meninggalkan Sejong.

Sejong masih mengepalkan tangannya dengan emosi yang masih memuncak.
Ia mengusap wajahnya kasar lalu masuk ke dalam mobil dan menunduk merenungkan semua yang terjadi.

"ARGHH!!" Sejong semakin emosi dan memukul stir mobil nya.

Saat itu juga Sejong langsung menyusul pergi ke rumah sakit.
Setelah sampai, Sejong buru-buru mencari Minhyuk untuk memberitahu bahwa Seunghwan sudah meninggalkan rumah dan pergi kembali ke Canada.

"Kau melihat Profesor Minhyuk?" Tanya Sejong kepada Minjae.
"Ada diruangan nya" Jawab Minjae.
"Terima kasih" Balas Sejong.

Sejong sedikit berlari ke ruangan Minhyuk dan tanpa mengetuk pintu ia langsung membuka pintu ruangan Minhyuk.

Terlihat disana ada Minhyuk sedang mengobrol dengan beberapa profesor yang berada di Yeonsan.

"Oopps! Aku minta maaf" Sejong menutup kembali pintunya.

Namun karena penasaran, Minhyuk meminta waktu sebentar untuk menemui Sejong.

"Son Sejong, ada apa?" Minhyuk memanggil Sejong.

"Kurasa Seunghwan benar-benar serius dengan ucapannya. Dia akan mengambil warisan Jooin eomma" Ucap Sejong.
"Itu terserah dia. Aku tidak yakin dia bisa melanjutkan bisnis Jooin eomma. Itu bukan bisnis kecil. Aku hanya khawatir dia akan menghancurkan bisnis keluarga Choi" Balas Minhyuk.
"Wah, ternyata kau meremehkan Seunghwan" Sejong menatap Minhyuk.
"Tapi itu fakta. Hanya aku yang paling berkompeten diantara kalian." Minhyuk terkekeh.

Emosi Sejong hampir saja terpancing mendengar ucapan Minhyuk.
Karena Sejong sedang tidak ingin ribut, akhirnya ia memilih untuk pergi meninggalkan Minhyuk dan segera bekerja.

"Kenapa aku bisa berbaikan dengan dia ya? Sifat buruknya membuat orang lain tidak nyaman berada lama didekat nya" Gumam Sejong.

TBC

Hai!
Kembali lagi dengan chapter baru~
Terima kasih udah mampir baca ya, mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dalam pengetikan.
Jangan lupa untuk Vote, Comment dan Share cerita ini ya.
Thank you~

Our Broke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang